Mohon tunggu...
Andika Arief Rachman S
Andika Arief Rachman S Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

otomotif,media kreatif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Keunikan Media dan Kreatif pada Daya Tarik Audiens

3 Juli 2023   11:52 Diperbarui: 3 Juli 2023   11:58 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Pixabay.com

-Dalam penggunaan media dan kreatif pada iklan saat ini, penting bagi pemasar untuk terus mengikuti tren dan inovasi terbaru. Memahami perilaku konsumen, mengadaptasi teknologi terkini, dan menciptakan konten yang relevan dan menarik adalah kunci kesuksesan dalam memanfaatkan potensi penuh media dan kreatif dalam iklan.

Kreativitas sering dijelaskan sebagai sebuah istilah suatu "pemikiran kreatif', "kemampuan", "pemecahan masalah", "imaginasi", atau "inovasi". (Stemberg and Davidson, 1995). Dibutuhkan banyak sekali aspek "sesuatu yang baru" atau "originalitas". Sebagai contoh kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu "hal yang baru" dan tidak terduga (Stemberg and Lubart, 1999). Originalitas memang dibutuhkan didalam suatu konsep kreativitas namun hal itu belum cukup sebab dibutuhkan juga suatu "nilai" dimana hal tersebut harus "tepat (bermanfaat, dapat diterapkan dalam suatu keadaan yang sulit)"

(Stemberg and Lubart, 1999). Selain itu kombinasi dari "hal yang baru" dan "tepat" atau "bermanfaat" akan lebih baik lagi apabila dapat dikombinasikan dengan penerimaan yang luas dimasyarakat (Gruber and Wallace, 1999).

Kreatifitas iklan adalah how to say-nya sebuah pesan periklanan atau cara yang dilakukan untuk mengkomunikasikan pesan iklan (what to say) kepada audiens. Prinsip pertama kreatifitas dalam sebuah iklan adalah bahwa kreatifitas tidak menciptakan sesuatu dari yang tidak ada. Kreatifitas membuka, memilih, kemudian mengatur kembali, menggabungkan, menghasilkan fakta, keahlian dan ide yang sudah ada sebelumnya. Dalam arti lain bahwa kreatifitas adalah penggabungan ide-ide yang telah ada untuk menciptakan sesuatu yang baru (Roman, Maas & Nisenholtz, 2005).

Menciptakan iklan yang kreatif tidaklah mudah, karena karya iklan merupakan hasil kolaborasi antara penulis naskah dengan pengarah seni atau antara agen dan klien (Roman, Maas & Nisenholtz, 2005). Oleh karena itu pada tahap brainstorming (pencarian ide yang bebas) dalam sebuah kelompok semua ide ditampung untuk kemudian dinilai ulang. Biasanya saat brainstorming tim kreatif menggunakan strategi tertentu dalam eksekusi kreatif. Strategi tersebut dengan cara melantur, lanturan disengaja untuk tujuan tertentu dengan tetap menjaga relevansinya, maksudnya adalah melantur sejauh-jauhnya namun merelevansikan sedekat-dekatnya (Hakim, 2005). reativitas iklan telah menjadi perhatian beberapa peneliti. Iklan yang kreatif akan menarik perhatian orang yang melihatnya. Iklan yang kreatif adalah iklan yang dianggap original atau asli tidak meniru orang lain, iklan yang mencengangkan, tidak terduga, tidak disangka-sangka, penuh arti dan mempengaruhi emosi. Iklan yang kreatif membuat audience memperhatikan iklan tersebut hingga detail dan rinci (Handoko, 2006).

(sumber : https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2334/3/T1_362007008_BAB%20II.pdf)

Di Indonesia saat ini,kita bisa menjumpai beberapa keunikan yang sering ditemukan dalam iklan. Berikut adalah beberapa contoh keunikan yang ada pada iklan di Indonesia

1. Iklan dengan nada humor: Banyak iklan di Indonesia menggunakan humor sebagai elemen utama. Contohnya adalah iklan-iklan produk makanan atau minuman yang sering menggunakan humor sebagai cara untuk menarik perhatian dan menghibur penonton.

Sumber : https://www.kompasiana.com/edyanexcited/644ddc654addee1e2e1e6a32/iklan-lucu-strategi-pemasaran-atau-hanya-gimmick

2. Iklan dengan menggunakan bahasa daerah: Di Indonesia, terdapat beragam suku, budaya, dan bahasa daerah. Beberapa iklan menggunakan bahasa daerah sebagai cara untuk menarik perhatian target pasar yang berada di daerah tersebut. Contohnya adalah iklan-iklan rokok yang menggunakan bahasa Jawa atau iklan produk makanan yang menggunakan bahasa Sunda.

3. Iklan dengan gaya cerita lokal: Beberapa iklan di Indonesia menggunakan cerita-cerita lokal atau folklore sebagai elemen penceritaan. Hal ini dapat menggambarkan budaya dan tradisi Indonesia dalam iklan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun