Mohon tunggu...
Andi Firmansyah
Andi Firmansyah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang pendidik yang bertugas di Tanjung Balai Karimun Prov. Kepri Aktif menulis di beberapa forum yang berkaitan dengan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kapal Selam Unik Untuk Traveling

20 September 2014   23:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:06 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiongkok memang sedang gila – gilanya pada tekhnologi. Bahkan tekhnologi mereka sudah merambah keberbagai bidang. Termasuklah sarana transportasi.

Kali ini mereka hendak menciptakan sarana transportasi yang benar – benar futuristic. Bahkan mereka menyajikannya pun dengan cara yang unik pula.

Sarana transportasi yang mereka ciptakan bahkan lain daripada yang lain dengan konsep yang agak nyeleneh…

Bukan mobil Hybrid bukan pula kereta dengan kecepatan suara. Bahkan sarana transportasi ini tidak berjalan di langit maupun di permukaan laut.

Alat transportasi ini bakal berjalan jauh di bawah permukaan laut

Sejak ditemukannya Concorde pada masanya. Sebuah pesawat yang mampu membawa kita dari satu Negara ke Negara lain dalam  hitungan menit, sampai saat ini sepertinya belum ada inovasi lagi di bidang sarana transportasi.

Baru kali ini akhirnya Tiongkok yang merintis penemuan yang menggantikan masa kejayaan Concorde. Kalau dulu Concorde Berjaya di udara, kini Tiongkok berusaha merambah Samudera luas.

Tepatnya di Harbin Institute of Technology, para saintis bekerja siang dan malam untuk menemukan kekuatan dan kecepatan sebuah torpedo pada saat ditembakkan dari kapal selam untuk kemudian di aplikasikan pada sebuah kapal selam sehingga kapal selam tersebut mampu memiliki kecepatan seperti yang dimiliki Concorde waktu itu.

Pertanyaannya, Apa mungkin kapal selam tersebut mampu menandingi Concorde? Sementara tak perlu saintis bahkan orang awam pun mengerti bahwa udara atau langit yang dilintasi Concorde tentu berbeda dengan kedalaman air yang bakal dilalui oleh kapal selam tersebut. Hambatan yang dihadapi oleh kapal selam tersebut tentunya lebih besar ketimbang Concorde.

Atas dasar itulah para saintis yang melakukan penelitian tersebut menggunakan konsep yang disebut Supercavitation.

14112062542021846628
14112062542021846628

Pada awalnya Supercavitation ditemukan oleh militer Uni Sovyet pada Perang Dingin. Cara kerja Supercavitation kurang lebih menciptakan gelembung – gelembung udara disekitar kapal selam. Nah, gelembung – gelembung udara inilah yang nantinya menjadi tameng untuk menahan derasnya terjangan air sekaligus meningkatkan performa kapal selam sehingga mampu melaju dengan kecepatan tinggi.

Dulunya Supercavitation digunakan Uni Sovyet untuk meningkatkan performa torpedo mereka, Shkval, menjadi 230 Mph dengan daya jelajah dan jangkauan sejauh 6.8 sampai 9 mil. Ini mengalahkan kecepatan torpedo konvensional waktu itu yang cuma 31 Mph saja.

Berdasarkan pemberitaan South China Morning Post katanya kapal selam ini bakal memiliki kecepatan 3.600 Mph

Itu artinya Kapal selam ini mampu menyeberangkan anda dari Jakarta ke Shanghai hanya butuh waktu 90 menit alias satu setengah jam doang..

Gimana kalo Jakarta – Papua? Palingan cuma setengah jam doang

Tapi ya itu tadi, menciptakan sebuah tekhnologi itu lebih rumit dan banyak makan biaya ketimbang yang non tekhnologi. Makanya kemaren BPPT kagak jalan kayanya. Entah Kementrian Tekhnologi nya Jokowi saat ini?

Bayangin aja, untuk menciptakan gelembung – gelembung udara tersebut kapal selam itu butuh propeller yang mampu berhembus dengan kecepatan 60 Mph. Hitung aja berapa energi yang dibutuhkan untuk semua propeller tesebut.

Seperti yang dikatakan oleh Professor Wang Guoyu, Head of the Beijing Institute of Technology’s Fluid Mechanics Laboratory. Katanya, untuk mencapai kecepatan tertentu maka kapal selam tersebut harus berada di dalam gelembung dan jauh dari air. Sementara gelembung udara yang dihasilkan sulit untuk di kontrol. Untuk itu kapal selam tersebut harus punya mekanisme yang dapat menjamin bahwa kapal selam tetap berada di dalam gelembung. Agar mekanisme tersebut bekerja dengan baik maka kapal selam tersebut harus dilapisi dengan zat anti air (water proof) untuk mengurangi gesekan terhadap air.

Nah tekhnologi untuk Kapal Selam Supercavitation inilah yang sedang dirintis oleh para saintis di Harbin Institute of Technology tersebut. Sebab mereka harus mendesain bagaimana caranya menyematkan roket propeller yang mumpuni ke dalam kapal selam tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun