Mohon tunggu...
ANDI FIRMANSYAH
ANDI FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Guru - Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Hanya Seorang Marhaen yang menyenangi bidang Geopolitik, Sejarah dan Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pax Americana di Timur Tengah

8 Juli 2023   17:00 Diperbarui: 8 Juli 2023   17:05 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi tunggu dulu. Bukan Amerika namanya kalau mereka ga punya solusinya. Mereka tahu dunia Arab itu saling curiga satu sama lain. Namun Amerika tidak mau gegabah. Mereka menunggu. 

Saat Gamal Abdul Nasser meninggal dunia. Amerika tersenyum. Inilah saatnya. Mereka tahu tidak ada yang mengisi kekosongan kepemimpinan setelah di tinggal pak Nasser ini.

Memang sempat ada nama Moammar Khadafi. Tapi Amerika tahu bahwa satu Arab tidak ada yang suka dengan pak Khadafi ini. Sementara pak Khadafi ini menganggap dia layak untuk mendapatkan tempat menggantikan posisi pak Nasser. 

Sementara disisi lain. Tepatnya di Iran ada pemimpin baru namanya Ayatullah Rohullah Khomeini. Pemimpin yang satu ini adalah salah satu pemimpin yang selalu meneriakkan Islamic Revolution di tanah Arab. 

Saat itu Amerika pun belum mau memaksakan Manifest Destiny ala Eropa ke bumi Arab. Mereka pake cara lain. Versi terbaru dari Manifest Destiny. 

Sekitar tahun 1970 Amerika meminta negara-negara Arab dagang minyak dengan dolar. Disinilah sistem Petrodolar mulai diperkenalkan. Harga minyak dipatok dengan dolar. Boleh ga terima mata uang lain misalnya Rubel atau Yuan? Boleh. Asalkan harga minyak dipatok berdasarkan dolar. Sebagai reward nya Jazirah Arab akan dikawal secara penuh oleh sang polisi dunia. 

Sejak saat itulah Amerika mulai bermain dengan sebenarnya modalnya cuma satu. Arab distrust. Negara-negara Arab yang tidak percaya dengan saudaranya sendiri. 

Iran mau bangkit. Irak cemburu. Maka Amerika support Saddam Hussein untuk menyerang Iran. Sovyet berperang dengan Afghanistan. Amerika bantu Mujahidin. Setelah itu Saddam Hussein bikin masalah pula dengan Kuwait. Amerika turun tangan lagi. 

Saat Mesir dipegang Anwar Sadat. Mesir menjalin hubungan dengan Israel. Negara-negara Arab tidak suka. Khadafi ingin menjadi the next leader, negara-negara Arab pun ga suka juga. 

Jadi Amerika memang tahu banget karakteristik negara-negara Arab ini makanya mereka dapat bercokol disana sampai sekarang. 

Apa Kearifan yang bisa kita petik dari cerita ini?

"KENALI DIRIMU, KENALI MUSUHMU"

(SUN TZU)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun