Mohon tunggu...
Andhika Aditia Huseini Putra
Andhika Aditia Huseini Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sampurasun wargi jawa barat, selamat membaca dan memahami artikel dibawah inii

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keanekaragaman Busana Adat Pengantin dari Tanah Pasundan Karawang

12 November 2023   11:13 Diperbarui: 12 November 2023   11:19 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kegunaan dan manfaat setelah saya melakukan observasi secara langsung ke museum sribaduga bandung, dimana saya dapat lebih banyak mengetahui sejarah khususnya berbagai objek mengenai pakaian/busana yang ada di jawa barat karena sudah di gambarkan dan dibericontohnya secara langsung. Dalam saya memaparkan hasil artikel pastinya saya menggunakan berbagai referensi mulai dari informasi yang sudah didapatkan dan menambahkan referensi dari berbagai artikel yang membahas tentang pakaian adat pengantin yang ada di jawa barat.

Definisi Dari Objek Pakaian adat Kembang Ageung.

Busana pengantin ini lebih dikenal dengan sebutan Kembang Ageung yang memiliki arti yang berarti ''Kembang dalam bahasa indonesianya bunga'' dan Ageung yang berarti besar'' . Bukan tanpa alasan pemberian nama tersebut diambil dari hiasan kepala wanita yang beraneka ragam dan cukup banyak berbagai motif tusuk konde. Busana pakaian adat ini biasanya digunakan dan dipakai oleh masyarakat umum pada upacara-upacara tertentu dan upacara pernikahan. Bisa dilihat pada wajah pengantin yang ditutup dengan hiasan terawangan motif sulur dan beruntaikan biji mentimun. Sedangkan untuk busana berupa rok dan blus tangan panjang yang dilengkapi dengan selendang berwarna kuning.

Rambut pengantin wanita disanggul dengan menggunakan model keongan yang diletakkan di atas sekeliling sanggul diberi hiasan kembang ageung yang terbuat dari bahan alpaka (sejenis logam sampuran tembaga dan perak), terdiri dari 30 buah kembang sanggul berupa tusuk konde bunga, 4 buah kembang pacul besar berbentuk burung merak dilengkapi dengan untaian mute yang ujungnya berbandul benang wol putih. Setelah itu ada kembang pacul yang berbentuk segitiga ditancapkan pada sekeliling sanggul serta 3 buah kembang tusuk konde berbentuk pohon ditancapkan dibagian atas sanggul. Di atas dahi diberi hiasan sisir, terbuat dari bahan alpaka berbentuk segitiga ukiran motif bunga dan permata tiruan. Pakaian kembang ageung mempunyai pengaruh dari budaya cina dan juga arab. Sedangkan untuk pakaian pria hanya menggunakan kemeja putih, menggunakan jas hitam, peci nasional hitam. menggunakan celana pangsi dan kaos kaki sebatas betis dan alas kaki sandal palimpang dari bahan kulit dan karet.

Busana Adat Menjadi Simbol Komunikasi Antar Budaya.

Menurut Rich dan Sitaram dalam (Purba, et al., 2010:113) komunikasi antarbudaya adalah seni untuk memahami dan saling pengertian antara khalayak yang berbeda kebudayaan, komunikasi terjadi antara orang-orang yang berbeda kebudayaan. Komunikasi antar budaya adalah sebuah interaksi komunikasi yang dilakukan dengan orang lain yang memiliki latar budaya yang berbeda. Ketika kita bertemu dengan orang lain pastinya belum tentu budaya dan bahasanya sama dengan kita.

Kita sebagai makhluk hidup pastinya membutuhkan bantuan ataupun pertolongan orang lain, dimana kita sebagai manusia memiliki latar belakang kebudayaannya yang berbeda. Dalam bahasa sansekerta arti budaya yaitu buddhayah. menurut Soerjanto Poespowardojo dalam (Nasution, dkk., 2015: 15) budaya adalah keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan miliki diri manusia dengan cara belajar. Sedangkan menurut pendapat (Cangara,2008:52) komunikasi antarbudaya juga berfungsi sebagai interaksi antara orang-orang yang memiliki persepsi budaya dan sistem simbol yang berbeda untuk mengubah kegiatan komunikasi.

Kesimpulan:

 Jadi kesimpulan yang dapat diambil ialah pakaian kembang ageung yang berasal dari daerah karawang jawa barat tersebut memiliki pengaruh dari pakaian adat cina dan juga arab. Dimana pakaian/busana adat ini memiliki hiasan-hiasan ataupun pernak-pernik yang beraneka ragam, budaya tersebut tercipta karena komunikasi yang dilakukan oleh berbagai manusia yang hidup dizaman tertentu. Dengan generasi-Z saat ini, mereka tidak luas pengetahuannya dalam berbagai busana adat yang ada, mereka sudah dipengaruhi oleh pakaian-pakaian khas orang barat. Jadi kita sebagai penerus bangsa, harus banyak mencari tahu budaya-budaya ataupun pakaian adat yang ada untuk menjaga agar budaya ataupun pakaian adat yang ada tidak hilang begitu saja.

Daftar Referensi:

Nurhalimah, Nurhalimah. TRADISI APPALILI DI KASSIKEBO KECAMATAN MAROS KABUPATEN MAROS (2005-2017). Diss. UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR, 2018.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun