BBMÂ (BlackBerry Messenger) di Indonesia, setidaknya di Jakarta & Tangerang Selatan (tempat gue tinggal dan beraktivitas), masih menjadi salah satu aplikasi berbagi pesan yang sangat populer.
Data yang gue dapatkan dari jagatreview, menyebutkan bahwa per Februari 2015 (alias sekitar awal tahun lalu) BBM masih menjadi aplikasi smartphone yang memiliki pengguna aktif terbanyak setiap bulannya.
(sumber: klik di sini); riset dilakukan oleh Ericsson bekerja sama dengan Ookla.
Menjamurnya ponsel Android dari puluhan merk, cukup jadi andil ketika masyarakat mulai meninggalkan ponsel BlackBerry tapi masih susah move-on dari BBM-nya.
Pangsa pasar dan nilai penjualan ponsel BlackBerry yang menurun drastis (kalau tidak mau dibilang ngga laku), membuat pihak BlackBerry mengeluarkan jurus dengan menyediakan layanan-premium BBM; yang salah satunya adalah untuk menghilangkan iklan-iklan di dalam aplikasi BBM.
Yupp.
Iklan di aplikasi, yang sepertinya menjadi momok bagi sebagian (besar, mungkin?) pengguna ponsel di Indonesia.
Momok, karena pasti diprotes (silahkan cek bagian Review dari aplikasi-aplikasi free di Google Play); namun, terlalu pelit untuk membeli aplikasi demi menghilangkan iklan-iklan tersebut.
Please deh, harga aplikasi ngga sampai 20 ribu dibilang mahal tapi ganti hape beberapa bulan sekali dan isi paket internet tiap bulan bisa. Alasan "soalnya mesti pakai CC (kartu kredit)" juga sudah mulai ngga masuk akal karena Google Play sudah menyediakan sistem pembayaran Potong-Pulsa. Intinya sih, emang dasar medit aja. #eh
Balik lagi ke BBM,
Iklan-iklan yang muncul di BBM ada beberapa macam, dan sepertinya tidak perlu dijelaskan satu-persatu; pengguna aktif bulanan terbanyak, pasti yang baca blog ini juga pengguna BBM.
Fokus gue adalah iklan di BBM Feeds, atau dulunya lebih dikenal dengan Recent Updates. Satu segmen di BBM yang begitu sering di-cek karena tingginya tingkat kepo dan tingginya kebutuhan untuk "apa-apa mesti di-update di status BBM".
Jenis iklan yang muncul awalnya hanya berupa iklan BBM Channel, namun sekarang mulai berkembang biak menjadi berbagai jenis termasuk iklan aplikasi ponsel.
Tidak ada yang salah pada awalnya, karena jenis iklan yang muncul masih dalam tahap normal dan acceptable (menurut gue); damn! ketahuan deh kalau gue juga masih pakai aplikasi gratisan..