Jalan Cahaya adalah sebuah perjalanan dan perjuangan menuju Cahaya. Â
Bagi individu maupun bangsa, Cahaya adalah
Kebajikan
Keberanian
Kecerdasan
Kemerdekaan
Kezaliman atas jiwa dan raga adalah kegelapan. Â
Manusia merdeka selalu berada dalam bahaya untuk kembali menjadi budak. Â
Perang hampir selalu berakibat fatal bagi Demokrasi. Â
Mereka menciptakan tirani dan mengkonsolidasikan kekuasaan mereka. Â
Ketika kelompok kecil dan rakyat kecil diberi wewenang untuk memegang kekuasaan, legislasi dan administrasi hanya menjadi dua rangkaian kesalahan yang paralel yang berakhir dengan perang, bencana dan naiknya seorang tiran. Â
Ketika bangsa ini merasa kakinya tergelincir ke belakang seolah-olah berjalan di atas lumpur, sudah tiba waktunya untuk melakukan upaya yang maksimal. Â
Para tiran yang hebat di masa lalu hanyalah teladan dari para tiran di masa depan. Â
Manusia dan bangsa akan selalu menjual dirinya sebagai budak, demi memuaskan hawa nafsunya. Â
Ketika seorang tiran berkuasa, kebutuhan akan keselamatannya membuatnya menjadi orang yang biadab. Â
Agama adalah sebuah kekuatan, makanya harus dikendalikan. Â
Independensi tempat-tempat sucinya mungkin akan disekat. Â
Kemudian menjadi haram bagi manusia untuk menyembah Tuhan dengan cara mereka sendiri dan despotisme spiritual yang lama bangkit kembali. Â
Manusia harus percaya sesuai keinginan Kekuasaan atau mati.
Bahkan jika mereka beriman sesuka mereka, semua yang mereka miliki, tanah, rumah, tubuh dan jiwa, dicap dengan merek pemerintah. Â
"Saya adalah Negara," kata Louis Keempat Belas kepada para petani, "Kemeja yang ada di punggungmu adalah milikku dan aku bisa mengambilnya jika aku mau."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H