“Kamu tahu? Isi di dalam kotak yang kamu pegang itu adalah hasil dari aku punya sepasang tangan, sepasang kaki, mata, mulut dan otak. Mereka telah kugunakan untuk bekerja. Dan...”
“Sssttt… Baiklah, aku akan memberikanmu jawaban saat ini juga.” Wanita itu memotong bicaraku, hatiku mulai sedikit gundah, tetapi juga senang. Dia akan mengatakannya, namun tiba-tiba tangannya lenyap dari genggamanku, begitu pula raganya.
Satu jam sebelum perkuliahan jam ketiga selesai.
Lelaki kurus keluar dari kelas, dengan pensil terjepit di sela telinga kiri.
Dia melangkah ke arah bangku taman lalu duduk dengan kedua kakinya diangkat, memandang pohon yang teduh dengan tatapan cemas.
Tiba-tiba… dari arah jam tiga terdengar suara-suara yang tidak asing, lalu diikuti tawa di belakangnya.
“Sebutkan nama dan nim, lalu tinggalkan ruangan ini...”
“Hey terima kasih ya. Gara-gara kamu tidur di kelas, pak dosen langsung mengakhiri kuliah.”
Dia tidak mempedulikannya, seakan-akan suara-suara itu masuk dari telinga kanan lalu keluar telinga kirinya.
Langit gelap, cuaca panas, kiranya akan turun hujan. Dan jawaban dari Agni Pratistha atas isi di dalam kotak kecil berwarna merah pun terlewatkan...