Mohon tunggu...
Andie Hazairin S
Andie Hazairin S Mohon Tunggu... -

Seorang yang ingin menambah kawan dan saling bertukar cerita.

Selanjutnya

Tutup

Money

Strategi Membentuk Perusahaan Joint Venture yang Menguntungkan (1)

11 Agustus 2015   17:07 Diperbarui: 4 April 2017   17:47 9458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita lain adalah ketika seorang pengusaha mengatakan bahwa dia melakukan joint venture dengan perusahaan asing hanya untuk menaikkan citra groupnya. Tanpa banyak bicara dia menandatangani perjanjian joint venture dengan partner asingnya itu. Belakangan dia menyesal, mengapa dia tidak mengkaji dengan benar sebelum melakukan joint venture dengan partnernya itu. Banyak hal yang membuatnya merasa dirugikan, tetapi mau tidak mau dia harus tetap melakukannya karena sudah tercantum di dalam perjanjian joint venture. Kerja bakti deh jadinya.

Studi Kasus PT Astra International, Tbk

PT Astra International, Tbk, perusahaan merupakan perusahaan publik yang 50,11% sahamnya dikuasai oleh Jardine Cycle & Carriage Limited Singapore yang juga anak usaha dari Jardine Matheson Holdings Limited Bermuda dan Jardine Strategic Holdings Limited Bermuda atau Jardine Group. Adapun 48,89% saham lainnya dimiliki oleh publik yang masing-masing menguasai kurang dari 5% sahamnya. Di sini jelas, bahwa pengendali perusahaan adalah Jardine Group, sedangkan pemilik saham lainnya adalah investor publik, yang dengan otomatis dan serta merta menyerahkan pengendalian perusahaan kepada Jardine Group. Di level ini tidak dikenal adanya joint venture dengan pihak manapun juga.

PT Astra International, Tbk ini adalah tipe perusahaan operating holdings, yaitu perusahaan yang selain menjadi induk dari anak-anak perusahaannya, dia juga mempunyai aktivitas bisnis operasional langsung, seperti Toyota Sales Operation, Honda Sales Operation, Daihatsu Sales Operation, Isuzu Sales Operation, UD Trucks Sales Operation, BMW Sales Operation, Peugeot Sales Operation, dan Astraworld. Di level ini tidak dikenal adanya joint venture dengan pihak manapun juga. Bisa dikatakan bahwa aktivitas bisnis operasional ini adalah bisnis utama dari PT Astra International, Tbk, yang mayoritas bergerak di bidang perdagangan otomotif, dan kendali sepenuhnya ada di tangan mereka.

Turun satu level di bawahnya ada perusahaan-perusahaan sub holding, yaitu anak-anak perusahaan PT Astra International, Tbk yang menjadi holding bagi cucu-cucu perusahaan. Perusahaan-perusahaan subholding seperti Astra Motor I-IV, Astra Financial Services & Banking, dan Astra Heavy Equipment & Mining Value Chain adalah perusahaan-perusahaan yang tegas-tegas dibuat untuk mendukung kelangsungan aktivitas bisnis utama perusahaan. Sementara Astra Resources yang bergerak di bidang agribisnis, Astra System yang bergerak di bidang dokumen, IT Services, logistic & value chain, dan Astra Infrastruktur dibuat sebagai bentuk diversifikasi usaha perusahaan yang tidak secara langsung mendukung bisnis utama perusahaan.

Di level satu tingkat di bawah PT Astra International, Tbk ini terdapat beberapa perusahaan joint venture dengan sejumlah partner strategik. Misalnya PT Astra Honda Motor di Astra Motor I yang merupakan perusahaan joint venture antara PT Astra International, Tbk dan Honda Motor Co, Ltd Jepang dengan komposisi saham 50:50 dan merupakan perusahaan joint venture dengan pola joint control, yaitu dikelola secara bersama-sama antara kedua belah pihak. Ada juga yang unik, yaitu pada pola joint venture antara PT Astra International, Tbk dan Toyota Motor Corporation, Jepang pada PT Toyota Astra Motor (TAM). Walaupun memiliki 51% saham dimiliki oleh PT Astra International, Tbk, namun sesuai dengan kesepakatan para pemegang saham, pengelolaan TAM dilakukan secara joint control. Salah satunya adalah dengan adanya rolling Presiden Direktur TAM antara kedua belah pihak dalam kurun waktu tertentu yang telah disepakati sebelumnya.

Masih ada beberapa perusahaan joint venture di level satu tingkat di bawah PT Astra International, Tbk yang dikelola secara joint control, antara lain : PT Bank Permata, Tbk (44,52%), PT. Toyota Astra Financial Services (50%), PT. Isuzu Astra Motor Indonesia (44,94%), PT. Astra Auto Finance (60%), dan lain-lain.

Selanjutnya di level dua tingkat di bawah PT Astra International, Tbk, ada sejumlah perusahaan joint venture yang didirikan di bawah sub holding. Beberapa di antaranya dikelola secara joint control juga, antara lain : PT. Kayaba Indonesia (PT Astra Otoparts, Tbk memiliki 50%), PT. Akebono Brake Astra Indonesia (PT Astra Otoparts, Tbk memiliki 50%), PT. GS Battery (PT Astra Otoparts, Tbk memiliki 50%), PT. Aisin Indonesia (PT. Astra Otoparts, Tbk memiliki 34%), dan lain-lain.

Ada juga perusahaan-perusahaan joint venture yang dicatat sebagai equity method atau penyertaan saja sebagai perusahaan asosiasi. Misalnya penyertaan saham PT. Astra Otoparts, Tbk pada PT. Denso Indonesia yang hanya sebesar 25,66%. Namun demikian, perusahaan joint venture tersebut menjadi perusahaan yang strategis bagi PT Astra Otoparts, Tbk. Sebab PT Denso Indonesia adalah salah satu penyumbang dividen yang signifikan bagi PT. Astra Otoparts, Tbk. Demikian pula ada PT. TD Automotive Compressor Indonesia yang sahamnya dimiliki oleh PT. Astra Otoparts, Tbk sebesar 25,7%. Istilahnya, Astra hanya menitipkan investasinya di perusahaan-perusahaan asosiasi tersebut dengan pengelolaan diserahkan kepada partnernya. Astra hanya akan menerima dividen setiap tahunnya dari mereka.

Memulai Pembentukan Perusahaan Joint Venture

Pertanyaan pertama yang akan muncul adalah, bagaimana cara menemukan partner untuk membentuk perusahaan joint venture? Bila perusahaan kita memiliki daya tarik seperti telah dijelaskan sebelumnya, maka kita akan didatangi oleh calon partner asing. Calon partner terdekat yang akan datang biasanya adalah konsumen perusahaan kita atau supplier perusahaan kita. Bila mereka konsumen kita, kemungkinan mereka ingin memastikan agar pasokan barang dari kita akan berjalan lancar. Bila itu datang dari supplier kita, kemungkinan mereka ingin agar jualan mereka bisa lebih ditingkatkan dengan menggandeng kita lebih erat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun