Mohon tunggu...
ANDI FIRMANSYAH
ANDI FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Guru - Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Hanya Seorang Marhaen yang menyenangi bidang Geopolitik, Sejarah dan Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Skandal Watergate

14 Juni 2023   17:00 Diperbarui: 14 Juni 2023   17:01 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Presiden yang akan kita bicarakan saat ini adalah Presiden Nixon (1969-1974) yaitu seorang presiden paling populer di masanya.

Puncak kekuasaannya terjadi tahun 1961 walau kemudian beliau kalah di tangan JFK yang memang masa itu Partai Republik sedang jaya-jayanya.

Perang Vietnam banyak membantu Partai Republik menang besar. Rakyat Amerika banyak yang tidak puas dengan kepemimpinan Partai Demokrat selama Perang Vietnam karena Vietkong makin menjadi-jadi dibawah kepemimpinan Partai Demokrat. 

Jadi meskipun Nixon all out berharap menang tipis, tapi sistem pemilu di Amerika ini memang agak beda. 

Namun bukan itu yang akan kita bahas kali ini. Tapi mengapa presiden sekelas Nixon bisa KO ditangan JFK?

Bencana ini bermula pada tanggal 17 Juni 1972 saat ada sekelompok orang yang membobol markas Partai Demokrat. Mereka ini akhirnya tertangkap dan berdasarkan investigasi ternyata orang-orang suruhannya Presiden Nixon. Tujuannya untuk mengetahui kira-kira apa rencana strategis Partai Democrat dalam menghadapi pemilu 7 November 1972.

Pihak media mulai mengangkat isu ini hingga memancing pihak House of Representatif untuk meminta klarifikasi dari timnya Presiden Nixon. Waktu itu House dan Senate dipegang Partai Democrat.

Jadi Nixon tidak mungkin bisa menghalangi apabila Pihak House ingin melakukan penyelidikan secara terbuka. Apalagi Senate pun ikut-ikutan dengan Senate Commitee nya.

Meskipun tim Nixon berusaha menutupi sekuat tenaga namun tidak juga dapat menghalangi hasil liputan Washington post yang menegaskan bahwa memang ada keterlibatan orang-orang Nixon termasuk orang dalam sendiri yang ikut bermain.

Siapa orang dalam itu? Dialah Mark Felt. Salah seorang pejabat FBI. Dialah yang selama itu memasok info buat tim Nixon sekaligus memberi akses bagi para pembobol ini.

Akibatnya tujuh pejabat negara masuk penjara. Hingga akhirnya karena takut ikut masuk penjara juga Alexander Butterfileld buka suara mengenai alat perekam yang ada di tangan tim Nixon. Katanya alat perekam inilah yang nantinya akan menyelamatkan banyak pejabat negara masuk penjara. Namun entah mengapa Nixon enggan untuk menyerahkannya.

Sekeras apapun Senate Commitee meminta Nixon untuk menyerahkan rekaman tersebut tapi beliau tetap bergeming dengan alasan ini menyangkut Keamanan Negara sehingga tidak mungkin diungkap dalam sidang terbuka Senate Commitee.

Hingga akhirnya Senate Commitee melimpahkan hal ini ke Mahkamah Agung dan kemudian kasusnya dipegang oleh Archibald Cox dan Cox ini salah satu Jaksa Agung yang tidak mau kompromi dalam hal apapun. Termasuk menolak hasil review yang dikirimkan oleh Tim Nixon atas hasil rekaman tersebut. 

Ini yang membuat Nixon marah dan memerintahkan Elliot Richardson sebagai Ketua Mahkamah Agung untuk memecat Cox.

Namun Elliot tidak sanggup dan mengundurkan diri.

Kemudian Nixon mengangkat William Ruckelshaus menjadi Ketua Mahkamah Agung yang bertugas memecat Cox. Namun tidak sanggup juga dan akhirnya mengundurkan diri juga.

Apa sebenarnya yang disimpan Presiden Nixon ini sampai dia bersikukuh untuk tidak mengirimkan hasil rekaman yang dimilikinya...

Hingga akhirnya karena Mahkamah Agung dianggap tidak sanggup menyelesaikan masalah ini akhirnya diserahkan ke Supreme court. Di Supreme court itu ada 9 Hakim Agung dimana hasilnya 8 Hakim Agung meminta rekaman itu diserahkan.

Karena sudah tidak ada cara lagi akhirnya terpaksa rekaman itu diserahkan ke Supreme court dan Nixon pun dijatuhi hukuman Contemt of court atau pasal penghinaan terhadap pengadilan. Namun sebelum Nixon dipecat secara tidak hormat pada 6 Februari 1974 Presiden Nixon pun mengundurkan diri.

Memang tidak masuk diakal rasanya. Presiden paling dikagumi rakyatnya. Tahu apa yang rakyat mau. Keputusannya selalu berpihak pada rakyat. Namun diakhir jabatannya justru membuat blunder menjadi Presiden paling dibenci.

Hanya karena ke kepoan dirinya pengen tahu Isyu yang mengatakan bahwa ada setoran rutin pihak Fidel Castro ke kasnya Partai Demokrat. 

Hingga akhirnya kasus Nixon ini memakan korban juga dari pihak Presiden Gerald Ford yang memberi ampunan kepada mantan presiden Nixon ini.

Padahal sebagian besar rakyat Amerika tidak setuju dengan pendapatnya sehingga pada pemilu 1976 Jimmy Carter mampu mengambil alih pucuk pimpinan negara dari Republik ke Demokrat. 

Namun sayangnya Jimmy Carter juga pada akhirnya kena kasus Iran sehingga mampu dikalahkan oleh Ronald Reagan yang kemudian memicu dendam tak berkesudahan rakyat Amerika terhadap bangsa Iran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun