Mohon tunggu...
Andeni Apri Yuliansyah
Andeni Apri Yuliansyah Mohon Tunggu... lainnya -

Pemuda Bandel, yang susah mengikuti Aturan.!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

"Sang Penakhluk Badai"

4 Juni 2013   00:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:34 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Butiran debu,

tak terhitung melekat dipipi manismu,

kau siram dengan keringatmu,

kau biarkan hingga menjadi daki,

kaupun tak jijik meskipun setiap hari,

sepanjang hari kau ucapkan salam PEMBEBASAN,

sepanjang hari kau teriakkan Kebebasan untuk kami,

meski kami tertati - tati,

meski kami diam dan tak mengerti,

kau mendidik tanpa menghardik,

kau membimbing seraya mendamping,

kau takluk badai usia dini,

kau kikis ego dan kebodohan kami,

kaupun terlalu maklum akan kami,

semakin hari semakin mengerti,

semakin hari semakin kau peduli,

kau taklukkan lagi hiruk pikuk tabi'at kami,

kau berikan kami sebuah arti,

waktu kau tukar dengan pengabdian,

waktu kau buang dengan harapan,

kau bangga ketika kami bisa,

kau kecewa ketika kami terlena,

kau mengingat kami yang salah,

kau penuntun yang siap memapah ketika kami mulai berjalan,

kau penunjuk jalan ketika kami bingung dipersimpangan,

kau tunggu kami diujung jalan yang salah,

agar kami tak menyerah,

kaulah penahan hasrat kami yang salah,

kaulah penghalang ketika kami hampir terjurang,

kau manusia luar biasa,

tak pandang kami dari mana,

tak kau tampak sedikitpun rona kesedihan,

tak kau tunjukkan sebuah penyesalan,

kau abadikan dalam diri kami,

sebuah wacana hidup yang mulia,

kau ciftakan kami diantara aksara yang terbuang,

kau buat ada dalam hitungan,

sehingga kami berkutat dengan angka - angka kehidupan,

maaf khilafku dalam sabarmu,

terima kasih titipan tuhan,

terima kasih penunjuk jalan,

kau abadi bersama kami,

kau ada dalam do'a kami,

"Andeni"

LLG, 6 Maret 2013

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun