Perbincangan tentang dua calon presiden, Prabowo Subianto vs Joko Widodo memang tiada habisnya. Di warung kopi tempat para rakyat jelata berkumpulpun tak lepas dari perbincangan dua sosok tokoh yang akan bertarung pada Pilpres 9 Juli mendatang.
Memang, tak semuanya pembicaraan mengenai dua kandidat tersebut tak selalu baik, black campaign pun seolah menjadi bumbu sedap untuk saling menjatuhkan gacoannya masing-masing.
Namun demikian, itu masih bisa dimaklumi. Tapi kalau mengajak rakyat untuk GOLPUT, itu yang tidak bisa dimaklumi dan dihapami. Demikian pemikiranku.
SIANG ITU perutku mulai lapar. Pagi yang tak menemukan makanan, membuatku harus bertahan dari derasnya cobaan perut. Namun semakin lama ditahan, tak tahan juga. Aku pun berangkat keluar rumah menuju tempat peraduan perut terakhir, warung alakadar di sekitaran kampus swasta di Palembang.
Menunya emmm,,,,, Kuah mie-nya begitu menggoda. (Maaf, belum bisa hidup sehat :D). Singkat tulisan, setelah selesai makan siang akupun mulai tak nyaman dengan pembicaraan seseorang mengenai pandangan capres saat ini.
Cukup lama benar orang tersebut menceritakan pandangannya terhadap dua calon presiden ini. Hingga akhirnya aku pun tak tahan dan menarikan jari-jariku untuk mengetiknya. Menurut dia, sepanjang pemahamanku menyimak pria itu bercerita kepada seseorang lainnya, dua calon presiden saat ini memiliki kecacatan yang tidak sepantasnya dia pilih.
Oleh sebab itupun, dia memilih untuk mencoblos kedua-duanya dengan kata lain GOLPUT. Sungguh aku menyesalkan sikap orang tersebut terhadap pesta demokrasi nanti. Namun apapun demikian, itulah keputusannya.
Tapi yang aku sesalkan, menurut pemahamanku juga orang tersebut mengarahkan ke lawan bicaranya untuk tidak memilih dua calon presiden saat ini. Itu yang tidak saya setujui dan membuatku untuk menulis cerita ini.
Kenapa? Menurut ku, BLACK CAMPAIGN saja walaupun tidak diperkenankan dalam kampanye masih dilakukan dan menjadi senjata ampuh untuk meraih simpati masyarakat.
Ambil positifnya, Black Campaign merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk mendapatkan kemenangan dengan cara salah. Itu artinya, ia tidak mungkin akan GOLPUT dalam pesta demokrasi nanti. Artinya lagi, orang yang melakukan Black Campaign berusaha sekuat-kuatnya untuk mengarahkan masyarakat memilih calon tertentu. Walaupun caranya salah.
Tapi bila mengajak GOLPUT, mau jadi apa negeri ini? Ini lah orang-orang yang seharusnya tidak berhak mendapatkan jatah pesta demokrasi, mendapatkan jatah kemenangan atau sekedar ikut berpesta ketika seorang kandidat menang.
Harusnya, sebagai rakyat yang ingin perubahan, ajaklah mereka yang tidak ingin memilih. Berikan pemahaman dan pengertian mengenai memilih pemimpin. Apapun mengenai pemimpin dan sepengetahuanmu mengenai pemimpin, berikanlah pandangan untuk tetap memilih. Jangan malah mempengaruhi orang untuk tidak memilih. Itu namanya KEJAM!!!!
Satu hal lagi, sering mendengar perkataan seperti ini "Siapapun yang menang nanti, gak ada untungnya juga buat saya". Ini juga menurutku pemikiran goblok, salah!!!.
Artinya, kalau memiliki pemikiran seperti itu, ada kecenderungan untuk tidak memilih. Ada kecenderungan lagi untuk tidak peduli dengan pesta demokrasi. Yang penting lagi, anda tidak mau menentukan nasib masa depan bangsa ini. Jika peduli, harusnya anda setidaknya menyebarkan background capres tertentu (itu hal terkecil yang bisa dilakukan dalam berperan dalam pesta demokrasi).
Soal pilihan, biarlah mereka sendiri yang menentukan.
Jadi,,, Sebagai rakyat yang peduli, ayo memilih. Jangan GOLPUT. Nasib bangsa ada di tangan-tanganmu sebagai yang berhak untuk mencoblos.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H