Mohon tunggu...
andaru rahutomo
andaru rahutomo Mohon Tunggu... rakyat jelata -

fulfilling a never ending purpose

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lessons in Military Leadership

22 Desember 2015   11:53 Diperbarui: 22 Desember 2015   17:40 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Robert Kiyosaki yakin bahwa semua manusia mempunyai kekuatan luar biasa yang masi terpendam dalam dirinya. Salah satu cara untuk melepaskannya adalah melalui disiplin terhadap diri. Disiplin untuk memaksimalkan kekuatan mental, fisik, emosi dan spiritual diri.

  1. The Power of Respect

Singa dikenal sebagai raja hutan. Singa dikenal karena kekuatannya yang menakutkan dan diakui atas kekuatannya. Walaupun seekor singa sangat menakutkan, namun mereka tetap berburu secara berkelompok dengan singa jantan sebagai pemimpinnya yang dihormati. Dalam perang, respek lebih penting dari pangkat. Respek sangatlah penting untuk kepentingan pribadi dan organisasi. Dalam perang, komandan yang tidak mendapatkan respek dari bawahannya banyak yang meninggal dalam perang, sering mereka tertembak peluru dari belakang. Respek adalah sesuatu yang harus diberikan sebelum respek itu diterima, bukan sebaliknya. Bentuk respek atau penghormatan sangat penting bagi pemimpin dan kepemimpinannya dalam organisasi.

Kunci untuk memperoleh respek dari anggota adalah ABC (always be caring) dan communication. Perhatian kepada anggota sangatlah penting dalam perang. Perhatian dari atasan menyebabkan anggota akan merespon segala perintah baik dalam keadaan susah sekalipun asalkan mereka tau misi itu untuk kebaikan mereka sendiri. Dalam militer perhatian ditujukan kepada : misi, tim, dan individu. Komunikasi adalah hal berikutnya yang menumbuhkan respek dari anggota ke pemimpinnya. Semakin baik kemampuan komunikasi seorang pemimpin maka semakin kuat juga organisasi yang dipimpinnya. Peran komunikasi disini adalah menyatukann banyak komponen berbeda yang ada dalam suatu organisasi. Terkadang perbedaan fungsi operasional membuat jarak dan gap dalam komunikasi. Tugas yang wajib dilakukan oleh seorang pemimpin adalah menyatukan semua fungsi tersebut dan membawanya untuk mencapai tujuan organisasi. Semua itu tidak dapat dilakukan tanpa adanya kemampuan komunikasi yang baik. Tanpa komunikasi yang baik dengan siapapun baik atasan, rekan, dan bawahan maka respek tidak dapat diperoleh karena tidak adanya ikatan antar individu.

  1. The Need for Speed

Ketika kita makan di restoran, tentunya kita menginginkan pelayanan yang cepat daripa yang lambat. Hal ini sama dengan performa sebuah organisasi. Kecepatan sebuah organisasi harus tepat sehingga nilai dari organisasi itu sendiri dapat meningkat. Robert Kiyosaki membagi kecepatan organisasi menjadi 4 jenis, antara lain: angular speed, process speed, pocket speed, dan greadient speed.

  1. Angular speed: Kecepatan ini bagaikan kecepatan gravitasi matahari kepada planet-planet yang mengitarinya. Poinnya adalah bahwa sebuah organisasi tidak akan dapat maju apabila inti dari organisasi itu sendiri lemah. Dalam bisnis ada 5 faktor yang menjadi inti dari dari bisnis (produk, legal, sistem, komunikasi, alur keuangan).Kelemahan dalam salah satu faktornya dapat menjadi awal kehancuran dari sebuah organisasi.
  2. Process Speed. Poin penting dari jenis kecepatan ini adalah semakin lambat kecepatan sebuah perusahaan maka semakin sedikit pula keuntungan yang didapat. Karenanya kecepatan dalam proses kerja sangatlah penting bagi organisasi dan komponen kepemimpinan.
  3. Pocket Speed. Ini adalah kecepatan untuk memukul target dalam waktu dan saat yang tepat. Artinya adalah meyelesaika pekerjaan dengan tepat waktu sesuai dengan perencanaan. Bayangkan apabila kita tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waku, tentunya hal itu akan membawa penilaian buruk bagi kredibilitas kerja kita. Keterlambatan itu akan membawa kegagalan bagi tim untuk mencapai tujuan pelaksanaan tugas.
  4. Gradient Speed adalah kecepatan seseorang untuk belajar terhadap pengetahuan baru. Kemampuan seseorang untuk belajar berbeda satu dengan yang lainnya, itu adalah hal yang wajar. Sebagai seorang pemimpin tugas kita adalah mengontrol agar kecepatan belajar seluruh tim sejalan antara satu dan yang lainnya.
  1. Unite to Win & Divide to Conquer

Dalam akademi militer, taruna dididik untuk bersatu dan membagi pekerjaan untuk menang. Ini bukan berarti satu bagian lebih penting dari bagian yang lainnya. Perlu adanya pembagian tugas sesuai dengan skill masing-masing namun tetap terikat dalam satu kesatuan tim. Hal ini berbeda dengan yang diajarkan kepada siswa di sekolah. Mereka diajarkan untuk menjadi yang terbaik dan terpandai di dalam kelas namun mereka tidak diajarkan pentingnya kerjasama dalam tim untuk mencapai tujuan. Akibatnya mereka berusaha untuk tampil sebagai individu sehingga kelak mereka akan dapat kesempatan promosi dan jabatan yang lebih.

Mempersatukan orang dan membuat tim membutuhkan kemampuan kepemimpinan. Mempersatukan orang berarti meminta orang untuk bergabung dalam grup yang lebih besar, berfokus kepada tujuan yang lebih tinggi, sering untuk mengorbankan kepentingan pribadi, dan identitas pribadi. Membuat orang untuk bekerja dengan mengorbankan kepentingan pribadinya adalah tugas paling berat yang harus dilakukan seorang pemimpin, terutama apabila pemimpin tersebut bertujuan untuk mengear kepentingan pribadinya. Untuk menjadikan kesatuan tim maka seseorang harus mengesampingkan gengsinya dan sikap individualitasnya, sehingga dapat bekerja mengejar tujuan bersama yang lebih tinggi. Seseorang yang ingin bekerja menggunakan caranya sendiri akan membuat organisasi dalam keadaan bahaya.

Cara pemimpin memperoleh kesatuan/kebersamaan tim adalah melalui respek. Sikap saling menghargai ini akan membawa sebuah ikatan antar pribadi yang menjadikannya bagian dari satu kelompok. Tanpa adanya respek maka hubungan interpersoal yang kuat tidak akan terjadi. Semakin kuat kemampuan seorang pemimpin untuk berkomunikasi dengan anggotanya maka semakin kuat organisasi itu berjalan.

  1. Leaders Are Teacher.

Pemimpin adalah guru. Seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang selalu mengembangkan bawahannya agar mempunyai kualitas pemimpin yang sama bahkan lebih. Namun sebelum mengajarkan tentang kepemimpinan , seorang pemimpin itu harus mempunyai kemampuan dan untuk memperolehnya harus melalui sikap disiplin yang ketat.

Ada 2 tipe sakit yang akan dirasakan seseorang dalam berorganisasi dan berkarier yaitu sakit karena berdisiplin dan sakit karena penyesalan. Sakit karena disiplin ini hanya bersifat sementara dan berakibat baik, sedangkan sakit karena penyesalan itu bersifat permanen dan berakibat kurang baik. Sebagai contohnya orang selalu malas untuk berolahraga karena olahraga itu membuat lelah, akhirnya dia menyesal karena badannya gendut dan tidak sehat. Berbeda dengan orang yang menyempatkan waktu selama 30 menit setiap hari untuk berorlahraga, memang mereka merasakan lelah selama 30 menit namun yang mereka dapatkan adalah badan ideal serta kesehatan dalam waktu lama. Kebanyakan orang mengesampingkan / enggan untuk bersusah-susah selama 30 menit dan lebih memilih untuk menerima kondisi buruk yang lama. Itu karena di dalam diri mereka tidak ada disiplin.

Disiplin sangat membantu Robert Kiyosaki dalam menjalan hidupnya sebagai seorang pebisnis. Disiplin membantunya menghadapi ketakutan dan kemalasan melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan. Di dalam bisnis seseorang harus melakukan sesuatu yang wajib untuk dilakukan walapun hal itu sangat mereka benci.

Kembali ke poin awal, sebagai seorang guru yang baik pemimpin harus lebih banyak menggunakan indera pendengeran dan penglihatannya daripada mulutnya. Artinya bahwa akan lebih baik bagi seorang pemimpin apabila kita lebih memahami pembicaraan lawan bicara daripada kita yang lebih banyak bicara. Dengan mendengarkan dan mengamati maka akan banyak informasi yang didapatkan sehingga menambah pengetahuan yang dimiliki. Sebagai seorang pemimpin merupakan sebuah kewajiban untuk menambah pengetahuan dan kualitas diri. Seseorang yang berbicara banyak akan gagal memperoleh pengetahuan yang didapatnya dari mendengar. Pemimpin akan lebih bertanya daripada berbicara, karena dengan bertanya mereka akan dapat mempunyai lebih banyak kesempatan untuk memperhatikan dan belajar. Pemimpin tidak perlu menunjukkan kehebatannya dengan ucapan, namun melalui perbuatan dan sikap yang dapat dicontoh. Pemimpin hendaknya berbicara di saat dan waktu yang tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun