Mohon tunggu...
andhita jasmine
andhita jasmine Mohon Tunggu... Lainnya - A student

for educational purposes.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Implementasi "The Ascetic Ideal" pada Aspek Kehidupan Manusia

17 Februari 2022   15:16 Diperbarui: 17 Februari 2022   15:26 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dalam urusan seni, Mulhall merasa urusan religius kerap kali dikaitkan dengan pemaknaan seni masa kini. Orang mungkin mengatakan bahwa itu membuka hubungan internal antara apa yang kita pahami tentang agama dan apa yang kita pahami tentang seni, karena jika konteks artistik baru mengundang dan memungkinkan proyeksi konsep-konsep agama yang semula, maka ia mengungkapkan jangkauan atau dimensi signifikansi lebih lanjut dari konsep-konsep asli tersebut. 

Dari perdebatan dialektika seni inilah, banyak seniman utamanya pada era modernisme mempertanyakan tentang kewenangan dan ilham yang mereka miliki terkait dengan pijakan-pijakan seni yang telah ada sebelumnya. Hal ini berdampak pada terungkapnya kenyataan atau kekurangannya dalam setiap karya individu yang mereka hasilkan.

Autobiografi, Biografi, dan Filsafat

Bagi masyarakat barat, autobiografi lebih penting bagi minat dan perkembangan filsafat daripada biografi. Bahkan dapat dikatakan seseorang dapat menulis sejarah filsafat Eropa Barat hanya dengan berkonsentrasi pada contoh-contoh autobiografi filosofis melalui tulisan Confessions milik Augustine, Meditations milik Descartes, dan Ecce Homo karya Nietzsche.

 Jika autobiografi filosofis sama pentingnya dengan sejarah dan perkembangan genre literatur tersebut, itu mungkin terjadi karena dorongan untuk membahas masalah filosofis tertentu terletak di jantung penulisan autobiografi.

Dari ilustrasi di atas, sepertinya apa yang kita sebut dengan filsafat tampaknya mampu menaruh minat, bahkan dengan anggapan untuk memutuskan setiap aspek kehidupan manusia, tidak mengherankan jika para filsuf harus menganggap autobiografi mampu menghasilkan pertanyaan filosofis seperti halnya karya lain yang mampu mendukung apa yang disebut sebagai 'filsafat autobiografi'. 

Filsafat autobiografi memungkinkan orang untuk berharap menemukan penyelidikan kritis terhadap asumsi dan konsep yang diandaikan oleh latihan autobiografi tertentu. 

Pada akhirnya, dapat disimpulkan bahwa cara penulisan kehidupan biografi dan autobiografi adalah kemungkinan-kemungkinan yang terkait secara internal; dan bahwa sejarah filsafat dengan keteladanannya yang berulang-ulang beralih ke bentuk autobiografi dengan cara penyampaian yang menyiratkan hubungan internal antara filsafat dan autobiografi. Lantas, mengapa konsep dan asumsi yang berhubungan dengan filsafat ini menjadi perhatian khusus bahkan obsesi bagi para filsuf?

Mulhall menyatakan bahwa filsafat memiliki semacam perlakuan istimewa dibanding bidang materi lain. Filsafat tidak memiliki materi pelajaran yang khas; jenis pertanyaannya yang khas pada dasarnya parasit terhadap keberadaan disiplin dan bidang kehidupan manusia lainnya, mereka dapat muncul sehubungan dengan salah satu fenomena itu, dan tidak ada kumpulan pengetahuan, teknik, atau metode filosofis khusus yang harus dikuasai oleh siapa saja yang ingin mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. 

Jika kita memproyeksikan jawaban Mulhall pada realitas kehidupan saat ini, saya rasa saya setuju dengan apa yang dituliskan Mulhall dalam bukunya, dimana filsafat memang akan selalu menyertai ilmu disiplin lain dalam setiap praktiknya.

Genealogi dan Kebenaran, Skeptisisme dan Modernisme

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun