Hamas ini bisa dikatakan pemain baru dalam kancah perpolitikan di Palestina. Hamas didirikan pada tanggal 10 Desember 1987 yang disponsori oleh Ikhwanul Muslimun Mesir. Makanya mereka merasa tidak ada hubungan dengan PLO. Namun dengan adanya Hamas ini makin membuat kancah perpolitikan di Palestina tambah terpolarisasi.
Palestina satu bangsa tapi haluannya beda-beda. Ada yang ikut Hamas. Ada yang berbaiat ke Fatah. Sekarang saja Hamas sepertinya agak kesulitan berhubungan dengan Ikhwanul Muslimin. Apalagi ditambah Mesir sekarang diambil alih oleh Abdel Fattah El-Sisi. Sampai harus minta sumbangan ke Arab Saudi dan Qatar.
Jadi untuk menjawab siapa pemenang di tanah Palestina? Jawabannya ga ada. Selama tidak ada yang disegani di tanah Palestina itu maka semua kubu akan berjuang sendiri-sendiri mengikut arah dan haluan ideologi masing-masing.
Hamas tidak mampu berbuat banyak di Palestina karena pengaruhnya hanya sampai di Gaza. Mereka tidak mampu menembus tepi barat karena disana juga banyak yang tidak suka dengan mereka.
Sekarang Palestina sendirian menanggung segala derita. Teman-teman Arabnya pada tidak peduli apalagi Dunia. Rakyat hanya bergantung kepada Tuhan semata..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H