-------
Kemarin di awal tahun
Kala hujan gerimis baru saja berlalu
Saat ketika mendung bergelayut, bersanding indah awan putih cerah
Detik, ketika saya menatapnya takjub.
Di sinilah tanah kita tercipta, tanah memberi kita makan
Di sana ada reyot gubuk buruh tani, bilik bersahaja penumbuh batang-batang padi
Pada dahan reranting pohon gemulai, pada tarian tajuk buliran padi
Ada sejuk, karena hidup memang indah.
Duh, bahkan semak dan perdu pun memikat mata
Titik air tertahan di ujung daun pancarkan bening kesejukan
Tanah basah, siulan jangkrik, kibasan sayap pipit meliuk cantik.
Gunung menjulang kokoh memaku bumi,
berjuang tegak walau pohon semakin tertebas
Kaku menara besi selular, bersaing tinggi  jejeran batang kelapa.
Rimbun hutan kecil, merah basah tanah pesawahan
Bakal hilang tertebas, terkeruk rakus, menjadi kering
Karena manusia tak lagi betah tinggal di desa, mereka ingin rumah batu yang sempit
Pada padi yang semakin berisi, semakin tertunduk
Pada manusia yang sombong mengangkang.
Pada Tuhan, masihkah kita berkhidmat?
Bantaeng, 23 Februari 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H