"Geef de armband van mijn zoon terug." Tanya sosok pria tua itu kepadaku. Aku merasa tidak tahu apa maksud pria tua tersebut karena menggunakan bahasa asing.
"Aku tidak mengerti apa maksudmu, kenapa aku disini tolong lepaskan." teriakku dengan membentaknya.
Terlihat muka sosok bapak tua tadi yang mukanya pucat berubah menjadi merah berapi seperti marah besar, ia pun berkata dengan kalimat yang sama.
"Sial aku tidak mengerti." Pikirku. Tiba-tiba ia menodongkan senjata senapangnya kepadaku.
"Jangan, aku tidak mengerti maksudmu." Ujarku, keringatku bercucuran, rasa api disekitarku kian terasa panas. Senjatanya kian mendekati kepalaku.
"three...,two....." Sosok bapak tua menghitung mundur seperti menandakan bahwa ia akan segera menarik pelatuk senjatanya."
"Aaaaaaaaaaaaaa, jangaaaan tembak aku........." teriakku dengan kencang..
.....
Part 3 udah  ada di artikel selanjutnya ya... .. Kunjungi profil penulis.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H