Karena kendala teknis ini, tukang terus bekerja sampai saat berbuka. Mereka tidak mau berhenti, untuk istirahat. Menurutnya, pemasangan tangga harus selesai sesegera mungkin tidak boleh ada jeda. Tangga tidak bisa dibiarkan teronggok begitu saja, selesai harus langsung dipasang walaupun sampai pagi hari. Itu harus ! harus !......, akhirnya tangga selesai dan waktu berbukapun tiba. Kami menikmati buka puasa, setelah itu Daeng Mammang dengan pasukannya pulang. Cukup 500.000 harga persahabatan, tangga itupun selesai. Alhamdulillah, sampai saat ini saya selamat menaikinya naik turun. Terlepas dari jampi-jampi, memang tangga itu sangat pas ditelapak dan mulus tetapi tidak licin.
Ritual pembuatan tangga ala Morowa, tentu bukan saja saat waktu aku memesannya. Hal ini sudah turun-temurun dari nenek moyang para tukang yang bersahaja itu. Tukang kayu, adalah ilmu yang diwariskan di Morowa - seolah menjadi genetik, maka tidak heran kalau hanya dari keluarga itu-itu saja yang ahli. Adapun ritualnya, bagi saya adalah bentuk penghormatan mereka terhadap kayu yang dihasilkan oleh alam tempat mereka hidup. Dengan ritual itu, mereka diharuskan berhati-hati dalam pembuatannya, teliti dan mengikuti detail yang sudah berlaku ribuan tahun.
Bantaeng, 14 Oktober 2010
Kalau Anda tidak meyakini ritual ini, cukup menghormatinya sebagai bagian dari tradisi bangsa yang kaya budaya ini. Mari ki Daeng,..............
---------------------
Sebelum memposting ini, saya termotivasi dengan beberapa tulisan Sahabat kompasianer yang menarik, Diantaranya Pak Guru Johan Wahyudi “Anda Memang Luar Biasa“, Sari Novita “Perempuan di Perbatasan “SR. Wijaya “Kesumat Buat Hipermaket ”. Om Jay “ Enakan mana, Menulis Sebelum Tidur atau….“ Mommy “Hati-Hati Menjaga Hati” Mas Linnga “Tehnologi+Puisi=Kemanusiaan,Antara Presiden RI dan Chile”, Iip “Kali Pucung”dan banyak lagi yang lainnya.
----------------------
Sumber Foto: Selain INI, Dokumentasi Pribadi Kalau Tentang Ikon, saya belajar dari Zuragan Qripix Pedez™ “Kumpulan Icon Untuk Anda”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H