Protes jilbab, yang dimulai oleh generasi muda terdidik, menjadi simbol perlawanan terhadap sistem yang tidak adil. Dengan pengetahuan tentang hukum dan hak asasi manusia, mereka menuntut kebebasan yang selama ini direnggut dari mereka.
Dari semua contoh ini, satu hal yang jelas: pendidikan memiliki potensi luar biasa untuk menciptakan perubahan. Ia bukan hanya soal memperoleh gelar atau pekerjaan, tetapi juga soal memahami dunia dan berani menantang ketidakadilan. Pendidikan menciptakan ruang untuk bertanya, berpikir kritis, dan membangun solusi.Â
Ketika masyarakat terdidik, mereka tidak lagi menjadi objek kekuasaan, tetapi menjadi subjek yang mampu menentukan arah hidupnya sendiri. Pendidikan, jika diarahkan dengan benar, adalah alat pembebasan yang tidak bisa dihentikan oleh kekuasaan mana pun.
Bagi Indonesia, pendidikan masih menjadi harapan besar. Meski tantangan seperti ketimpangan akses dan politisasi kurikulum masih ada, potensi pendidikan untuk membentuk generasi kritis tidak boleh diabaikan.Â
Bayangkan jika setiap anak di Indonesia memiliki kesempatan untuk belajar dengan bebas dan berpikir kritis. Mereka akan tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga peduli terhadap keadilan.Â
Dengan pendidikan yang benar-benar membebaskan, Indonesia bisa menjadi bangsa yang lebih adil, kuat, dan bermartabat. Harapannya, pendidikan tidak lagi dilihat sebagai formalitas, tetapi sebagai kunci untuk membuka pintu masa depan yang lebih cerah bagi seluruh rakyat Indonesia.Â
(Andika Syahputra - Mahasiswa UNDIKSHA)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI