Mohon tunggu...
andaru rahutomo
andaru rahutomo Mohon Tunggu... rakyat jelata -

fulfilling a never ending purpose

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lessons in Military Leadership

22 Desember 2015   11:53 Diperbarui: 22 Desember 2015   17:40 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

LESSONS IN MILITARY LEADERSHIP

Robert T. Kiyokasi

Perang dan bisnis adalah sesuatu yang mirip, keduanya adalah suatu kondisi yang berbahaya. Karenanya kepemimpinan yang diterapkan dalam militer dapat juga dimanfaatkan dalam menangani sebuah perusahaan bisnis atau organisasi lainnya. Ada beberapa prinsip kepemimpinan dalam militer yang dapat dijadikan sebagai bahan pengetahuan dalam kepemimpinan secara umum:

8 Pelajaran dari Military Leadership

  1. Leaders Are Role Models

Kepemimpinan berarti dapat menjadi seseorang yang menjadi panutan bagi anggotanya. Kepemimpinan tidak hanya didapatkan di dalam buku namun kepimpinan harus diterapkan sembari kita terus belajar untuk meningkatkan kemampuan tersebut.

Ada yang disebut sebagai Business-Investor tringle (B-I Trinangle) yang merupakan faktor yang berpengaruh dalam bisnis. Apabila sebuah bisnis gagal maka itu akibat kelemahan salah satu faktor tersebut. Sekolah tradisional mengajarkan 5 faktor dan militer akademi berfokus pada 3 faktior. Jika digabung 8 faktor itu antara lain:

Fokus sekolah tradisional:

  • Produk: Banyak orang berfikiran bahwa produk adalah yang terpenting dari proses bisnis, namun sebenarnya produk hanya sebagian kecil dari banyak faktor lainnya.
  • Legal: Pengacara dan legal officer sangat penting untuk melindungi perusahaan dan produk.
  • Sistem: Perusahaan bisnis terdiri dari kumpulan subsistem yang saling berinteraksi. Untuk hasil maksimal setiap organisasi butuh orang-orang yang ahli dalam bidangnya untuk mengoperasikan sistem tersebut.
  • Komunikasi: Apabila komunikasi antar komponen organisasi terganggu maka begitu juga performa organisasinya.
  • Cash Flow: Sebuah organisasi harus mempunyai alur keuangan yang akurat.

Fokus Akademi Militer :

  • Misi : Misi adalah sebuah entitas spiritual. Misi adalah kunci dari eksistensi sebuah organisasi.
  • Tim : Tim merepresentasikan kekuatan. Semakin kuat dan bersatunya tim maka mereka akan semakin kuat.
  • Kepemimpinan: Kepemimpinan adalah sebuah panutan. Kepemimpinan diperoleh dari kepercayaan, respek, pengalaman dan kompetensi.

Dalam sebuah kelompok setiap orang ingin keberadaannya terlihat oleh atasannya. Ada dua cara untuk meraih perhatian itu yaitu menampilkan kemampuan terbaik setiap hari kemudian tampil berprestasi atau menjadi beban yang kemudian akan disingkirkan. Pemimpin itu dipuja dan juga diharapkan memiliki standar yang tinggi, namun juga senada dengan harapan untuk melihat pemimpin itu jatuh sehingga kompetitor dapat mengisi posisinya. Pemimpin itu dihasilkan dari contoh perilaku, bukan dari ketakutan atau paksaan. Kepemimpinan dapat diperoleh namun tidak dapat diberikan.

  1. Are You A Leader or a Looner

Sekolah tradisional mengajari muridnya untuk menjadi ahli yang bekerja sendiri, namun sekolah akademi militer mengajari muridnya untuk menjadi pemimpin dari tim. Salah satu alasan mengapa enterpreneur semakin sedikit adalah karena orang lebih memilih untuk menjadi "lone wolf" daripada seorang pemimpina dikarenakan mereka harus berhadapa dengan banyak orang dengan berbagai sifat. Untuk mengembangkan usaha maka orang harus mempunyai kemampuan untuk berhadapan dengan orang lain yang lebih banyak. Kondisi itu membutuhkan kemampuan seorang pemimpin.

Cashflow Quadrant adalah suatu diagram atau parameter yang digunakan untuk mengetahui bagaimana keadaan kita saat ini. Apakah kita sebagai pekerja, pemilik atau pun sebagai investor.

Kuadrant ini berisi:

E untuk employee (pegawai)

S untuk self – employee (pekerja lepas)

B untuk business owner (pemilik usaha)

I untuk investor (penanam modal)

Seorang B dan I dapat meninggalkan bisnisnya dalam waktu yang relatif lama karena aset-lah yang bekerja untuknya sedangkan E dan S tidak dapat meninggalkan bisnisnya dalam waktu yang lama karena mereka bekerja untuk sistem dan aset tidak bekerja untuk mereka.

SEORANG ”E”

Kita ambil contoh yang pada umumnya terjadi di masyarakat, yaitu seorang karyawan perusahaan. Apabila seorang karyawan perusahaan tidak dapat bekerja karena alasan sakit atau usia lanjut, maka seorang karyawan tadi tidak akan mendapatkan uang / gaji mereka yang berasal dari perusahaan.

SEORANG ”S”

Mari kita ambil contoh seorang dokter praktek.

Apabila seorang dokter tidak praktek karena alasan kesehatan, usia lanjut, atau karena adanya bencana yang mengakibatkan seorang dokter tidak bisa membuka prakteknya, maka dokter tersebut tidak akan mendapatkan penghasilan.

SEORANG ”B”

Mari kita ambil contoh seorang pemilik waralaba Pizza Hut.

Apabila pemilik waralaba tersebut ingin berlibur ke luar negeri selama satu bulan hingga beberapa tahun, maka bisnisnya akan tetap berjalan dan menghasilkan uang karena telah memilik sistem yang telah terbukti dapat berjalan dengan sistem yang ada dan karyawannya.

SEORANG ”I”

Contoh I adalah seorang investor atau pemegang saham.

Sama seperti seorang ”B”, yaitu ketika seorang investor ingin meninggalkan bisnisnya dalam waktu yang lama, maka bisnisnya tetap dapat berjalan karena aset-lah yang bekerja untuknya.

Dengan memahami Cashlow Quadrant di atas maka kita dapat mengetahui dimana posisi kita dan apa untukng ruginya. Apakah lebih baik menjadi "lone wolf" atau bertransformasi menjadi pemimpin yang lebih mempunyai banyak manfaat.

  1. Discipline Delivers A Higher Quality Of Life

Meningkatkan level kehidupan seseorang membutuhkan kedisiplinan. Untuk bergerak dari zona nyaman dan bergerak ke level selanjutnya selain dibutuhkan niat juga dibutuhkan kedisiplinan. Perubahan itu terkadang membutuhkan pengorbanan untuk masuk ke kondisi yang tidak nyaman, belajar hal barum bertemu orang-orang baru, dan bertransformasi menjadi orang yang lebih baik. Namun kehidupan seseorang tidak akan meningkat sebelum orang itu sendiri meningkatkan kualitas dirinya.

Semakin besar kekuasaan yang diemban maka ada 3 faktor yang harus juga ditingkatkan sehingga kekuasaan/sumber daya itu dapat terjaga dengan baik. Faktor itu antara lain knowledge, control, dan responsibility. Sumber daya yang besar menuntut dimilikinya pengetahuan yang lebih, standar yang lebih tinggi, dan kemampuan kontrol tingkat tinggi untuk menempatkan tanggung jawab di pundak seorang pemimpin dan menjaganya dengan baik.

Robert Kiyosaki menyebut ada Four Cornerstones of Disciplines yang merupakan faktor internal dari kepribadian seorang pemimpin yang menentukan keberhasilannya. Faktor itu adalah mental, fisik, emosi, dan spiritual. Untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang maka orang itu harus mempunya kekuatan mental, fisik, emosi, dan spiritual. Jika seseorang tidak mampu untuk meningkatkan kualitas hidupnya maka ada kemungkinan salah satu atau lebih dari 4 faktor tersebut dalam kondisi yang lemah. Butuh kekuatan dan disiplin untuk merubah 4 faktor tersebut menjadi sebuah modal kuat untuk meningkatkan kualitas hidup. Tanpa disiplin 4 faktor tersebut justru dapat menjadi kelemahan dan penghambat seseorang untuk maju.

Seorang enterpreneur harus dapat meningkatkan kekuatan 4 faktor tersebut. Seorang enterpreneur harus bisa menguatkan ketakutan emosional misalnya siap untuk menghadapi ketakutan laba yang tidak pasti, kemampuan untuk menerima resiko yang ada, dan terus beroperasi ketika modal sudah habis sekalipun. Kekuatan mental yang kuat dibutuhkan khususnya pada saat orang tersebut melakukan kesalahan, mental yang baik diperluka untuk segera bangkit dan belajar dari kesalahan tersebut. Kemampuan fisik harus siap untuk selalu bekerja tanpa henti sepanjang tahun. Dan yang paling penting adalah kemampuan spiritual dalam menghadapi krisis hukum, etika, dan moral yang sering ditemui dalam perjalanan melakukan pekerjaan.

Robert Kiyosaki yakin bahwa semua manusia mempunyai kekuatan luar biasa yang masi terpendam dalam dirinya. Salah satu cara untuk melepaskannya adalah melalui disiplin terhadap diri. Disiplin untuk memaksimalkan kekuatan mental, fisik, emosi dan spiritual diri.

  1. The Power of Respect

Singa dikenal sebagai raja hutan. Singa dikenal karena kekuatannya yang menakutkan dan diakui atas kekuatannya. Walaupun seekor singa sangat menakutkan, namun mereka tetap berburu secara berkelompok dengan singa jantan sebagai pemimpinnya yang dihormati. Dalam perang, respek lebih penting dari pangkat. Respek sangatlah penting untuk kepentingan pribadi dan organisasi. Dalam perang, komandan yang tidak mendapatkan respek dari bawahannya banyak yang meninggal dalam perang, sering mereka tertembak peluru dari belakang. Respek adalah sesuatu yang harus diberikan sebelum respek itu diterima, bukan sebaliknya. Bentuk respek atau penghormatan sangat penting bagi pemimpin dan kepemimpinannya dalam organisasi.

Kunci untuk memperoleh respek dari anggota adalah ABC (always be caring) dan communication. Perhatian kepada anggota sangatlah penting dalam perang. Perhatian dari atasan menyebabkan anggota akan merespon segala perintah baik dalam keadaan susah sekalipun asalkan mereka tau misi itu untuk kebaikan mereka sendiri. Dalam militer perhatian ditujukan kepada : misi, tim, dan individu. Komunikasi adalah hal berikutnya yang menumbuhkan respek dari anggota ke pemimpinnya. Semakin baik kemampuan komunikasi seorang pemimpin maka semakin kuat juga organisasi yang dipimpinnya. Peran komunikasi disini adalah menyatukann banyak komponen berbeda yang ada dalam suatu organisasi. Terkadang perbedaan fungsi operasional membuat jarak dan gap dalam komunikasi. Tugas yang wajib dilakukan oleh seorang pemimpin adalah menyatukan semua fungsi tersebut dan membawanya untuk mencapai tujuan organisasi. Semua itu tidak dapat dilakukan tanpa adanya kemampuan komunikasi yang baik. Tanpa komunikasi yang baik dengan siapapun baik atasan, rekan, dan bawahan maka respek tidak dapat diperoleh karena tidak adanya ikatan antar individu.

  1. The Need for Speed

Ketika kita makan di restoran, tentunya kita menginginkan pelayanan yang cepat daripa yang lambat. Hal ini sama dengan performa sebuah organisasi. Kecepatan sebuah organisasi harus tepat sehingga nilai dari organisasi itu sendiri dapat meningkat. Robert Kiyosaki membagi kecepatan organisasi menjadi 4 jenis, antara lain: angular speed, process speed, pocket speed, dan greadient speed.

  1. Angular speed: Kecepatan ini bagaikan kecepatan gravitasi matahari kepada planet-planet yang mengitarinya. Poinnya adalah bahwa sebuah organisasi tidak akan dapat maju apabila inti dari organisasi itu sendiri lemah. Dalam bisnis ada 5 faktor yang menjadi inti dari dari bisnis (produk, legal, sistem, komunikasi, alur keuangan).Kelemahan dalam salah satu faktornya dapat menjadi awal kehancuran dari sebuah organisasi.
  2. Process Speed. Poin penting dari jenis kecepatan ini adalah semakin lambat kecepatan sebuah perusahaan maka semakin sedikit pula keuntungan yang didapat. Karenanya kecepatan dalam proses kerja sangatlah penting bagi organisasi dan komponen kepemimpinan.
  3. Pocket Speed. Ini adalah kecepatan untuk memukul target dalam waktu dan saat yang tepat. Artinya adalah meyelesaika pekerjaan dengan tepat waktu sesuai dengan perencanaan. Bayangkan apabila kita tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waku, tentunya hal itu akan membawa penilaian buruk bagi kredibilitas kerja kita. Keterlambatan itu akan membawa kegagalan bagi tim untuk mencapai tujuan pelaksanaan tugas.
  4. Gradient Speed adalah kecepatan seseorang untuk belajar terhadap pengetahuan baru. Kemampuan seseorang untuk belajar berbeda satu dengan yang lainnya, itu adalah hal yang wajar. Sebagai seorang pemimpin tugas kita adalah mengontrol agar kecepatan belajar seluruh tim sejalan antara satu dan yang lainnya.
  1. Unite to Win & Divide to Conquer

Dalam akademi militer, taruna dididik untuk bersatu dan membagi pekerjaan untuk menang. Ini bukan berarti satu bagian lebih penting dari bagian yang lainnya. Perlu adanya pembagian tugas sesuai dengan skill masing-masing namun tetap terikat dalam satu kesatuan tim. Hal ini berbeda dengan yang diajarkan kepada siswa di sekolah. Mereka diajarkan untuk menjadi yang terbaik dan terpandai di dalam kelas namun mereka tidak diajarkan pentingnya kerjasama dalam tim untuk mencapai tujuan. Akibatnya mereka berusaha untuk tampil sebagai individu sehingga kelak mereka akan dapat kesempatan promosi dan jabatan yang lebih.

Mempersatukan orang dan membuat tim membutuhkan kemampuan kepemimpinan. Mempersatukan orang berarti meminta orang untuk bergabung dalam grup yang lebih besar, berfokus kepada tujuan yang lebih tinggi, sering untuk mengorbankan kepentingan pribadi, dan identitas pribadi. Membuat orang untuk bekerja dengan mengorbankan kepentingan pribadinya adalah tugas paling berat yang harus dilakukan seorang pemimpin, terutama apabila pemimpin tersebut bertujuan untuk mengear kepentingan pribadinya. Untuk menjadikan kesatuan tim maka seseorang harus mengesampingkan gengsinya dan sikap individualitasnya, sehingga dapat bekerja mengejar tujuan bersama yang lebih tinggi. Seseorang yang ingin bekerja menggunakan caranya sendiri akan membuat organisasi dalam keadaan bahaya.

Cara pemimpin memperoleh kesatuan/kebersamaan tim adalah melalui respek. Sikap saling menghargai ini akan membawa sebuah ikatan antar pribadi yang menjadikannya bagian dari satu kelompok. Tanpa adanya respek maka hubungan interpersoal yang kuat tidak akan terjadi. Semakin kuat kemampuan seorang pemimpin untuk berkomunikasi dengan anggotanya maka semakin kuat organisasi itu berjalan.

  1. Leaders Are Teacher.

Pemimpin adalah guru. Seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang selalu mengembangkan bawahannya agar mempunyai kualitas pemimpin yang sama bahkan lebih. Namun sebelum mengajarkan tentang kepemimpinan , seorang pemimpin itu harus mempunyai kemampuan dan untuk memperolehnya harus melalui sikap disiplin yang ketat.

Ada 2 tipe sakit yang akan dirasakan seseorang dalam berorganisasi dan berkarier yaitu sakit karena berdisiplin dan sakit karena penyesalan. Sakit karena disiplin ini hanya bersifat sementara dan berakibat baik, sedangkan sakit karena penyesalan itu bersifat permanen dan berakibat kurang baik. Sebagai contohnya orang selalu malas untuk berolahraga karena olahraga itu membuat lelah, akhirnya dia menyesal karena badannya gendut dan tidak sehat. Berbeda dengan orang yang menyempatkan waktu selama 30 menit setiap hari untuk berorlahraga, memang mereka merasakan lelah selama 30 menit namun yang mereka dapatkan adalah badan ideal serta kesehatan dalam waktu lama. Kebanyakan orang mengesampingkan / enggan untuk bersusah-susah selama 30 menit dan lebih memilih untuk menerima kondisi buruk yang lama. Itu karena di dalam diri mereka tidak ada disiplin.

Disiplin sangat membantu Robert Kiyosaki dalam menjalan hidupnya sebagai seorang pebisnis. Disiplin membantunya menghadapi ketakutan dan kemalasan melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan. Di dalam bisnis seseorang harus melakukan sesuatu yang wajib untuk dilakukan walapun hal itu sangat mereka benci.

Kembali ke poin awal, sebagai seorang guru yang baik pemimpin harus lebih banyak menggunakan indera pendengeran dan penglihatannya daripada mulutnya. Artinya bahwa akan lebih baik bagi seorang pemimpin apabila kita lebih memahami pembicaraan lawan bicara daripada kita yang lebih banyak bicara. Dengan mendengarkan dan mengamati maka akan banyak informasi yang didapatkan sehingga menambah pengetahuan yang dimiliki. Sebagai seorang pemimpin merupakan sebuah kewajiban untuk menambah pengetahuan dan kualitas diri. Seseorang yang berbicara banyak akan gagal memperoleh pengetahuan yang didapatnya dari mendengar. Pemimpin akan lebih bertanya daripada berbicara, karena dengan bertanya mereka akan dapat mempunyai lebih banyak kesempatan untuk memperhatikan dan belajar. Pemimpin tidak perlu menunjukkan kehebatannya dengan ucapan, namun melalui perbuatan dan sikap yang dapat dicontoh. Pemimpin hendaknya berbicara di saat dan waktu yang tepat.

Untuk dapat merubah kehidupan kita harus dapat merubah kualitas diri sendiri. Caranya adalah dengan merubah perilaku kita sehari-hari. Perilaku orang kaya, menengah, dan miskin akan berbeda. Orang miskin tidak akan dapat menjadi orang kaya apabila mereka tidak merubah sikapnya. Merubah sikap memerlukan perubahan secara mental, emosional, fisik, dan spiritual. Belajar dan membaca akan menambah pengetahuan kita, namun untuk merubah sikap perlu lebih dari itu. DIperlukan praktek dan pengulangan sehingga pengetahuan itu menjadi kebiasaan.

 

  1. Leadership is One Big Sales

Pemimpin yang telah merubah dunia merupakan seorang salesman yang hebat. Barack Obama dalam memenangkan pemilu Amerika Serikat tahun 2008 karena Obama merupakan marketing yang hebat dan mempunyai tim marketing yang hebat di belakangnya. Obama adalah presiden pertama yang memenangkan pemilu AS melalui media internet. Dalam bisnis, pucuk pimpinan bisnis adalah seorang marketing. Jika mereka berhenti menjadi marketing maka mereka berhenti menjadi bisnis leader. Dalam hidup, orang sukses aka lebih banyak memasarkan daripada orang yang tidak sukses. Mereka yang paling banyak menjual akan menjadi pemimpin dalam bidangnya.

Kepemimpinann itu lebih dari sekedar mengatakan hal yang benar dan memberikan perintah. Ini adalah tentang mendapakan respek dari anggota yang dipimpin. Hanya karena memperoleh jabatan belum tentu seseorang mendapatkan respek dari bawahannya. Kepemimpinan adalah sebuah proses marketing karena orang tidak akan serta merta mengikuti perintah. Orang akan mengikuti seseorang yang dianggapnya. Ada tiga komponen komunikasi yang mempengaruhi efeknya:

  1. Ucapan adalah faktor yang paling tidak penting dari komunikasi. Ucapan akan menjadi penting setelah mengikuti 2 komponen komunikasi lainnya.
  2. Tone, timber, dan tempo. Penekanan, corak suara, dan tempo akan mempengaruhi persepsi komunikan. Komunikator yang baik akan menggunakan beberapa variasi emosional penekanan dalam komunikasinya karena hal itu akan menimbulkan efek perhatian yang lebih dari pendengar.
  3. Kecepatan dalam menyampaikan pesan akan mempengaruhi penerimaan komunikan menangkap arti pesan yang dimaksud.

Selain komunikasi, penampilan kita juga mempegaruhi afeksi dari orang-orang yang bertemu dengan kita. Sering kita melihat seseorang wanita berpakaian rapi dan menarik sehingga kita akan senang berada di dekatnya. Kita tidak akan memperhatikan apa yang diucapkan karena penampilannya sudah berkata kepada kita. Ini merupakan salah satu contoh sederhana bagaimana penampilan mempunyai arti yang besar dalam komunikasi non verbal. Komunikasi visual jika ditambahkan dengan komunikasi verbal yang hebat maka akan menimbulkan efek yang lebih besar. Karenanya ketika seseorang ingin tampil di publik hendaknya mereka memperhatikan penampilannya sehingga penampilannya akan berbicara secara otomatis kepada audience yang melihatnya.

Untuk mengecek komunikasi yang disampaikan, kita dapat melihatnya melalui respon yang didapat dari audience. Komunikasi yang sebenarnya adalah respon yang didapat. Dengan kata lain bukan materi yang disampaikan tetapi respon yang didapatlah yang menjadi tolak ukur sebuah komunikasi. Pemimpin adalah seseorang yang mengembangkan kemampuannya untuk mendapatkan respon yang mereka inginkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun