Mohon tunggu...
Andhika Abi Putra
Andhika Abi Putra Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Dunia itu seperti bayangan, semakin kita kejar maka semakin jauh bayangan tersebut, maka berbaliklah dari bayangan tersebut, niscaya bayangan tersebut akan mengikutimu.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tazkiyatun Nafs

28 Februari 2023   21:50 Diperbarui: 23 Juni 2023   13:58 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setiap manusia pasti tidak luput dari kesalahan dan dosa, tidak ada manusia yang benar benar suci dan tidak luput dari kesalahan. Dosa kerapkali dilakukan baik oleh hati maupun perbuatan nyata oleh anggota tubuh.

Imam Syafi'i mengatakan ketika manusia berbuat maksiat maka akan timbul titik hitam di hatinya dan jika maksiat itu terus dilakukan akan semakin banyak titik hitam yang bermunculan hingga titik hitam itu akan memenuhi hatinya.

Tentu maksiat sangat membahayakan pelakunya, ketika hati sudah menghitam secara keseluruhan maka akan sulit hidayah Allah untuk masuk kedalamnya, karena hati itu kotor penuh noda sedangkan hidayah Allah bersifat suci. Membuat pelakunya menjadi sulit merasakan manisnya takwa dan tetap berada di jalannya

Lalu hati yang hitam tersebut akan mengganggu kekhusyuan dan rasa manis dalam berbuat kebaikan. Sehingga timbul rasa malas dalam beribadah karena tidak ada kenikmatan didalamnya

Tentu hal itu sangat membahayakan manusia sebagai makhluk yang diciptakan untuk beribadah kepada Allah SWT. Sehingga sangat penting dilakukannya pembersihan jiwa atau hati untuk menghindari hal tersebut, yaitu dengan dilakukannya tazkiyatun nafs atau pembersihan jiwa

Tazkiyatun nafs terdiri dari 2 kata : at-tazkiyah yang bermakna at-tath-hiir yaitu penyucian atau pembersihan dan an-nafs yaitu jiwa atau hati. Tazkiyatun nafs adalah proses pembersihan hati atau jiwa dari syirik dan dosa dari sifat" tercela dan menggantinya dengan sifat terpuji.
"Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu)" (Q.S. As-Syams 91:9)
Lalu bagaimana cara menyucikan jiwa tersebut?

Tazkiyatun nafs dapat dilakukan dengan 3 cara
1. Tathahhur
Yaitu menyucikan jiwa dari penyakit hati, seperti iri dengki, kufur nikmat, percaya terhadap hal hal syirik, riya, sombong dan lain lain
2. Tahaqquq
Adalah bagaimana seorang muslim agar selalu merasa dekat dengan Allah, salah satunya dengan berdzikir. Di tahap ini sangat berpengaruh dalam penyucian jiwa, karena dzikir yang dilakukan seperti istighfar akan mengikis sedikit demi sedikit noda hitam yang ada didalam hati, taubat terus menerus merupakan contoh dari tahaqquq
3. Takhalluq
Yaitu berakhlak, dengan akhlak yang baik meneladani Rasulullah Saw akan membuat hati orang yang melakukannya selalu rindu dengan Rasulullah Saw dan tentu akan membersihkan jiwanya.

Setiap muslim yang beriman wajib melakukan tazkiyatun nafs baik dia pelaku maksiat ataupun orang yang taat, hal itu dilakukan karena Allah mencintai hambanya yang bertaubat dan berusaha menyucikan jiwanya.

Orang yang sering maksiat tapi dia tidak pernah berhenti bertaubat lebih baik dibandingkan dia yang taat tapi tidak pernah merasa bersalah.

Maka dari itu selama nafas ini belum berhenti maka teruslah bertaubat dan menyucikan diri, hingga kita hadir dihadapan Allah SWT dalam keadaan yang sebaik baiknya

By : Rafa Aulia Rizqia

Hukum Ekonomi Syariah 

Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun