Sebelum kita membahas tentang Husein Bin Ali ini ada baiknya kita membahas tentang budaya bangsa Arab terutama di bumi Hijaz. Jadi disini ini ada banyak suku atau Bani yang berbaiat satu sama lain. Beda dengan jaman dulu karena sekarang mereka semuanya sudah beragama Islam.
Arab Saudi berdiri pada tahun 1727 oleh Muhammad Bin Saud Al Muqrin. Kemudian dikacaukan oleh boneka Kekaisaran Usmaniah yaitu Muhammad Ali Pasha dimana pada tahun 1811 berhasil merebut kerajaan Saudi dari raja terakhirnya waktu itu yaitu Abdullah bin Saud.
Adiknya Mushari menanamkan benih-benih anti Usmaniah sehingga dia akhirnya tewas dibunuh. Namun perjuangannya tak pernah pupus. Turki Bin Abdullah anaknya Abdullah bin Saud akhirnya meneruskan perjuangannya merebut kerajaan Saudi dari tangan Muhammad Ali Pasha.
Akhirnya Turki bin Abdullah kemudian mendirikan kerajaan Nejad yang bertahan sampai 1891.
Sebelum lebih jauh mari kita bahas dulu sejarah yang berkaitan dengan bangsawan Saudi ini di Mekah. Jadi sejak 967 Mekah dijaga oleh seorang Syarif. Hanya saja yang boleh menjadi Syarif ini adalah keturunan Rasulullah Saw dari jalur Hasan bin Ali. Tugas Syarif Mekah adalah menjaga Mekah, mengurus jemaah haji dan sebagainya. Namun setelah 1000 tahun kemudian pengaruh politik Syarif ini semakin besar. Sampai akhirnya dipegang oleh Husein Bin Ali.
Kekuasaan Husein Bin Ali kemudian makin membesar dibawah kekuasaan Kekaisaran Usmaniah. Sepanjang perang dunia pertama Husein masih setia pada Kekaisaran Usmaniah sampai akhirnya anaknya Abdullah bin Husein yang nantinya naik tahta menjadi raja Yordania menasihati ayahnya untuk berunding dengan Inggris.
Pertanyaannya mengapa Abdullah bin Husein menasehati ayahnya agar berunding dengan Inggris?
Sebab menurut informasi yang didapatkan oleh Abdullah bin Husein bahwa Turki ingin mengubah sistem pemerintahannya menjadi Nasionalis.
Pada tahun 1902 Abdul Aziz bin Abdul Rahman Bin Saud berhasil merebut Riyadh dari tangan sang gubernur. Kemudian setelah 10 tahun Abdul Aziz berhasil menguasai Nejad dan seterusnya membuat sebuah organisasi yang diberi nama Ikhwan dan seluruh masyarakat Nejad harus patuh pada organisasi ini.
Untuk memperkuat posisinya Abdul Aziz berusaha untuk mendapat bantuan dari Inggris namun gagal. Setelah itu beliau mencoba meminta bantuan Kekaisaran Usmaniah dan hampir berhasil jika tidak digagalkan oleh perang dunia pertama.
Pada 1917 sekutu setuju untuk mendukung Husein Bin Ali untuk menjadi raja Hijaz. Namun Husein Bin Ali justru ingin menjadi raja yang berkuasa di seluruh jazirah Arab hingga akhirnya menimbulkan konflik dengan Raja Abdul Aziz yang berkuasa di Nejad. Apalagi saat putera-putera Husein Bin Ali mulai memasuki Damaskus.
Sebelum perang dunia kedua bangsa Yahudi mulai memasuki bumi Palestina. Setelah berakhir perang dunia kedua Arthur Balfour malah membuat pernyataan yang menyatakan bahwa Inggris mendukung penuh negara Yahudi.
Sementara itu karena mengetahui Syria bakal diserahkan ke Prancis maka Husein Bin Ali tidak ingin menandatangani Perjanjian Versailles. Inggris malah menandatangani perjanjian Sevres dengan tujuan untuk menghabisi pemerintahan Turki dan Husein Bin Ali lantas mengangkat dirinya sebagai Khalifah umat Islam.
Sementara jaman telah berubah. Dunia Arab tidak lagi menginginkan sistem Kekhalifahan. Saat Husein Bin Ali dianggap tidak bisa bekerja sama maka Inggris pun menjauh.
Hanya masalah waktu untuk akhirnya Inggris bertemu dengan Raja Abdul Aziz. Atas bantuan Inggris kemudian Raja Abdul Aziz menyerang kerajaan Hijaz. Serangan ini akhirnya berhasil.
Padahal sudah tujuh ratus tahun kaum Bani Hasyim menguasainya Mekah namun akhir lepas ke tangan Raja Abdul Aziz. Setelah Mekah lalu Medinah, Jedah dan akhirnya seluruh kerajaan Hijaz berhasil ditaklukkan pada tahun 1926. Setelah itu Raja Abdul Aziz  menjadi raja di kedua kerajaan. Lalu setelah menetapkan sistem yang diperlukan akhirnya kedua kerajaan tersebut disatukan dan ditabalkanlah nama baru yaitu Kerajaan Saudi Arabia.
Setelah kalah Husein Bin Ali melarikan diri ke Amman. Disini anaknya berkuasa sebagai Amir. Saat dipengasingan, akhirnya Husein Bin Ali meninggal dunia dan dimakamkan di Haram Asy-Syarif.
Meskipun sepeninggal Husein Bin Ali bukan berarti kekuasaan kaum Bani Hasyim lenyap begitu saja. Saat kunci Masjidil Haram Lepas maka mereka pun mendapatkan kunci Masjidil Aqsa. Pemegang kuncinya adalah Abdullah anak Husein Bin Ali. Namun malang tak dapat ditolak, Abdullah pun akhirnya terbunuh oleh orang Palestina.
Saat Irak berganti pemerintahan dari kerajaan ke republik, maka yang tinggal hanya Yordania saja yang masih dikuasai oleh kaum Bani Hasyim. Pemikiran pragmatis Abdullah kemudian diwariskan ke cucunya yaitu raja Abdullah II.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H