Seorang AO tidak bisa meyakini begitu saja pengakuan calon debitur. Selanjutnya angka yang didapat harus di-cross chek dengan data-data penjualan tertulis apakah nota, bon, buku catatan penjualan, dll (bukan hasil rekayasa). Dalam kesempatan ini kita akan membahas lebih dalam cara menentukan omzet minimum dengan pendekatan statistik.
Rata-rata dan standar deviasi adalah perkakas analis keuangan. Rata-rata adalah ukuran pemusatan sekumpulan data. Sedangkan standar deviasi adalah ukuran penyimpangan dari rata-rata. Sangat penting memahami konsep dasar keduanya untuk diterapkan secara benar dalam analisis kelayakan pembiayaan UKM.Â
Konsep penting yang harus dipahami adalah konsep kurva normal. Bila kita memiliki sekumpulan data yang diasumsikan normal maka peluang masing-masing data untuk muncul adalah sama dengan luas kurva normal yang meliputinya.
Cara menentukan omzet
Lalu bagaimanakah menetapkan angka omzet yang konservatif ? Omzet penjualan bergerak fluktuatif setiap hari, minggu, bulan dan tahun .Â
Jika analis menggunakan nilai tertinggi sebagai dasar menentukan omzet tahunan maka bisa dipastikan analisis akan terlalu tinggi atau over valued. Tidak setiap hari toko kelontong itu mendapatkan penjualan yang tinggi. Ada kalanya penjualan sepi sehingga pendapatan hanya 50% dari pendapatan normal.Â
Secara statistik, nilai omzet konservatif dapat ditetapkan dengan mengurangi rata-rata dengan nilai standar deviasi. Jika rata-rata omzet adalah 1 juta dan standar deviasi adalah seratus ribu, maka kita dapat mengatakan 84% peluang omzet penjualan lebih besar atau sama dengan 700 ribu rupiah.Â
Jadi dapat ditetapkan omzet minimum (konservatif) untuk keperluan analisis adalah 700 ribu rupiah per hari. Demikian, semoga bermanfaat.****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H