"Impossible lah kalau tidak ada uang akan menang. Ini zamannya transaksional, ada uang ada suara," demikian ungkapannya.
Bahkan, dirinya memberi saran kepada caleg dukungannya untuk menyerang habis-habisan atau menyerah dari sekarang. Maksud dia, ketika caleg bermodal besar tidak bisa ditundukkan dengan uang bermodal sedikit, maka ambil keputusan apakah hanya akan menjadi pentonton atau pemeran.
Dua prinsip yang diusung, memang berbeda dan bertolak belakang. Satu, ingin mendobrak kejayaan transaksional. Kedua, mengikuti budaya transaksional.
Jawabannya, 9 April 2014 ketika hari pencoblosan tiba. Siapa yang terpilih, dan dari jalur mana mereka berjuang, harapannya mereka benar-benar menjadi wakil rakyat, wakil rakyat yang memperhatikan rakyat bukan memalingkan muka pada rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H