Mohon tunggu...
Andika Nugraha
Andika Nugraha Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

pelajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Biji Semangka

19 November 2022   21:36 Diperbarui: 19 November 2022   21:43 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Biji Semangka 

Di sebuah desa kecil di pedalaman hiduplah seorang pemuda yang bernama Lana. Ia hidup bersama dua orang tua nya di sebuah gubuk kecil yang tersusun oleh bagian-bagian dari tumbuhan yang mereka kumpulkan dari daerah sekitar. 

Sudah beberapa generasi dari keluarga hidup di daerah tersebut dengan keadaan yang kurang baik, mereka tidak memiliki banyak uang, dan juga tidak sanggup untuk berpindah ke daerah lain dikarenakan cuaca di desa mereka yang sangat menyulitkan.

Lana yang sudah muak hidup dengan kondisi mereka, pada suatu hari memutuskan untuk mencoba pergi dari desa  dan mencari penyelamat untuk keluarga mereka. Lana tidak memiliki rencana ataupun rute perjalanan tetapi ia mengusulkan kepada kedua orang tuanya bahwa ia ingin pergi keluar, beranggapan bahwa ia akan bertemu dengan sebuah keajaiban di tengah perjalanannya. 

Lana tau bahwa benda-benda yang dimiliki oleh keluarganya tidak akan cukup untuk membekali perjalanan lebih dari satu orang.

Ayah lana merupakan orang yang penakut dan mudah cemas, pada awalnya Ayah Lana tidak mengizinkan lana untuk pergi keluar dari desa mereka, ia berpendapat bahwa perjalanan yang akan Lana tempuh terlalu berbahaya dan Lana tidak memiliki tujuan yang jelas dalam perjalanannya. 

Kebalikan dengan ayahnya, Ibu Lana pada akhirnya menyetujui permintaan Lana. Di keadaan yang tidak memperlihatkan banyak harapan Ibu lana hanya bisa bertaruh pada anaknya. 

Setelah perbincangan yang panjang Lana pada akhirnya mendapatkan restu dari kedua orang tuanya. Ia menyiapkan beberapa perlengkapan dan ia berangkat menuju Barat pada pagi hari. Lana berjalan kaki menembus hutan dan semak belukar yang sangat tebal selama beberapa jam sebelum ia mulai melihat ujung dari hutan. 

Setelah melawan beberapa hewan-hewan kecil yang mengganggu perjalanannya ia pun sampai di perbatasan hutan dengan sebuah kota kecil di luarnya. 

Menuju kota tersebut, Lana berencana untuk mencari tempat untuk beristirahat dan menetap pada malam hari itu tetap di dalam perjalanannya ia bertemu dengan seorang kakek yang mengenakan jubah hitam di pinggir jalan. 

Kakek tersebut memanggil nama Lana dan tanpa penjelasan ia menawarkan Lana sebuah hadiah yang bisa menyelamatkan keluarganya jika Lana bisa menyelesaikan permintaan dari nya.

Lana yang pada awalnya kebingungan tetapi ia menyetujui permintaan kakek itu dengan harapan bahwa hadiah yang akan dia terima dapat menyelamatkan keluarganya. Tidak lama kemudian kakek tersebut meminta Lana untuk mebawakannya "bunga" dan "pelangi".  Lana yang tidak terlalu mengerti pergi ke rerumputan terdekat yang ia lihat dengan semangat. 

Setelah beberapa waktu mencari ia menyadari bahwa bunga yang berada di rerumputan tidak ada yang memiliki lebih dari satu warna. Setelah mendalami perkataan kakek ia menyadari bahwa yang diminta bukanlah bunga yang berwarna warna-warni melainkan kumpulan dari beberapa bunga yang warnanya akan membentuk pelangi. 

Setelah membawakan kumpulan bunga itu Lana dihadiahi sekumpulan biji tanaman yang tidak lama kemudian ia tanami di tanah kosong di daerah yang sepi. Lana pun berisitirahat dan kembali lagi keesokan hari nya. Tanah yang awalnya tidak berisi itu dipenuhi dengan rambatan tumbuhan semangka dan buah-buah. 

Setelah melihat keberhasilanny ini Lana memutuskan untuk menetap sebagai pedagang buah dan tentu saja setelah beberapa waktu bisnis Lana membuahkan hasil yang sangat baik dan pada akhirnya Lana mengumpulkan cukup banyak uang dan peralatan untuk dapat membawa keluarganya berpindah ke kota di daerah Barat tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun