Mohon tunggu...
Andi Hakim
Andi Hakim Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Fat Collector. Menerima pembuatan pidato kenegaraan, pidato kawinan, pemakaman, pidato kelurahan, business plan, political plan, action plan, retirement plan, dead plan dll. Peneliti di Bonn, Jerman, Singapore dan Boston

Selanjutnya

Tutup

Politik

Djokowi, Penipuan, dan Hilangnya Etika Politik Publik

18 Mei 2014   21:57 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:23 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada pengalaman tentang rumitnya persoalan kota dan dibutuhkannya waktu lama, dan kesungguhan untuk memperbaiknya, maka sikap Djokowi yang menganggap remeh persoalan kota Djakarta dan menjadikannya hanya sebagai tempat persinggahan adalah satu bentuk pembodohan terhadap sejarah dan keilmuan.

Sekarang kita masih melihat berserakannya masalah kota Jakarta, bagaimana mungkin ia dapat dibenahi tanpa kesungguhan dan konsentrasi.

Kedua, adalah kritik saiyah bahwa Djokowi memiliki kebiasaannya mental-mental sebagai pejabat publik. Dari mental sebagai walikota Solo, lalu maju ke Jakarta dan melakukan kontrak sosial, sebagaimana keharusan dari pejabat publik kepada konstituen pemilihnya saat kampanye untuk memperbaiki Jakarta sebagai Gubernur. Sekarang ia seperti ditulis Romo Magnis Soeseno mempraktikkan politik zonder etika, zonder moraliteit.

Pada poster kampanye capresnya yang ditag ke wall saiyah berupa sosok Djokowi dengan baju putih Rp. 45 ribu, celana panjang 100 ribu, sepatu 100 ribu, dengan keterangan: Pemimpin Sederhana, maka saiyah katakan hal demikian adalah lebai. Ia meskipun menggunakan pakaian 100 ribu, yang demikian adalah pakaian dinas, celana dinas, mobil dinas maka itu adalah uang publik.

Dan lebih penting lagi, dia tidak perlu mengajarkan bagaimana menjadi miskin dan sederhana pada 5,1 juta penduduk Jakarta yang tinggal di pinggir kali, perumahan kumuh, kolong jembatan, gerobak, dan tempat2 pembuangan sampah. Atau 8,3 juta penduduk komuter Jakarta yang harus menghemat2 uang karena terpaksa menggunakan fasilitas umum atau kredit motor murah demi mencari hidup ala kadarnya ke kota Jakarta dari daerah2 pinggiran yang masih menyediakan kontrakkan dan kost murah.

Di sini kembali diingatkan bahwa majunya Djokowi menjadi capres dan meremehkan persoalan kota Jakarta adalah satu bentuk penipuan jabatan dari cita-cita terwujudnya pemerintahan dan pejabat yang menghargai amanat publik yang sah (lewat pemilu). Lewat dalih bahwa rakyat Indonesia (yang mana?) yang menghendaki dia menjadi capres dan mengabaikan pemilih yang menginginkan dia menyelesaikan dulu janji-janji kampanyenya, ia sebenarnya sedang mengkhianati cita-cita terwujudnya pemerintahan yang bertanggungjawab.

Kita percaya ini terjadi karena apa yang dikerjakan Djokowi adalah penipuan publik, satu tindakkan yang dikerjakan zonder etika dan zonder moral.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun