Mohon tunggu...
Andi Firmansyah
Andi Firmansyah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang pendidik yang bertugas di Tanjung Balai Karimun Prov. Kepri Aktif menulis di beberapa forum yang berkaitan dengan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ibadah yang Mengubah Hidup

5 Januari 2016   16:55 Diperbarui: 5 Januari 2016   18:25 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibadah yang mengubah hidup adalah ibadah yang membawa hal signifikan dalam hidup. Ibadah yang mengubah hidup adalah ibadah yang memberi pengaruh positif dalam bentuk perubahan perilaku kita sehari-hari. Ibadah berkaitan dengan Transformasi. Perubahan dari perilaku lama kepada perilaku yang baru. Hal ini tidak dapat kita raih hanya dalam waktu semalam namun harus menjadi gaya hidup kita sepanjang waktu.

Meskipun ibadah adalah proses jangka panjang namun apabila kita lakukan setiap hari pasti akan membawa pengaruh yang signifikan bagi hidup kita. Perubahan yang akan terjadi pada tiap individu memang berbeda-beda tapi pasti.

Berikut ini adalah beberapa hal yang dipastikan akan berubah apabila kita melakukan Ibadah setiap hari

  1. Tumbuhnya Nilai-Nilai Spiritual.

Ibadah apabila kita lakukan setiap hari pasti akan mendekatkan diri kita pada Sang Pencipta. Sedikit demi sedikit akan timbul kesadaran bahwa Tuhan ada disekitar kita. Begitu banyak orang di dunia ini yang mengalami kekosongan jiwa karena terlalu sibuk memenuhi kebutuhan Jasmaninya dan tidak memperdulikan akan kebutuhan Rohaninya. Ibadahlah yang dapat menyeimbangkan semua itu.

  1. Keinginan Untuk Menggapai Ambisi dan Kenikmatan Duniawi Akan Berkurang.

Penyembahan diri kepada Tuhan dan terbukanya Nilai-Nilai Spiritual membuat kita sadar bahwa dunia ini hanya sementara. Kesadaran ini pula yang membuat kita secara bertahap menjaga jarak dari kenikmatan dunia yang telah membelenggu kita selama ini dan melupakan kita dari Jalan Ilahi.

Secara alamiah  tubuh manusia hanya tumbuh sampai usia 22-23 tahun. Setelah itu pertumbuhan tubuh akan mati dan berganti dengan pertumbuhan Intelektualitas dan Kedewasaan. Lantas mengapa kita terus berpikir untuk menggapai ambisis duniawi dan menikmati kenikmatan dunia sampai mati?

Kematangan Spiritual manusia hanya tumbuh saat manusia bersedia mengganti kecenderungan duniawiah kepada kecenderungan Ilahiah. Itulah perjalanan yang seharusnya ditempuh manusia. Bukan Jalan Dunia yang tidak kekal ini.

Saat manusia mampu berkata “cukup” pada kesenangan dunia, dampaknya pada kehidupan manusia sangat besar sekali. Ada begitu banyak Krisis yang dapat ditanggulangi saat manusia mampu berkata “ CukuP”.

  1. Tumbuhnya Integritas Pribadi.

Saat manusia telah menemukan Tuhannya dan keinginannya terhadap kesenangan duniawi pun sudah semakin berkurang maka dengan bantuan Tuhan manusia mulai meninggalkan Nilai-Nilai Duniawiyah hidupnya yang salah dan menggantinya dengan Nilai-Nilai Spiritual yang objektif dan Ilahiah. Hidup manusia akan lebih seimbang, lebih sempurna dan lebih Manusiawi.

 

  1. Tumbuhnya Nilai-Nilai Kemanusiaan Tanpa Diskriminasi.

Perubahan yang diharapka dari ibadah kita sehari-hari tidak hanya secara personal tapi juga Sosial. Bertahap perilaku kita terhadap orang lain akan berubah. Hubungan interpersonal, hubungan dengan sesama manusia maupun dengan keluarga yang kita cintai atau orang-orang yang ada disekitar kita akan lebih berharga dan membawa kita kepada kebahagiaan hakiki ketimbang kecintaan kita kepada kehidupan dunia. Kita sadar bahwa kita hidup berdampingan dengan orang lain. Untuk itu maka kita harus memperlakukan orang lain sebagai sesama manusia.

  1. Tumbuhnya Kepedulian Terhadap Lingkungan.

Perubahan yang terjadi karena ibadah yang kita lakukan  tidak hanya bersifat Personal dan Sosial semata tapi juga Universal.  Kedekatan kita kepada Tuhan akan membawa kesadaran kita pada Nilai-Nilai Kemanusiaan.

Sebagaimana kita ketahu bersama, Bumi adalah satu-satunya Planet yang bisa didiami manusia. Maka dari itu rasanya tidak mungkin Big Bang yang menciptakan bumi. Bumi begitu kompleks, unik dan sangat special. Big Bang itu hanyalah bagian dari rencana Tuhan untuk membuat Bumi layak bagi manusia. Bumi tidak tercipta begitu saja karena proses Big Bang. Bahkan Big Bang sendiri adalah bagian dari Grand Design dengan perhitungan yang sangat sempurna dan detail dari Sang Maha Pencipta.

Diantara objek-objek luar angkasa di alam semesta, bumilah yang paling special. Bahkan diantara makhluk-makhluk Tuhan di alam semesta, manusialah yang paling special. Keduanya kemudian bertemu dalam suatu Grand Design Tuhan Yang Maha Kuasa. Hanya saja manusia mampu bertahan hidup diatas dunia ini apabila bumi masih bersahabat dengan manusia. Dengan kata lain manusia sebagai Khalifah yang dipilih Tuhan harus mampu mengatur dan melindungi bumi ini beserta isinya dari kehancuran dan kepunahan. Kesadaran spiritual inilah yang nantinya diharapkan mengubah cara pandang manusia terhadap alam dan lingkungannya.

Setiap orang yang telah melakukan Revolusi Mental dan melakukan ibadah setiap harinya secara rutin pasti akan mengalami perubahan positif yang lebih baik. Namun usaha untuk menjadi lebih baik itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.

 

Sebagai manusia tentunya kita tidak akan luput dari kekhilafan. Seandainya itu terjadi seharusnya tidak sampai membuat kita Galau dan berhenti untuk berTransformasi. Jadikanlah kesalahan di masa lalu sebagai cermin dan bangkit kembali untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Kesalahan dan kegagalan kita di masa lalu sebenarnya bisa menjadi Rahmat apabila kita mampu memahaminya dengan baik. Sebab proses seperti itulah nantinya yang akan membuat kita semakin Matang, lebih baik dan lebih kuat dari sebelumnya.

Proses Transformasi akan menjadi Indah Pada Akhirnya. Hanya saja perubahan proses tersebut tidak berjalan sesuai dengan yang kita inginkan. Segalanya berjalan sesuai dengan Takdir dan RencanaNYA. Hanya Tuhan yang tahu scenario seperti apa yang kita butuhkan dan proses permunian seperti apa yang harus kita lalui untuk menjadi Insan Kamil.

Proses pemurnian yang harus kita lalui biasanya berbeda untuk tiap individu. Bahkan tingkatan dan durasinya pun juga berbeda. Pesan saya, seandainya suatu saat anda mengalami Proses Pemurnian ini, jangan takut atau galau apalagi sampai berpaling dari Tuhan. Tetaplah pada Iman dan Keyakinan kita masing-masing. Ingatlah bahwa Proses Pemurnian akan membuat kita lebih baik, lebih matang dan lebih kuat.

SEBARKANLAH KEPADA ORANG LAIN SEBAGAI AMAL IBADAH ANDA AGAR BERMANFAAT JUGA BAGI YANG MEMBACANYA 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun