Mohon tunggu...
ANDI FIRMANSYAH
ANDI FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Guru - Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Hanya Seorang Marhaen yang menyenangi bidang Geopolitik, Sejarah dan Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

AI Mengguncang Pasar Tenaga Kerja Global

9 Januari 2024   19:47 Diperbarui: 9 Januari 2024   20:00 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Menurut saya kita punya waktu dua hingga tiga tahun, karena sekarang orang-orang sedang mencobanya," kata Weis dalam wawancara Bloomberg mengacu pada AI generatif seperti ChatGPT. Kecuali jika pemerintah membuat rencana ke depan, tambahnya, keuntungan dari peningkatan produktivitas yang dihasilkan oleh AI akan jatuh ke tangan segelintir perusahaan sektor swasta. Sementara rata-rata pekerja akan kehilangan pekerjaan dan perekonomian lokal menjadi lebih miskin.

Senada dengan Weis, lembaga pemikir Institute for Public Policy Research (IPPR) yang berbasis di London mengatakan bahwa "kerja sama global yang mendalam" diperlukan dan bahwa pemerintah "perlu menetapkan strategi berani mereka sendiri untuk AI," memastikan bahwa teknologi tersebut digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu.

"Pengaturan mandiri tidak berhasil bagi perusahaan media sosial," kata Carsten Jung, ekonom senior di IPPR. "Hal ini tidak berhasil untuk sektor keuangan, dan tidak akan berhasil untuk AI. Kita tidak boleh hanya pasif mengantisipasi perkembangan teknologi dan berharap yang terbaik."

Para ahli telah menyuarakan keprihatinan mereka mengenai kemampuan alat "AI generatif" terbaru ini yang dapat menyesatkan orang, menyebarkan kebohongan, melanggar perlindungan hak cipta dan merugikan beberapa pekerjaan. Kerja sama global diperlukan untuk menindak produk-produk AI yang berbahaya.

Sebaiknya pihak berwenang pemerintah memperhatikan kekhawatiran masyarakat yang diangkat oleh para pakar teknologi khususnya mengenai potensi kerugian yang dapat ditimbulkan oleh sistem AI ini seperti mengganggu stabilitas pasar kerja di Indonesia. Pada tahap awal ini, negara harus berinvestasi pada pendidikan dan peningkatan keterampilan pekerja. Persiapan adalah cara terbaik untuk menghindari masalah yang belum terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun