Mohon tunggu...
Andi ZakyRachmadhan
Andi ZakyRachmadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyelaraskan Kearifian Lokal dan Budaya Globalisasi

16 Desember 2024   17:30 Diperbarui: 16 Desember 2024   18:48 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyelaraskan Kearifan Lokal dan Budaya Globalisasi: Antara Ancaman dan Peluang

Globalisasi adalah fenomena yang tidak dapat dihindari dalam perkembangan dunia modern. Meskipun membawa berbagai keuntungan, globalisasi juga menyisakan tantangan besar bagi banyak aspek kehidupan, terutama terkait dengan pelestarian budaya dan kearifan lokal. Kearifan lokal, yang mencakup nilai, pengetahuan, dan tradisi yang telah berkembang di dalam suatu komunitas, kini menghadapi ancaman serius akibat arus globalisasi yang membawa budaya global yang lebih dominan. Namun, di balik tantangan tersebut, ada peluang besar bagi kearifan lokal untuk berkembang dan dikenal lebih luas. Artikel ini akan membahas interaksi antara kearifan lokal dan budaya globalisasi serta strategi yang dapat digunakan untuk menjaga dan memanfaatkan potensi kearifan lokal di era global.

Pengaruh Positif Globalisasi terhadap Kearifan Lokal

Meskipun globalisasi sering kali diidentikkan dengan ancaman terhadap kearifan lokal, ia juga membuka berbagai peluang bagi pelestarian dan pengenalan budaya lokal di tingkat global. Salah satu pengaruh positif globalisasi adalah mempermudah akses ke informasi dan teknologi yang dapat digunakan untuk mendokumentasikan dan mempromosikan budaya lokal. Misalnya, seni tari tradisional seperti Tari Saman dari Aceh telah dikenal di dunia internasional setelah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda. Hal ini menunjukkan bahwa globalisasi memberikan kesempatan bagi budaya lokal untuk dilestarikan sekaligus diperkenalkan ke audiens global yang lebih luas (Pemerintahan UMA, 2024, h. 8).

Selain itu, teknologi digital memungkinkan tradisi-tradisi lokal yang semula hanya dikenal di kalangan komunitas setempat untuk dipelajari dan dipraktikkan oleh generasi muda. Sartini (2004, h. 12) mencatat bahwa digitalisasi memberikan kesempatan untuk mendokumentasikan tradisi lisan, seperti cerita rakyat, lagu daerah, dan ritual adat, dalam bentuk digital yang dapat diakses oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Hal ini sangat penting untuk memastikan bahwa kearifan lokal tetap hidup dan relevan di dunia modern.

Dampak Negatif Globalisasi terhadap Kearifan Lokal

Di sisi lain, globalisasi juga membawa dampak negatif yang signifikan terhadap pelestarian kearifan lokal. Salah satunya adalah homogenisasi budaya. Seiring dengan masuknya budaya global melalui media sosial dan hiburan internasional, budaya lokal sering kali terpinggirkan. Misalnya, makanan cepat saji internasional yang mendominasi pasar kuliner menggantikan makanan tradisional yang sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat. Tambah Pinter (2024, h. 15) mengemukakan bahwa kecenderungan ini menyebabkan semakin sedikitnya generasi muda yang tertarik untuk mengonsumsi makanan tradisional atau mempelajari resep-resep kuno yang diwariskan secara turun-temurun.

Komersialisasi budaya lokal juga menjadi dampak negatif lainnya. Banyak aspek budaya yang seharusnya bernilai filosofis atau spiritual kini dipandang hanya sebagai produk yang dapat dijual. Contohnya adalah batik, yang dulunya merupakan simbol dari nilai-nilai sosial dan filosofi hidup masyarakat, kini lebih sering dilihat sebagai produk fashion yang dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan pasar global tanpa memperhatikan makna yang terkandung di dalamnya (Blog UNNES, 2024, h. 20).

Studi Kasus: Sistem Subak di Bali

Salah satu contoh kearifan lokal yang telah terancam akibat globalisasi adalah sistem Subak di Bali. Sistem irigasi tradisional ini bukan hanya sebuah metode pengaturan distribusi air, tetapi juga mencerminkan hubungan yang erat antara manusia, alam, dan aspek spiritual dalam kehidupan masyarakat Bali. Subak telah diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO, namun meskipun demikian, sistem ini semakin terpinggirkan oleh penggunaan teknologi irigasi modern yang lebih efisien namun tidak mempertimbangkan nilai-nilai sosial dan ekologis yang ada dalam Subak.

Pemerintah dan masyarakat Bali telah berupaya untuk melestarikan sistem ini dengan menggunakan teknologi digital untuk mendokumentasikan cara kerja Subak dan mendidik generasi muda mengenai pentingnya menjaga kelestarian sistem irigasi ini (Tambah Pinter, 2024, h. 18). Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa dengan pemanfaatan teknologi dan kolaborasi antara pihak-pihak terkait, kearifan lokal dapat dilestarikan meskipun dihadapkan pada arus globalisasi yang cepat.

Strategi Pelestarian Kearifan Lokal

Untuk menjaga keberlanjutan kearifan lokal di tengah arus globalisasi, ada beberapa strategi yang perlu diterapkan:

  1. Pendidikan Budaya Lokal
    Pendidikan tentang kearifan lokal harus menjadi bagian integral dari kurikulum di sekolah. Sartini (2004, h. 10) menekankan pentingnya pengajaran budaya lokal kepada generasi muda untuk meningkatkan kesadaran mereka akan nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi mereka. Ini dapat dilakukan melalui mata pelajaran seni budaya, bahasa daerah, serta pelatihan keterampilan tradisional.
  2. Penguatan Komunitas Budaya
    Komunitas lokal harus diberdayakan untuk menjadi pelaku utama dalam pelestarian kearifan lokal mereka. Pemerintah dan sektor swasta dapat memberikan dukungan berupa pelatihan, dana, serta akses ke platform digital untuk mempromosikan budaya mereka. Blog UNNES (2024, h. 25) menyatakan bahwa pemberdayaan komunitas budaya adalah kunci untuk melestarikan warisan budaya yang ada.
  3. Kolaborasi dengan Industri Kreatif
    Kearifan lokal dapat dipadukan dengan industri kreatif seperti fashion, seni, atau film untuk memperkenalkan budaya lokal kepada audiens yang lebih luas. Pemerintahan UMA (2024, h. 12) mengungkapkan bahwa budaya lokal yang dipadukan dengan unsur-unsur modern dapat menarik minat generasi muda tanpa mengurangi esensi dan nilai budaya tersebut.
  4. Pemanfaatan Teknologi Digital
    Seiring dengan kemajuan teknologi, platform digital dapat digunakan untuk mendokumentasikan, mempromosikan, dan menyebarkan informasi mengenai kearifan lokal. Dengan adanya akses yang lebih mudah melalui internet, budaya lokal dapat dikenalkan ke dunia global tanpa batasan geografis (Tambah Pinter, 2024, h. 15).

Kesimpulan

Globalisasi memang membawa dampak besar terhadap kearifan lokal, baik sebagai ancaman maupun sebagai peluang. Kearifan lokal yang merupakan identitas budaya suatu bangsa dapat terlindungi dan berkembang jika dikelola dengan bijaksana. Melalui pemanfaatan teknologi, pendidikan budaya, dan pemberdayaan komunitas, kearifan lokal dapat tetap relevan di tengah derasnya arus globalisasi. Sebagai masyarakat, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan budaya kita agar tetap hidup, berkembang, dan dihargai, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di dunia internasional.

Daftar Pustaka
Pemerintahan UMA. (2024). Dampak Globalisasi terhadap Kearifan Lokal. Diakses pada 9 Desember 2024, dari https://pemerintahan.uma.ac.id
Sartini, A. (2004). Kearifan Lokal dalam Era Globalisasi. Jakarta: Pustaka Cendekia.
Tambah Pinter. (2024). Globalisasi dan Pelestarian Kearifan Lokal. Diakses pada 9 Desember 2024, dari https://tambahpinter.com
Blog UNNES. (2024). Strategi Pelestarian Kearifan Lokal di Tengah Globalisasi. Diakses pada 9 Desember 2024, dari https://blog.unnes.ac.id

Nama kelompok : kelompok kewanegaraan 1

Nama Anggota : Malka Rexa Abhiska ( 202410310110010 ) 

                                  Muhammad Fajar Rizki Akbar ( 202410310110015 )

                                  Farid Ikhwananda ( 202410310110024 )

                                  Andi Zaky Rachmadhan Bachtiar ( 202410310110026 )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun