"Tenang Yas, sebaiknya kamu minum dulu, mungkin itu memang beneran anak monyet," ucap Heri.
menenangkan, kemudian ia berkata,
"Hantu itu sebangsa Jin, memang ada disekitar kita hanya saja tidak terlihat oleh kita karena ia adalah makhluk ghaib, yang kita lakukan hanyalah selalu berdoa dan meminta perlindungan kepada Allah SWT, supaya kita selalu dalam lindungannya." Ucap Heri dengan bahasanya yang lembut dan tersusun rapi dengan memberikan kami nasihat.
"Baik pak ustadz." Kata Doni seperti mengejek.
"Ayo kita masak, nanti waktunya gak keburu, jam setengah 8 kan ada acara kita." ujar Juki dengan nada bicaranya penuh semangat, urusan masak memasak kami serahkan kepadanya.
"Iya kalian masak ya, Aku mau istirahat didalam , Sumpah aku capek banget habis lari-larian, bawa kayu lagi." Ucap Doni kemudian ia pun langsung terbaring didalam tenda.
kami pun sibuk ingin memasak nasi dan lauk pauk seadanya,sambal goreng asam, telur dadar ,dan gulai kacang panjang disamping itu Juki yang sangat pandai dalam memasak, ternyata Heri juga pandai membuat sambal tak heran kecepatan dan kelihaiannya membuat rasa masakannya tak diragukan. Sedangkan Yudi membantu mengambil air di sekitar musholla. Setelah sekian lama masakan pun siap, saatnya untuk makan, kami pun membentuk lingkaran tak lupa memanggil Doni yang hampir tertidur untuk makan bersama.
"Alhamdulillah, akhirnya kita diberi rejeki oleh Allah SWT atas nikmatnya kita bisa merasakan indahnya bisa makan bersama sampai detik ini." Ucap Heri dengan irama khasnya seperti bapak ustadz.
"Yuk Makan." Kata Doni, langsung ia mengambil piring. Kami pun mengambil piring masing-masing, saat semuanya sudah mengambil Nasi dan lauk pauk, suapan pertama pun dimulai terlihat masing-masing mulut kami terbuka dengan sangat lebar dan terlihat seperti Slowmotion dengan gerakan yang sangat lambat karena saking laparnya, belum sampai makanan kami kemulut tiba-tiba....
"Ehmmm, Astaghfirullah, baca doa dulu teman." Tegur Heri.
Sontak, kami semua mengucap
"Astagfirullahul'azim" secara bersamaan dan berdoa bersama, kami pun makan dengan sangat lahap dan tidak ada sedikitpun yang tersisa.
"Ah, Akhirnya kenyang juga, Alhamdulillah." Kata Mas Juki sambil memegang perutnya.
"Pruiiiiiiiiiiit." Belum sempat kami membereskan sisa makanan kami, tiba-tiba peluit Panitia berbunyi yang menandakan semua Peserta harus berkumpul.