Setiap manusia pasti tidak luput dari kesalahan dan dosa, tidak ada manusia yang benar benar suci dan tidak luput dari kesalahan. Dosa kerapkali dilakukan baik oleh hati maupun perbuatan nyata oleh anggota tubuh.
Imam Syafi'i mengatakan ketika manusia berbuat maksiat maka akan timbul titik hitam di hatinya dan jika maksiat itu terus dilakukan akan semakin banyak titik hitam yang bermunculan hingga titik hitam itu akan memenuhi hatinya.
Tentu maksiat sangat membahayakan pelakunya, ketika hati sudah menghitam secara keseluruhan maka akan sulit hidayah Allah untuk masuk kedalamnya, karena hati itu kotor penuh noda sedangkan hidayah Allah bersifat suci. Membuat pelakunya menjadi sulit merasakan manisnya takwa dan tetap berada di jalannya
Lalu hati yang hitam tersebut akan mengganggu kekhusyuan dan rasa manis dalam berbuat kebaikan. Sehingga timbul rasa malas dalam beribadah karena tidak ada kenikmatan didalamnya
Tentu hal itu sangat membahayakan manusia sebagai makhluk yang diciptakan untuk beribadah kepada Allah SWT. Sehingga sangat penting dilakukannya pembersihan jiwa atau hati untuk menghindari hal tersebut, yaitu dengan dilakukannya tazkiyatun nafs atau pembersihan jiwa
Tazkiyatun nafs terdiri dari 2 kata : at-tazkiyah yang bermakna at-tath-hiir yaitu penyucian atau pembersihan dan an-nafs yaitu jiwa atau hati. Tazkiyatun nafs adalah proses pembersihan hati atau jiwa dari syirik dan dosa dari sifat" tercela dan menggantinya dengan sifat terpuji.
"Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu)" (Q.S. As-Syams 91:9)
Lalu bagaimana cara menyucikan jiwa tersebut?
Tazkiyatun nafs dapat dilakukan dengan 3 cara
1. Tathahhur
Yaitu menyucikan jiwa dari penyakit hati, seperti iri dengki, kufur nikmat, percaya terhadap hal hal syirik, riya, sombong dan lain lain
2. Tahaqquq
Adalah bagaimana seorang muslim agar selalu merasa dekat dengan Allah, salah satunya dengan berdzikir. Di tahap ini sangat berpengaruh dalam penyucian jiwa, karena dzikir yang dilakukan seperti istighfar akan mengikis sedikit demi sedikit noda hitam yang ada didalam hati, taubat terus menerus merupakan contoh dari tahaqquq
3. Takhalluq
Yaitu berakhlak, dengan akhlak yang baik meneladani Rasulullah Saw akan membuat hati orang yang melakukannya selalu rindu dengan Rasulullah Saw dan tentu akan membersihkan jiwanya.
Setiap muslim yang beriman wajib melakukan tazkiyatun nafs baik dia pelaku maksiat ataupun orang yang taat, hal itu dilakukan karena Allah mencintai hambanya yang bertaubat dan berusaha menyucikan jiwanya.
Orang yang sering maksiat tapi dia tidak pernah berhenti bertaubat lebih baik dibandingkan dia yang taat tapi tidak pernah merasa bersalah.
Maka dari itu selama nafas ini belum berhenti maka teruslah bertaubat dan menyucikan diri, hingga kita hadir dihadapan Allah SWT dalam keadaan yang sebaik baiknya
By : Rafa Aulia Rizqia
Hukum Ekonomi SyariahÂ
Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H