- Misalnya, dalam proyek pembangunan gedung, alokasi anggaran dapat dibagi sebagai berikut: 40% untuk biaya konstruksi, 30% untuk peralatan, 20% untuk tenaga kerja, dan 10% untuk biaya tak terduga. Dengan cara ini, manajer proyek dapat mengontrol pengeluaran dan memastikan bahwa semua aspek proyek berjalan sesuai rencana.
3. Analisis Kelayakan Proyek: Untuk memastikan bahwa proyek yang direncanakan layak secara finansial, ada beberapa metode analisis yang dapat digunakan, di antaranya:
Â
- Net Present Value (NPV): NPV adalah alat analisis yang digunakan untuk mengevaluasi kelayakan suatu proyek atau investasi dengan menghitung selisih antara nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan dan biaya awal investasi. NPV memberikan gambaran apakah proyek tersebut berpotensi menghasilkan keuntungan atau tidak.
Â
- NPV Positif: Jika NPV bernilai positif, itu berarti bahwa nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan lebih besar daripada biaya awal investasi. Ini menunjukkan bahwa proyek tersebut menguntungkan dan layak untuk dilanjutkan.
- NPV Negatif: Sebaliknya, jika NPV bernilai negatif, maka proyek tersebut diperkirakan akan merugi, sehingga sebaiknya tidak dilanjutkan.
- Contoh:
Â
Misalnya, sebuah perusahaan berencana untuk berinvestasi sebesar Rp500 juta dalam sebuah proyek yang diperkirakan akan menghasilkan arus kas sebesar Rp150 juta per tahun selama 5 tahun dengan tingkat diskonto 10%. Dengan menggunakan rumus NPV, kita dapat menghitung nilai sekarang dari arus kas dan membandingkannya dengan biaya investasi awal. Jika hasil perhitungan menunjukkan NPV positif, maka proyek tersebut dianggap menguntungkan.
- Payback Period: Waktu Pengembalian Modal atau Payback Period adalah periode yang diperlukan untuk mendapatkan kembali investasi awal dari suatu proyek melalui arus kas yang dihasilkan. Ini merupakan metrik penting dalam pengambilan keputusan investasi karena memberikan gambaran tentang seberapa cepat investor dapat mengharapkan untuk mendapatkan kembali uang yang telah diinvestasikan.