Revolusi Industri 4.0 dan society 5.0 dengan dukungan pandemic Covid19 telah merubah kehidupan manusia di muka bumi ini. Hal positive nya adalah percepatan informasi, percepatan pemenuhan kebutuhan dan tidak ada lagi batasan yang mengakibatkan isolasi komunikasi. Hal positiv muncul namun hal negativ pun tumbuh subur.
Tatanan nilai sosial dan budaya berubah tak bisa dikendalikan, mengakibatkan muncul perilaku yang berbeda. Pola konsumtif mengakibatkan perilaku yang pragmatis.Â
Kebutuhan akan layanan mendorong manusia menjadi pragmatis. Kebutuhan akan eksistensi diri menjadikan penguatan atas perilaku pragmatis. Mencari keuntungan,mencari keterpenuhan kebutuhan dan hidup berkecukupan disaat kondisi sulit.
Pragmatisme merupakan sifat atau ciri seseorang yang cenderung berfikir praktis, sempit dan instant. Orang yang mempunyai sifat pragmatis ini menginginkan segala sesuatu yang dikerjakan atau yang diharapkan ingin segera tercapai tanpa mau berfikir panjang dan tanpa melalui proses yang lama. Â
Pragmatis adalah : efisien, membumi, praktis, rasional, realistis, utilitarian. Arti Kata Pragmatis Juga ditemukan dalam KBBI (Kamus Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Inilah fakta hari ini, bukan keliru tetapi pilihan. Â Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa pragmatisme adalah sebuah konsep yang hanya mementingkan sisi kepraktisan atau lebih mementingkan hasil akhir.Â
Contoh pragmatisme bisa terlihat pada konsep permainan bola, yaitu permainan bola yang hanya bertujuan untuk menghasilkan skor atau gol tanpa mempertimbangkan metode ataupun teknik bermain seperti menyerang atau bertahan. Namun, teknik bermain yang bagus menjadikan peluang yang lebih besar dalam mencetak sekor atau gol.
Contoh lain dalam kehidupan sehari-hari dari pragmatisme adalah dalam bidang pendidikan, seorang guru yang pragmatisme hanya memikirkan bagaimana caranya mengajarkan siswanya sesuai dengan kurikulum yang ada tanpa memikirkan apakah siswanya menangkap pelajaran yang diberikan atau tidak yang penting guru tersebut mendapat gaji.
Praktis mengacu pada apa yang nyata dan apa yang mungkin. Kamus Oxford mendefinisikan praktis sebagai 'berkaitan dengan tindakan aktual atau penggunaan sesuatu daripada dengan teori dan ide'. Seperti definisi ini menyiratkan, praktis dapat digunakan untuk menggambarkan suatu tindakan.Â
Selain itu, praktis juga dapat digunakan untuk menggambarkan seseorang maupun objek. Misalnya, orang yang praktis adalah orang yang berpikir secara realistis dan masuk akal daripada idealis. Praktik kata sifat digunakan untuk menggambarkan suatu objek ketika objek tersebut cocok untuk tujuan tertentu.
Pragmatis dan praktis merupakan efek dari perubahan global yang sudah hadir sampai dengan di desa desa. Melek internet dan komputer  mendukung tumbuhnya perilaku pragmatis dan praktis. Layanan cepat adalah kunci mengendalikan. Ketika layanan public yang dibwrikan pemerintah tidak optimal dan berpanjang birokrasi, maka tidak heran kritikan, hujatan dan somasi keras terjadi di semua media sosial.
Sedikit mundur kebelakang, perilaku pragmatis dan praktis tak bisa dihindari, hendaknya kita memiliki panduan atau best practise sebagai pedoman kita bersikap berperilaku dan pedoman melakukan sesuatu. Best practise yang diwarnai oleh norma agama, dan penghargaan atas orang lain.
Tanpa best practice hidup individual ini akan membuka ruang benturan kepentingan. Dialektika sosial ini adalah  tantangan kekinian yang merubah tatanan sosial, budaya dan pola pikir.Â
Tokoh agama, pejabat public adalah personal yang di nanti keteladanannya, sekali mereka tidak tepat maka gempita di media sosial pun membahana. Tulisan ini hanya mengingatkan pembaca, bahwa inilah realita hari ini. Semoga bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H