Mohon tunggu...
Andi Hermawan
Andi Hermawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa fakultas ekonomi, penjual buku dan biasa menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bunga Belum Tentu Berarti Kembang dan Palu Belum Berarti Perkakas

22 Agustus 2022   11:12 Diperbarui: 22 Agustus 2022   11:16 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.tribunnews.com/

Semua terpusat di Jawa atau Jakarta sehingga yayasan serupa tidak bisa terhindar dari keikutsertaan dalam intrik-intrik politik negara yang kadang ngawur dan mulai jauh dari niat awal para pendirinya. 

Memang benar, masuknya Islam pertama di lembah Palu tidak dibawa oleh Guru Tua (Al-Habib Idrus bin Salim Al-Jufri) pendiri Alkhairaat. Namun, kehadiran Guru Tua menebar virus pentingnya belajar bagi masyarakat sampai ke pelosok, dibuktikan dengan banyaknya madrasah dan sekolah yang didirikan, mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi sampai saat ini.

#Sejarah Panjang Kebencanaan

https://www.tribunnews.com/
https://www.tribunnews.com/
Mungkin sejak kejadian 28 September 2018, Palu mulai di kenal bukan hanya Indonesia tapi juga dunia. Bencana gempa, tsunami dan likuifaksi yang terjadi bersamaan ini banyak menelan korban jiwa. 

Namun, ternyata masih banyak juga yang belum tahu bahkan orang Palu itu sendiri, kalau sebenarnya tempat yang saya dan mereka tinggali ini adalah kawasan rawan bencana. 

Seperti sesar Palu Koro yang membelah pulau Sulawesi, jalur sesar pemicu gempa ini tepat membelah teluk Palu hingga hingga ke lembah Bone, Sulawesi Selatan. 

Tercatat, teluk Palu satu-satunya teluk di dunia yang disapu tsunami hanya dalam kurun waktu 91 tahun sebanyak tiga kali pada 1 Desember 1927, 23 Agustus 1998, dan 28 September 2018. 

Bahkan jika jauh mundur kebelakang, pada 1907 Palu juga pernah dilanda gempa dan tsunami. Itu mengapa beberapa titik di kota ini dinamai sesuai kejadian atau ada sangkut-pautnya dengan bencana dalam bahasa Kaili.

Sebenarnya masih banyak yang ingin saya sampaikan tapi tidak habis kalau hanya dalam bentuk tulisan, makanya untuk para pembaca baiknya kunjungi langsung Kota Palu. Dan ingat, kalau butuh kawan jalan, langsung saja hubungi saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun