Mohon tunggu...
ANDI FIRMANSYAH
ANDI FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Guru - Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Hanya Seorang Marhaen yang menyenangi bidang Geopolitik, Sejarah dan Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pax Americana di Timur Tengah

8 Juli 2023   17:00 Diperbarui: 8 Juli 2023   17:05 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebelumnya kita harus bahas tentang PAX AMERICANA dulu. Dalam sejarah sebelumnya, ada beberapa PAX yang pernah ada. Diantaranya ada Pax Romana, Pax Mongolica dan Pax Brittanica.

Status PAX ini sulit untuk diraih sebenarnya karena harus ada satu kekuatan atau hegemonic power yang menguasai wilayah tersebut sehingga negara-negara yang ada di wilayah tersebut tidak berani bertikai satu sama lain.

PAX Romana dulu pernah berkuasa hingga 200 tahun. Meskipun tetap ada konflik-konflik kecil tapi PAX tersebut memang telah mengambil peran yang sangat vital.

Setelah PAX Romana kemudian muncul PAX Mongolica. Hampir semuanya tidak berani berbuat aneh-aneh sampai akhirnya PAX ini runtuh karena Mongolia dilanda korupsi, perpecahan politik dan pembunuhan.

PAX Brittanica pula membangun sebuah kekuatan yang terbesar dalam sejarah. Bahkan mampu menang melawan Napoleon dan melindungi kekaisaran Usmaniah dalam perang Krimea. Jadi Inggris dulu pernah jadi polisi dunia. Nah setelah perang dunia kedua Inggris terpaksa mundur sebagai polisi dunia dan tempatnya sekarang digantikan oleh Amerika serikat.

Sekarang Amerika serikat telah muncul sebagai negara super power. Tidak ada satupun negara yang berani menentang. Negaranya stabil dan gagah. Bahkan dua lautan dikuasai.

Satu dunia pada takut sama mereka. Tentaranya kuat. Bahkan rakyat sipilnya bersenjata. Meskipun Partai Demokrat dan Republik sering berseteru, tapi jika ada yang berani menyinggung keamanan nasional, mereka pasti bersatu.

Itulah sebabnya mereka ini agak-agak gimana.

Terlalu over confidence. Tak mau disalahkan tapi suka menyalahkan orang lain. 

Joe Biden pernah berkata,

" Kalian tau ga? Eropah itu ada karena Amerika. Coba baca sejarah dua abad yang lalu. Ada ga Prancis, Inggris, Jerman dan Italia itu berusaha sependapat untuk bersatu dan menumpas kezholiman. Eropah bersatu sekarang ini karena Amerika tahu apa perannya di wilayah itu."

Nah sekarang mau tahu ga apa peran Amerika di Eropah?

Menyebarkan nilai-nilai AMERICANA ke seluruh penjuru dunia. Jadi bukan Eropah aja ya cuy..Catet.

Makanya kemana-mana mereka itu selalu bilangnya,

1. Demokrasi lebih baik daripada Monarki.

2. Sekularisme lebih baik dari Agama.

3. Cara kalian itu terlalu kolot. Kalau mau maju ya ikut kita dong...

Padahal kalau lihat sejarah mereka jaman dulu. Hadeh...

Tahun 1829-1837. Waktu itu presidennya Andrew Jackson. Amerika sempat terbelah secara ideologi. Ada yang ingin Amerika itu tetap dalam 13 koloni. Namun lebih banyak yang berpegang pada Manifest Destiny. Inilah ideologi yang tertanam dan sengaja ditanamkan pada setiap insan disana dari generasi ke generasi. Ideologi yang kemudian menjadi identitas mereka. Bahwa Amerika tidak akan dan tidak mungkin bisa maju kalau sampai sekarang penghuni Amerika serikat itu masih orang-orang Indian itu. Amerika bisa maju karena PENDATANG.

Semangat Manifest Destiny itu juga kemudian yang mereka bawa ke Eropah. Sehingga seolah-olah Eropah itu tak akan bisa berdamai kalau tidak ada Amerika. Jadi Amerika ini selalu berperan seperti juru selamat kemanapun.

Coba kita baca sejarah Treaty of Versailles. Nah disitu Jerman dilumat habis. Saking habisnya sampai muncul sosok Lord Voldemort alias Hitler. Kenapa ini bisa terjadi? Karena bangsa Jerman tak mau diinjak terus. Jadi mereka berusaha bangkit. Kebetulan ada bapak yang satu itu. Yang namanya ga boleh disebut kalau di Facebook takut kena banned. Dia tahu ini hanya persoalan mental. Seperti kata Shin Tae Yong pelatih timnas senior Indonesia. Katanya sebenarnya pemain Indonesia itu kualitas fisiknya sama dengan pemain Korea. Tapi mengapa mereka susah bersaing bahkan di regional sendiri. Jangan bicara piala dunia ya. Karena untuk itu perlu mental juara dan itu yang pemain Indonesia tak punya. Kalau punya, Arab Saudi aja bisa ngalahin Argentina loh.. Nah itulah yang kemudian dibangkitkan oleh si Lord Voldemort. Deutschland Ubber Alles.

Setelah itu mulailah perang dunia kedua. Amerika masuk lagi. Pas perang dunia pertama Amerika yang melumat Jerman sampai tekor. Saat Jerman bangkit pengen bales dendam, Amerika masuk lagi. Jadi kaya filem Holywood atau jangan-jangan Manifest Destiny memang udah masuk Hollywood juga.

Selesai perang dunia kedua. Malah temannya sendiri pengen nantangin. Uni Sovyet. Akhirnya terjadi perang dingin yang bikin satu dunia sakit kepala. Terutama Timur Tengah.

Di benua Arab ini pendekatan yang mereka lakukan agak beda dari di Eropa. Mungkin mereka sadar karakteristik tiap wilayah kan beda-beda. Jadi pendekatannya bukan Manifest Destiny. Apalagi di Arab banyak minyak. Amerika punya banyak industri untuk meningkatkan produktivitas. Jadi Amerika butuh negara-negara Arab untuk menopang industrinya sekaligus menguntungkan juga buat negara-negara Arab. Jadi win-win solution lah.

Hanya negara-negara Arab ini agak trauma dengan Barat. Apalagi setelah penjajahan Inggris. Nah Amerika tahu masalah ini. Apalagi sesama negara Arab saling curiga. Ditambah Uni Sovyet ikut bermain juga disana.

Dunia Arab memandang kedua negara ini sebenarnya sama saja. Sama kaya sebelum-sebelumnya. Apalagi disana itu ada Israel. 

Lihat aja sekarang. Mulai dari Donald Trump sampai Joe Biden mendukung Israel. Kalau sudah begini Amerika kembali ke Manifest Destiny nya. Pokoknya kalian harus ikut kami.

Tapi ada satu cerita tahun 1956. Ini cerita tentang Terusan Suez. Waktu itu Terusan Suez dikuasai oleh Perancis dan Inggris. Datanglah Gamal Abdel Nasser. Terusan Suez diambil alih sama dia. Prancis dan Inggris marah dong. Maka mereka mendekati Israel. Mereka bertiga berkonspirasi ingin menyerang Mesir tanpa sepengetahuan Amerika. Koq bisa? Mungkin Prancis dan Inggris beranggapan Israel kan anak emasnya Amerika. Jadi cukup berhubungan dengan anaknya saja. Bapaknya ga usah dilibatkan. Palingan juga nanti kita dapat restulah. Yang penting anaknya ikut.

Sapa bilang?

Saat mereka beneran menyerang Mesir. Amerika ngamuk-ngamuk. Bahkan mengancam akan memporak-porandakan keuangan Inggris kalau mereka masih melanjutkan serangan itu. 

Jadi intinya Manifest Destiny. Mau Israel. Mau Singapura. Mau Australia. Ga peduli. Selama Lo ga ngelibatin gue..

Abis lo pade..

Jadi setelah mereka bertiga akhirnya mundur dari Mesir. Gamal Abdel Nasser jadi Hero dunia Arab. Bahkan mungkin sampai sekarang belum ada pemimpin dunia Islam yang mampu menandingi kepopuleran Gamal Abdul Nasser waktu itu. Apapun yang diomongin pak Gamal ini didengarkan oleh semua negara Arab waktu itu. Sampai Amerika pun dibuat pusing juga akhirnya. Soalnya pak Gamal ini dekat dengan Sovyet. Nah terus kenapa dibantu? Ini masalah ego my friends...

Tapi tunggu dulu. Bukan Amerika namanya kalau mereka ga punya solusinya. Mereka tahu dunia Arab itu saling curiga satu sama lain. Namun Amerika tidak mau gegabah. Mereka menunggu. 

Saat Gamal Abdul Nasser meninggal dunia. Amerika tersenyum. Inilah saatnya. Mereka tahu tidak ada yang mengisi kekosongan kepemimpinan setelah di tinggal pak Nasser ini.

Memang sempat ada nama Moammar Khadafi. Tapi Amerika tahu bahwa satu Arab tidak ada yang suka dengan pak Khadafi ini. Sementara pak Khadafi ini menganggap dia layak untuk mendapatkan tempat menggantikan posisi pak Nasser. 

Sementara disisi lain. Tepatnya di Iran ada pemimpin baru namanya Ayatullah Rohullah Khomeini. Pemimpin yang satu ini adalah salah satu pemimpin yang selalu meneriakkan Islamic Revolution di tanah Arab. 

Saat itu Amerika pun belum mau memaksakan Manifest Destiny ala Eropa ke bumi Arab. Mereka pake cara lain. Versi terbaru dari Manifest Destiny. 

Sekitar tahun 1970 Amerika meminta negara-negara Arab dagang minyak dengan dolar. Disinilah sistem Petrodolar mulai diperkenalkan. Harga minyak dipatok dengan dolar. Boleh ga terima mata uang lain misalnya Rubel atau Yuan? Boleh. Asalkan harga minyak dipatok berdasarkan dolar. Sebagai reward nya Jazirah Arab akan dikawal secara penuh oleh sang polisi dunia. 

Sejak saat itulah Amerika mulai bermain dengan sebenarnya modalnya cuma satu. Arab distrust. Negara-negara Arab yang tidak percaya dengan saudaranya sendiri. 

Iran mau bangkit. Irak cemburu. Maka Amerika support Saddam Hussein untuk menyerang Iran. Sovyet berperang dengan Afghanistan. Amerika bantu Mujahidin. Setelah itu Saddam Hussein bikin masalah pula dengan Kuwait. Amerika turun tangan lagi. 

Saat Mesir dipegang Anwar Sadat. Mesir menjalin hubungan dengan Israel. Negara-negara Arab tidak suka. Khadafi ingin menjadi the next leader, negara-negara Arab pun ga suka juga. 

Jadi Amerika memang tahu banget karakteristik negara-negara Arab ini makanya mereka dapat bercokol disana sampai sekarang. 

Apa Kearifan yang bisa kita petik dari cerita ini?

"KENALI DIRIMU, KENALI MUSUHMU"

(SUN TZU)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun