Mohon tunggu...
Keluarga Andi
Keluarga Andi Mohon Tunggu... Lainnya - Hai.., Salam kenal....

Ini merupakan tulisan dari keluarga Andi, bisa saja yang nulis Andi Fitri Prameswari (kaka Cici), Andi Aisyah Maheswari (Kakak Dinda) atau Andi Muthia Isvaraneswari.., Bisa juga Papa Eran atau Mama Amel yang tulis disini.., Sekedar tulisan pengalaman atau sharing aja yang pernah kita lakukan.., semoga bermanfaat ya..,

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemuda Masa Kini Jangan "Baper" tapi "Berperan"

28 Desember 2021   09:02 Diperbarui: 28 Desember 2021   09:05 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai contoh di bidang pendidikan, manfaat teknologi informasi hadir dalam berbagai bentuk. Dari pengolahan data dengan komputer, e-learning, dan pengerjaan tugas berbasis TI. 

Dampaknya pun semakin terasa di masa pandemi seperti sekarang. Karena Kegiatan Belajar Mengajar tidak bisa dilakukan secara langsung untuk sementara waktu, aktivitas tersebut kini mengandalkan perangkat seperti laptop dan smartphone untuk aktifitas belajar online hingga mengumpulkan tugas.

Dengan adanya kecanggihan dunia TI saat ini, di harapkan pemuda bisa memanfaatkan teknologi tersebut sebagai tempat menggali informasi yang berkaitan dengan hal hal atau bidang yang di perlukan, dan bukan untuk tempat mencari informasi yang tidak sesuai (hoax), juga tempat mengespresikan diri namun berakhir dengan ekspoitasi diri (sosmed). Ketika kita terlalu membuka diri di sosmed, artinya kita harus siap menerima kritik bahkan hinaan, karena itulah kita tidak boleh baper.

Tantangan yang kedua bagi pemuda adalah globalisasi & berkurangnya semangat nasionalisme. Akibat dampak negatif globalisasi, ada kecenderungan melemahnya atau terkikisnya rasa nasionalisme. Menurunnya rasa nasionalisme ini dapat dilihat dari adanya berbagai permasalahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, misalnya banyak orang yang memberikan opini tentang penyelesaian separatis Papua dengan pola pikir masing -- masing serta relatif menyudutkan TNI.  Seharusnya masalah seperti ini tidak boleh terjadi jika kita memiliki rasa pemikiran nasionalisme yang sama terhadap Indonesia. 

Teman -- teman ini adalah beberapa cara menurut saya untuk mengembalikan semangat nasionalisme yang telah berkurang. 

  • Menggunakan produk -- produk dalam negeri.  Sebagai anak Indonesia maka seharusnya kita bangga menggunakan produk dalam negeri.  Saat ini produk yang dibuat  oleh  anak  bangsa  tidak  kalah dengan produk buatan dari luar negeri.  Teman -- teman pernah dengar produk seperti Wardah, Sari Ayu, Mustika Ratu, J.Co Dounat, Bakmi Gajah Mada, Export, Lea Jeans dan masih banyak lainnya.  Bahkan kualitas dari produk -- produk dalam negeri bisa lebih bagus daripada produk luar negeri. Generasi muda bisa menjadi sasaran yang tepat dalam kampanye menggunakan produk -- produk dalam negeri. Jika produk dalam negeri yang dipasarkan sangat bagus kualitasnya, para generasi muda bisa akan berpikir untuk membeli barang buatan luar negeri yang sudah pasti mahal.
  • Mencintai budaya yang ada di Indonesia.  Mencintai budaya yang ada di Indonesia termasuk salah satu cara untuk menumbuhkan semangat nasionalisme, contohnya menonton budaya ludruk atau wayang orang yang mempunyai makna filosofi mendalam tentang sebuah kehidupan.  Mungkin teman -- teman yang mempunyai keahlian dibidang seni pertunjukan harus memiliki ide -- ide kreatif sehingga  mampu mengajak generasi muda lainnya untuk bisa melestarikan budaya sesuai dengan era milenial saat ini.
  • Memperkenalkan keberagaman budaya dengan study tour.  Kegiatan ini  bukan hanya acara berkunjung ke sebuah daerah yang disana kita menguggah foto kita dan menghambur -- hamburkan uang untuk berbelanja produk khas daerah tersebut. Lebih dari itu kegiatan ini dimaksudkan untuk mengenal budaya dan ciri khas daerah yang kita datangi.  Dengan mengenal keragaman budaya yang berbeda antara satu dengan lainnya akan membuat para generasi muda merasa beruntung tinggal di Indonesia. Jika para generasi muda merasa nyaman tinggal di Indonesia, diharapkan akan muncul rasa ingin menjaga keutuhan negara ini.  Lebih dari itu generasi muda akan lebih mencintai Indonesia dibandingkan dengan budaya yang dilihat dari negara lain.

Tantangan yang ketiga bagi pemuda adalah peranan dunia digital yang merubah kebiasaan dalam pergaulan. Penggunaan media sosial juga membawa perubahan perilaku terhadap masyarakat. Sebagai contoh, kita sudah jarang berkomunikasi dengan lingkungan sekitar, semisal pada saat antri di loket -- loket pelayanan, mereka masing -- masing sibuk dengan smartphonenya tanpa memperdulikan orang lain sekitarnya.  Bahkan banyak orang yang kita lihat termasuk teman sekelas kita pekerjaannya tidak selesai bahkan terbengkalai karena sibuk berkomentar atau memberikan komentar -- komentar  melalui Sosmed, yang sebenarnya tidak terlalu bermanfaat untuk dirinya.

Nah ini sedikit tips menurut saya bagaimana caranya agar penggunaan dunia digital tidak merubah kebiasaan dalam pergaulan.   

  1. Batasi penggunaan media sosial.  Dengan membatasi jumlah waktu yang kita habiskan di media sosial setiap harinya maka kita dengan sendirinya akan terbiasa untuk tidak menghabiskan waktu kita di gadget karena memainkan sosmed.  Langkah yang bisa  kita  lakukan misalkan dengan menggunakan alarm atau stopwatch guna mengontrol penggunaan sosial media. Ketika Anda terbiasa untuk membatasi waktu yang digunakan di media sosial Anda telah mengatur diri sendiri untuk tidak ketergantungan terhadap sosial media.
  2. Mencari kegiatan atau aktifitas fisik yang lebih bermanfaat.   Melalui kegiatan ini maka kita bisa mengurangi intensitas mengunjungi media sosial. Jika semakin sibuk tentu semakin tidak ada waktu banyak untuk Anda terpaku hanya pada sosial media. Coba alihkan perhatian Anda pada olahraga atau kumpul bersama orang -orang  terdekat.
  3. Menggunakan media sosial dengan bijak.  Bermain di media sosial bukanlah berarti buruk.  Namun menggunakan media sosial dengan bijak artinya kita mampu menempatkan diri pada media sosial kita, tidak melulu update status, bikin  story atau hal lain yang mungkin tidak penting. Namun bisa dilakukan dengan membaca berita dan mencari informasi yang bermanfaat, menulis yang bisa di sharing untuk bermanfaat bagi orang lain atau hal positif lainnya.  Langkah lainnya yang bijak dalam menggunakan media sosial adalah menyaring informasi yang belum tentu kebenarannya serta tidak langsung memberikan informasi yang kita terima kepada orang lain yang belum tentu kebenarannya.   Tetap ada manfaat yang didapatkan ketika kita menggunakan media sosial dengan bijak. Tetap ada rasa nyaman jika kita menggunakan media sosial dengan cerdas.

MEMPERSIAPKAN DIRI SEBAGAI PEMUDA SAAT INI MENGHADAPI MASA MENDATANG 

Menurut saya banyak hal yang kita lakukan sebagai pemuda untuk menghadapi masa mendatang.  Namun saya memfokuskan pada 3 hal dibawah ini :

  1. Mempersiapkan diri dengan cara belajar. Kok gitu?  Iya lah, dengan kita belajar yang serius maka kita akan bisa menambah pengetahuan sesuai dengan kemauan dan kemampuan  yang  akan  kita   fokuskan untuk masa mendatang.  Misalkan kita bercita -- cita sebagai ahli kriminologi, sebuah ilmu yang agak unik.  Artinya kita harus fokus pada pelajaran yang memang pada bidang ilmu sosial, seperti IPS, sosiologi dan nantinya kita akan kuliah sesuai dengan bidang itu. Terus bagaimana cara kita mempersiapkan diri untuk belajar menghadapi masa depan?  Ini sekedar tips dari saya : 
    • Memahami bakat diri, strategi yang dilakukan yang pertama adalah dengan memahami bakat atau keahlian diri terlebih dahulu. Hal ini bisa menghindarkan kamu dari pilihan yang salah. Misalnya, jika kamu memiliki bakat dalam hitung -- hitungan  kamu bisa masuk ke jurusan yang sesuai dengan kemampuan tersebut, tentunya sesuai keinginan dan bisa sukses di masa depan.
    • Terus melatih kemampuan diri, misalkan fokus kita pada ilmu sosial bukan berarti kita tidak menyelesaikan pelajaran matematika dan pelajaran hitungan lainnya.  Tetapi kita tetap harus berlatih terhadap pelajaran yang diberikan meskipun sulit tetapi misalkan dengan mengerjakan soal yang diberikan oleh guru
  2. Bersiap menjadi agen perubahan. Apa itu agen perubahan? Agen perubahan adalah seorang pemuda yang mampu melakukan perubahan. perubahan terhadap kondisi lingkungannya, contohnya dulu, kalau kita naik ojek, kita harus pergi ke pangkalan ojek terdekat, sekarang kita bisa menggunakan aplikasi ojek online yang sudah di buat oleh pemuda Indonesia. Terus langkah nyata bagi kita apa dong?  Mungkin contoh nyata yang sederhana adalah kita melakukan perubahan di lingkungan kelas, seperti mengajak teman -- teman untuk tetap tertib pada saat belajar disekolah, menjadi  pemimpin  kelompok  yang  mampu memberikan pengaruh positif bagi teman -- teman lainnya dan beberapa cara sederhana bisa kita lakukan bersama dengan kelompok kecil ataupun teman kita dalam bentuk positif. 
  3. Mempersiapkan diri menuju generasi Indonesia emas. Teman -- teman seperti yang saya sampaikan diatas tadi, ditahun 2040 usia kita akan menjadi sekitar 30an tahun.  Nah itu adalah masa produktif kita dan kita yang akan menjadi pemimpin negeri ini. Bagaimana caranya menjadi pemimpin kalau saat ini kita tidak pernah menjadi pemimpin?  Untuk itulah kita harus belajar dari sekarang. Baik belajar di sekolah dan juga lingkungan kita.  Balik lagi juga kan kita harus belajar !!.  Ayok kita persiapkan diri kita menjadi generasi emas tahun 2040, dimana pada tahun itu kita adalah pemimpin negara ini. Perkaya diri kita dengan segala ilmu dan pengetahuan, untuk membangun negeri ini menjadi lebih baik.

PENUTUP 

Teman -- teman semua, ayo kita ambil peran untuk negara ini.  Minimal kita lakukan yang terbaik untuk diri kita, jangan "baper" tapi berperan.  Sekali lagi apa yang di lakukan sekarang untuk semua itu? Yang pertama adalah belajar dengan sungguh -- sungguh agar kita bisa menjadi pemuda masa depan. Yang kedua adalah tidak "cengeng" dan "manja" dalam menghadapi perubahan. Masa kita sebagai generasi milenial kalah dengan generasi 1908? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun