Mohon tunggu...
ANDI FIRMANSYAH
ANDI FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Guru - Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Hanya Seorang Marhaen yang menyenangi bidang Geopolitik, Sejarah dan Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Cara Kita Memandang Masalah

24 Maret 2024   04:09 Diperbarui: 24 Maret 2024   06:46 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebaliknya, R. hanya melihat kegelapan di sisa hidupnya. Permohonannya untuk dijamu makan siang adalah seruan untuk menjalin hubungan yang otentik. Dihindari oleh teman-teman yang biasa menggurui dan menghiburnya, merasa sendirian dan ditinggalkan, R. tidak lagi menemukan makna eksistensial, hanya melihat jalan buntu yang suram. Sama seperti karakter dalam drama "No Exit" karya Jean-Paul Sartre, dia sampai pada kesimpulan bahwa dia tidak lagi memiliki kendali atas keberadaannya sendiri dan satu-satunya jalan keluar adalah mengakhirinya.

Satu poin penting terakhir. Meliputi kebutuhan spiritual kita akan makna, tujuan dan koneksi adalah kebutuhan kita untuk mencintai dan dicintai. Inilah sumber utama yang memupuk spiritualitas kita. Mengutip Victor Frankl lagi: "Keselamatan manusia adalah melalui cinta dan cinta."

R. kekurangan cinta. T. dipenuhi dengan cinta. Dalam kata-kata penyair: "Jika cinta bukanlah segalanya, lalu apa?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun