Mohon tunggu...
andika heri wibowo
andika heri wibowo Mohon Tunggu... Guru - GURU

Saya seorang guru SMK di salah satu sekolah swasta SMK di kabupaten kudus. saya menekuni bidang CNC atau manufacturing, yang berkaitan dengan programming dan machining.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peran SMK dalam Meningkatkan Indeks Inovasi

10 Juni 2023   09:12 Diperbarui: 10 Juni 2023   09:18 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Innovation Index Indonesia, berdasarkan laporan indeks inovasi global 2022 yang dirilis World Intelectual  Property Organization (WIPO), Indonesia meraih skor 27,90 dan menempati peringkat 75 dari 132 negara. Meskipun berhasil naik 12 peringkat dari tahun 2021, posisi ini sedikit banyak menggambarkan tingkat inovasi yang ada dalam negara Indonesia. Data tersebut saya kutip dari detik edu yang diupload pada 2 maret 2022. Kemudian saya menyoroti posisi Indonesia dibandingkan dengan negara-negara tetangga ASEAN. Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir berada di bawah peringkat Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina. 

Pakar studi komparatif dan ekonomi politik internasional dari Amerika Serikat, Mark Zachary Taylor, menyimpulkan bahwa tingkat inovasi suatu bangsa antara lain ditentukan oleh faktor kegagalan pasar, intervensi kebijakan pemerintah dan kelembagaan, jejaring sosial global, serta faktor ketidakamanan kreatif (creative insecurity).

Berdasarkan data pengeluaran untuk riset dan pengembangan dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO), investasi perusahaan Indonesia untuk riset dan pengembangan sebesar 0,02% dari PDB, terendah dibandingkan Singapura 1,26%, Malaysia 0,59%, Thailand 0,27%, Vietnam 0,21% dan Filipina 0,04%.

Rendahnya investasi perusahaan Indonesia di bidang riset dan pengembangan mengindikasikan faktor kegagalan pasar berkontribusi terhadap rendahnya inovasi di Indonesia.

Kegagalan pasar terjadi ketika perusahaan tidak berminat atau tidak mampu melakukan investasi di bidang riset dan pengembangan, karena hasil inovasi dengan mudah dapat ditiru oleh perusahaan lain. Selain itu, minimnya kemampuan dalam menyediakan sumber daya (talenta, finansial, peralatan, pengetahuan dan teknologi) yang dibutuhkan dalam berinovasi juga menjadi ganjalan bagi perusahaan.

Inovasi juga mahal dan berisiko tinggi. Oleh sebab itu, perusahaan cenderung memilih kegiatan bisnis dengan risiko lebih rendah seperti misalnya lisensi, perakitan, keagenan, dan pemasaran produk barang maupun jasa dari luar negeri.

Sementara itu, inovasi produk barang dan jasa luar negeri yang dipasarkan terus mengalami inovasi di negara asalnya. Akibatnya, perusahaan dalam negeri semakin jauh tertinggal untuk dapat menghasilkan produk yang setingkat.

Ketika terjadi kegagalan pasar, biasanya pemerintah melakukan intervensi kebijakan dan kelembagaan. Dalam hal ini, masalah yang dihadapi Indonesia adalah lemahnya penegakan hukum terhadap hak kekayaan intelektual, rendahnya anggaran riset, rendahnya kualitas pendidikan, belum berkembangnya universitas riset, dan kurang mendukungnya kebijakan perdagangan luar negeri.

Tanpa adanya alasan yang kuat mengapa suatu bangsa perlu melakukan inovasi, maka intervensi pemerintah dalam bentuk kebijakan dan kelembagaan hanya akan berujung pada salah kelola dan misalokasi sumberdaya. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo sempat mempertanyakan penelitian yang dilakukan kementerian dan lembaga yang menghabiskan anggaran Rp 24,7 triliun.

Selain faktor kegagalan pasar dan intervensi pemerintah, kisah sukses suatu bangsa dalam melakukan inovasi juga ditentukan oleh peran jejaring sosial global yang memberikan akses terhadap tenaga peneliti, pengetahuan, teknologi, peralatan dan dana untuk melakukan riset, dan pengembangan sponsor dari yayasan filantropi global.

Studi menunjukkan bahwa keterlibatan akademisi dan peneliti Indonesia pada jejaring sosial global masih rendah dan terisolasi di dalam lembaga tempat mereka mengajar dan meneliti.

Hal ini terjadi karena akademisi Indonesia memiliki mobilitas yang rendah dan kurang berinteraksi dengan sejawat akademisi global. Akibat kurangnya pemanfaatan jejaring sosial global, inovasi di Indonesia tidak berkembang dan bahkan jauh tertinggal dibanding bangsa lain di lingkungan ASEAN.

Sebagai seorang pendidik khususnya guru pendidikan di sekolah vokasi, saya melihat industri manufaktur pada negara-negara maju seperti Amerika, Jerman, Jepang, Korea, dan negara-negara Eropa lainnya menggunakan teknologi sistem otomasi yang begitu masih. Hampir di setiap perusahaan sudah menggunakan sistem otomasi yang dikontrol dengan beberapa program PLC dan robotika. Kita mengenal bagaimana Jepang dengan industri manufaktur otomotifnya dengan pasar otomotif yang begitu mendominasi dunia. Bagitu juga dengan Jerman dengan branded mobil-mobil mewah dan mahal yang mendominasi pasar otomotif global. Itu semua tidak akan sukses sebesar itu ketika di dalam industrinya tidak menggunakan teknologi sistem otomasi yang canggih. 

Sebagai seorang pendidik jurusan teknik mesin, saya mengamati perkembangan sistem otomasi yang diajarkan di sekolah-sekolah SMK belum sepenuhnya membuat produk-produk inovasi. Padahal di jurusan teknik mesin ada Mesin CNC yang bisa digunakan untuk membuat produk-produk yang dalam kehidupan sehari-hari sudah kita lihat. Potensi ini perlu diberikan motivasi kepada para pendidik dan para siswa siswa SMK khususnya jurusan teknik mesin. 

Mereka bisa membuat suatu produk secara mandiri maupun berkelompok. Produk yang mereka buat bisa menjadi karya inovasi berupa teknologi tepat guna, rancang bangun, komponen-komponen tertentu, dan sebagainya. Ada peluang usaha yang bisa mereka pasarkan pada aplikasi market place sebagai wadah untuk mereka gunakan dalam mengenalkan produk mereka. 

Contoh kecil saja, mur dan baut yang mereka buat saat praktik bisa mereka posting di aplikasi tokopedia, shopee, dll. Tidak lupa setelah produk yang mereka buat, dapat dipublikasikan dan dapat dipatenkan sehingga menambah kekayaan inovasi yang dimiliki negara kita. 

Saya mengajak kepada rekan-rekan guru vokasi dan para siswa smk di seluruh Indonesia untuk memanfaatkan secara maksimal fasilitas praktik di sekolah yang digunakan. mari kita maksimalkan segala sumber daya yang ada di SMK untuk mendukung pengembangan karya-karya inovasi di negara kita. Sebagaimana semboyan pemerintah bahwasanya SMK Bisa, SMK hebat, memang benar-benar bisa dan hebat sebagai bentuk kita mencintai tanah air di era saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun