Sebagai lumbung Ilmu, masjid adalah sarana strategis untuk mengedukasi jamaahnya bagaimana menangani dan mencegah covid menyebar.
Speaker masjid adalah corong edukasi. Tempat mensosialisasikan pesan-pesan pemerintah. Disetiap kompleks, dusun bahkan komunitas terkecil pun ada Masjid.
Masjid sebagai pusat informasi akan menjangkau semua lapisan. Tentu ini bakal efektif jika dikomunikasikan baik. Tidak sekadar direncanakan, tapi dipedulikan. Jika perlu menjadi sebuah gerakan seperti saran diawal.
Tentu gerakan ini tidak mudah walau tidak juga sesulit yang dibayangkan, karena stigma-stigma sebelumnya yang memunculkan perasaan kurang berkenan dari jamaah.
Tantangan terbesarnya secara teknis adalah untuk menerapkan jaga jarak, karena masjid tempat berjamaah.
Saf-saf yang dibatasi minimal semeter mungkin memunculkan tantangan, tapi disinilah letak komunikasi itu penting. Pelibatan tokoh agama perlu untuk pemahaman dari sisi syariat.
Pembatasan untuk usia rentan (umur 45 ke atas) juga jadi tantangan. Sebab dalam usia seperti itu, para tetua kita lebih mendekatkan diri di masjid. Takmirnya juga rerata usia seperti itu.
Walau akan berat, tapi mulia.
Adab bagaimana sebelum ke Masjid, saat di Masjid dan ketika pulang dari ibadah telah tertuang dalam sunnah yang akan kembali digali.
Sebenarnya, New Normal bagi masjid tak lebih sebagai revitalisasi. Mengembalikan kaidah yang ada. Konsisten, menjadikan sunnah sebagai kebiasaan terbarukan.
Memang ada yang mungkin harus dimodifikasi dalam pola kebiasaan baru itu tetapi tentu tidaklah menyelisih sunnah. Islam adalah solusi. Ajarannya tidak lekang oleh zaman.