Mohon tunggu...
andhiniwahyu
andhiniwahyu Mohon Tunggu... Mahasiswa - profesi saya sebagai mahasiswa S1 KEPERAWATAN

saya adalah anak kedua dari dua bersaudara,saya berkepribadian yang ceria dan gampang berbaur dengan orang lain atau masyarakat,hobi saya memasak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Pemberdayaan Kader Posyandu sebagai Support Health Group Stunting Di Kelurahan Jetis Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar

24 November 2024   09:00 Diperbarui: 24 November 2024   09:02 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

     Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang,yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.Stunting menjadi masalah yang sangat sering dialami sekarang ini,banyak orang tua yang kadang tidak sadar akan kesehatan dan keadaan gizi pada anaknya. Ciri stunting dapat dilihat dari fisiknya seperti lebih pendek dari sepantaranya,Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya,BB balita tidak naik bahkan cenderung menurun,Perkembangan tubuh anak terhambat seperti telat menarche (menstruasi pertama anak perempuan),Anak mudah terserang berbagai penyakit infeksi. Stunting terjadi dimulai dari pra-konsepsi Ketika seorang ramaja menjadi ibu kurang gizi dan anemia Kemudian saat hamil tidak mendapatkan asupan gizi yang mencukupi Dan ibu hidup di lingkungan dengan sanitasi kurang.

Penyebab sunting yang ada di kelurahan jetis :

·  Kekurangan Gizi: Kekurangan asupan makanan bergizi, terutama protein, vitamin, dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan yang optimal.

·  Infeksi Berulang: Penyakit infeksi seperti diare yang sering terjadi, terutama pada anak balita, dapat mengganggu proses penyerapan nutrisi.

·  Keterbatasan Akses pada Air Bersih dan Sanitasi: Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi yang buruk meningkatkan risiko infeksi dan memperburuk keadaan gizi anak.

·  Faktor Sosial dan Ekonomi: Keterbatasan ekonomi yang menghalangi keluarga untuk membeli makanan bergizi dan memperburuk kualitas pola makan anak.

·  Kurangnya Pengetahuan Orang Tua: Kurangnya pemahaman tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif dan pola makan bergizi pada anak-anak.

·  Kehamilan yang Tidak Sehat: Ibu yang kekurangan gizi atau memiliki penyakit tertentu selama kehamilan berisiko melahirkan bayi dengan kondisi stunting.

Stunting bertdampak pada keterlambatan pertumbuhan fisik,anak yang stunting akan memiliki tubuh yang lebih pendek dibandingkan dengan anak sebayanya, yang menunjukkan perkembangan fisik yang tidak optimal.

Cara mengatasi masalah yaitu dengan cara:

1. Pemberian Makanan Bergizi

Pemberian ASI eksklusif: Menyusui bayi secara eksklusif selama 6 bulan pertama adalah cara terbaik untuk memastikan mereka mendapatkan gizi yang optimal.

Pemberian MP-ASI (Makanan Pendamping ASI): Setelah usia 6 bulan, beri makanan pendamping ASI yang bergizi, seperti bubur, sayuran, buah-buahan, dan sumber protein seperti telur, ikan, daging, atau kacang-kacangan.

Konsumsi makanan seimbang: Pastikan anak mendapatkan makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak sehat, serta vitamin dan mineral yang cukup.

2. Peningkatan Akses ke Layanan Kesehatan

Imunisasi lengkap: Pastikan anak mendapatkan imunisasi yang lengkap untuk mencegah penyakit yang bisa menyebabkan malnutrisi.

Pemantauan pertumbuhan dan kesehatan anak: Lakukan pemantauan secara rutin di posyandu atau fasilitas kesehatan terdekat untuk memeriksa berat badan, tinggi badan, dan perkembangan anak.

3. Perbaikan Sanitasi dan Air Bersih

Ketersediaan air bersih: Penyediaan akses ke air bersih dan sanitasi yang baik sangat penting untuk mencegah infeksi dan penyakit yang dapat mempengaruhi penyerapan nutrisi.

Cuci tangan dan kebersihan: Ajarkan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan atau setelah buang air besar untuk mengurangi risiko infeksi.

4. Edukasi kepada Orang Tua

Pendidikan mengenai gizi: Berikan edukasi kepada orang tua, terutama ibu, tentang pentingnya pola makan yang bergizi untuk anak, serta bagaimana cara memasak dan menyajikan makanan yang sehat dan bergizi dengan bahan yang terjangkau.

Pemberdayaan perempuan: Menguatkan peran perempuan dalam keluarga dan masyarakat dapat membantu meningkatkan pola asuh dan pemberian gizi pada anak.

5. Program Pemerintah dan Intervensi Sosial

Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT): Program ini memberikan makanan tambahan bergizi bagi anak-anak yang teridentifikasi berisiko stunting.

Program Keluarga Harapan (PKH): Program sosial yang memberikan bantuan kepada keluarga miskin untuk memastikan mereka dapat membeli makanan bergizi dan memenuhi kebutuhan dasar anak.

Suplemen dan mikronutrien: Penyuluhan dan distribusi suplemen vitamin A, zat besi, dan lainnya untuk anak dan ibu hamil dapat membantu mencegah kekurangan gizi.

6. Peningkatan Gizi Ibu Hamil dan Menyusui

Pemberian gizi selama kehamilan: Ibu hamil perlu mengonsumsi makanan yang bergizi untuk mendukung pertumbuhan janin.

Pemberian suplemen gizi: Ibu hamil dan menyusui yang kekurangan gizi sebaiknya mendapatkan suplemen zat besi, asam folat, dan kalsium.

7. Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Keluarga

Peningkatan pendapatan keluarga: Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga melalui pekerjaan yang layak dapat membantu mereka mengakses makanan yang lebih bergizi.

Faktor Potensial terjadinya stunting pada anak:

1. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)  :Bayi dikatakan memiliki berat lahir rendah atau BBLR apabila memiliki berat badan kurang dari 2500 gr (2,5 kg).Anak dengan BBLR memiliki risiko 5,87 kali untuk mengalami stunting.

2. Panjang Badan Lahir Pendek

Balita dengan panjang badan yang pendek ( < 48 cm) saat lahir mempunyai  risiko mengalami   stunting   4   kali lebih   besar   dibandingkan balita dengan panjang badan yang normal saat lahir ( ≥ 48 cm).

3. Riwayat Pemberian Imunisasi Dasar Tidak Lengkap

Imunisasi memberikan efek kekebalan tubuh terhadap manusia, dibutuhkan terutama pada usia dini yang merupakan usia  rentan terkena penyakit. Dampak dari sering dan mudahnya terserang penyakit adalah gizi buruk. Riwayat imunisasi dasar yang tidak lengkap  mempunyai risiko  mengalami  stunting 6 kali lebih besar dibandingkan   dengan balita yang memiliki riwayat imunisasi dasar lengkap.

Peran orang tua dalam memenuhi kebutuhan dasar anak

Kebutuhan-kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang yang optimal:

1. Kebutuhan Fisik-Biologis (ASUH) :

Kebutuhan sandang, pangan, papan seperti: nutrisi, imunisasi, kebersihan tubuh &

lingkungan, pakaian, pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, olahraga, bermain dan beristirahat.

2. Kebutuhan kasih sayang dan emosi (ASIH):

Kebutuhan emosi dan kasih sayang, sudah dimulai sejak dalam kandungan, sehingga terbentuk ikatan yang erat, serasi dan selaras dengan ibunya untuk menjamin tumbuh kembang fisik-mental

3. Kebutuhan Stimulasi (ASAH) :

Anak perlu distimulasi sejak dini untuk mengembangkan sedini mungkin kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, kemandirian, kreativitas, kepemimpinan, moral dan spiritual anak.

Faktor penting yang harus dipenuhi untuk tumbuh kembang anak yang optimal:

1.   Air Susu Ibu (ASI) :

Terdiri dari air, protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, zat antibodi, dan enzim. ASI sarat nutrisi penting, mengurangi risiko bayi terkena penyakit tertentu, seperti diare, ISPA , pneumonia, asma dll.

2.   MPASI atau makanan pendamping ASI :

Mulai  diberikan  kepada  bayi  setelah  usia  6  bulan.  Pemberian  MPASI dilakukan secara bertahap. Pemberian MPASI bertujuan untuk melatih dan membiasakan bayi mengonsumsi makanan yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuhnya seiring dengan pertambahan usianya.

3.Imunisasi :

Suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara memasukkan vaksin,yakni virus atau bakteri yang sudah dilemahkan,dibunuh,atau bagian-bagian dari bakteri(virus)tersebut telah dimodifikasi.Tujuan imunisasi adalah agar mendapatkan imunitas atau kekebalan anak sacara individu dan eradikasi atau pembasnian sesuatu penyakit adri penduduk di suatu daerah.

4. Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)

Menurunkan kejadian sakit terutama penyakit infeksi yang dapat membuat energi untuk pertumbuhan teralihkan pada pahlawan tubuh menghadapi infeksi,gizi sulit diserap dan terhambatnya pertumbuhan.PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat.

Cara melakukan PHBS antara lain sebagai berikut:

1. Lakukan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

2. Memberi bayi ASI Eksklusif

3. Menimbang balita setiap bulan

4. Menggunakan air bersih

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

6. Menggunakan jamban sehat

7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu

8. Makan buah dan sayur setiap hari

9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari

10.Tidak merokok

Menjadi orang tua hebat dalam mendidik anak:

  • Bersiap-siap menjadi orang tua
  • Memahami peran orang tua
  • Memahami konsep diri orang tua
  • Melibatkan peran ayah
  • Mendorong tumbuh kembang anak
  • Membantu tumbuh kembang balita
  • Menjaga anak dari pengaruh media
  • Menjaga  kesehatan reproduksi balita
  • Membentuk karakter anak sejak dini

Peran kader mendukung pencegahan stunting:

1. Ibu Hamil

- Memetakan ibu hamil kurang energi kronis (KEK)

- Mendorong ibu hamil patuh konsusmsi tabel tambah darah

- Mengajak ibu hamil periksa kehamilan ke fasilitas kesehatan

2. Balita 0-23 Bulan

- Memetakan ibu yang punya bayi 0-6 bulan diberi asi eksklusif

- Mendorong ibu yang punya balita datang ke posyandu

- Mengajak ibu yang punya balita untuk imunisasi dasar lengkap

3. Keluarga

- Mendorong keluarga untuk memenuhi gizi seimbang

- Medorong keluarga untuk akses sanitasi lingkungan

- Mendorong keluarga untuk berperilaku hidup bersih dan sehat

Tugas kader 

- Memotivasi keluarga dan masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan dasar di Posyandu

- Berpartisipasi dalam pengelolaan kegiatan pelayanan kesehatan dasar di Posyandu bersama masyarakat dan pendamping tim teknis

- Melakukan penyuluhan kesehatan kepada keluarga dan masyarakat

- Melakukan pencatatan kegiatan pelayanan Posyandu termasuk mencatat keluarga yang berisiko kesehatan (ibu hamil KEK, balita stunting, dll)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun