Saat akhirnya mundur dari binaan Indomobil (karena terasa dianak-tirikan dan ngga berkembang), Mazda pun mencoba nekat membuat perusahaan sendiri di Indonesia. Sekarang? Sepertinya tidak perlu penjelasan panjang-lebar tentang sepak terjang Mazda kan? They struggled, yet they tried to survive. Now, they've earned the sweet results.
Yang menjadi pemikiran gue sekarang adalah;
- Gimana nasib 35 karyawan Ford?
- Gimana cara servis mobil Ford, saat diler sudah ditutup?
- Gimana nasib harga jual kembali mobil Ford?
- Gimana nasib saya, yang udah niatin beli Ford Laser bekas? (lahh, ga nyambung)
Pada akhirnya, seperti judul gue di atas, Amrik kembali kalah di Indonesia. Dan ketika hanya tersisa Dodge, sebagai satu-satunya perwakilan merk Amrik; jelas rasanya kalau untuk industri otomotif, kita masih hanya jadi santapan empuk merk Jepang (yang menguasai sekitar 90% pangsa pasar mobil di Indonesia).
Gimana dengan merk Jerman dan Korea? Please, ngga ada apa-apanya kali dibandingkan merk Jepang. Jangan cuma lihat di jalanan Jabodetabek doank lahh, kurang luas cakupannya.
Dan ketika tadi gue bilang ada sekelompok pria berjubah putih "merayakan" terlemparnya satu lagi produk "si zionis";
Di pojok Jakarta lainnya, (mungkin) beberapa arak terbuang demi perayaan prospek market share yang makin nambah di industri roda empat Indonesia.
Selamat tinggal Ford, you'll be missed (by me, at least).
Artikel ini dibuat berdasarkan info-info yang disadur dan diolah dari berbagai sumber,
dan ditambahkan analisa dan opini dari gue sendiri;
- Kompas
- Autonetmagz
- Reuters
- Wall Street Journal
- NanoNews
- DapurPacu
- AutoBild Indonesia
- Ford Indonesia's official Website
- Data Penjualan via website Gaikindo
(sumber foto utama: 3rdstrikeperformance.com)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H