Mohon tunggu...
Andi Chairil Furqan
Andi Chairil Furqan Mohon Tunggu... Dosen - Menelusuri Fatamorgana

Mengatasi Masalah Dengan Masalah Baru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saatnya 542 PEMDA di Indonesia "Bersinergi", Bukan "Bersaing" Menghadapi Covid-19

11 April 2020   20:49 Diperbarui: 11 April 2020   20:54 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Namun, yang perlu diingat bahwa walaupun masing-masing daerah diberikan kewenangan dalam menentukan status dan strategi dalam penanganan COVID-19 ini (misalnya dalam penentuan Pembatasan Sosial Berskala Besar/PSBB), yakinlah bahwa tidak akan ada satu pun daerah yang mampu mengatasi masalah penyebaran COVID-19 ini secara mandiri. Koordinasi dan kerjasama antar daerah dan Sinergi dengan seluruh pihak juga sangat dibutuhkan. 

Kenapa hal ini menjadi penting? Karena masalah penyebaran COVID-19 saat ini bukan lagi hanya pada masalah kesehatan masyarakat semata, tetapi telah berimplikasi pada masalah ekonomi, sosial dan ketahanan pangan di suatu daerah. 

Boleh jadi suatu daerah bisa berhasil mengatasi penyebaran COVID-19 dengan "strategi pembatasan yang ketat", namun apakah kemudian tidak terjadi permasalahan sosial, ekonomi dan kelangkaan pangan di daerah tersebut akibat pembatasan yang ketat itu ???....

Karenanya, tidak salah jika dikatakan bahwa saat ini masing-masing PEMDA dituntut untuk dapat mengatasi penyebaran COVID-19 di daerahnya (berdasarkan strateginya masing-masing). Namun yang perlu diingat, ini bukan berarti PEMDA harus "bersaing" dengan daerah/pihak lain dalam mengatasi permasalahan tersebut.

PEMDA tidak cukup hanya dengan berstrategi dalam melakukan pemetaan penyebaran COVID-19 saja, namun juga harus melakukan pemetaaan terhadap ketersediaan tenaga medis, fasilitas kesehatan dan obat-obatan, pemetaan terhadap masyarakat yang terkena dampak atas pembatasan yang (akan) sedang diberlakukan, serta pemetaan atas sumber daya yang dimiliki oleh daerah maupun masyarakat yang berpotensi untuk dikembangkan dalam membantu memenuhi kebutuhan mendesak saat ini (termasuk kebutuhan pangan).

PEMDA tidak bisa hanya dengan berstrategi mengobati orang yang telah/berpotensi terinfeksi COVID-19 (Positif, PDP, ODP) saja, namun juga harus mampu menjamin ketersediaan fasilitas kesehatan/tenaga medis/obat-obatan, serta mengatasi permasalahan ekonomi dan sosial yang telah (berpotensi) terjadi di tengah-tengah masyarakat.

PEMDA tidak boleh hanya dengan berstrategi memutus penyebaran COVID-19 untuk saat ini saja, namun juga harus mampu membentuk pola kehidupan masyarakat dan lingkungan yang lebih sehat, aman dan nyaman, sehingga masyarakat dapat menjalankan aktivitas dan berinteraksi sosial secara normal kembali di kemudian hari.

Karena setiap daerah memiliki kelebihan dan keterbatasan yang berbeda-beda (termasuk ketersediaan sumber daya alam maupun fasilitas/SDMnya), maka seluruh strategi tersebut dapat dilakukan secara tepat jika ada sinergi, kerjasama dan koordinasi yang baik dengan PEMDA lain, termasuk dengan Pemerintah Pusat, TNI/POLRI, BUMN, Pihak Swasta maupun Kelompok/Organisasi Masyarakat lainnya. 

Saatnya seluruh PEMDA untuk saling bertukar informasi dan memberikan dukungan/bantuan antara satu dengan lainnya. Apa yang menjadi keberhasilan di suatu daerah, dapat dibagikan dan di contoh oleh daerah lainnya. Begitupula jika ada permasalahan ataupun keterbatasan pada satu daerah, dapat dibantu oleh daerah lainnya untuk mengatasinya.

Karenanya, salah satu kunci sukses yang terpenting dalam menghadapi COVID-19 ini adalah ketika PEMDA dapat "BERSINERGI" dengan seluruh pihak. Bukannya "BERSAING" dengan pihak lainnya....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun