1) Memiliki jaringan kerja dengan masyarakat yang disertai dengan dukungan teknologi mutakhir sehingga memudahkan implementasi prinsip-prinsip pemolisian bebasis masyarakat dan penegakan keadilan masyarakat.
2) Polri telah sangat berperan secara sosiologic menjalankan pemolisian berbasis masyarakat sebagai inisiator dan motivator baik secara adapt (melalui penguasa adat, tokoh masyarakat, tokoh adat dll) maupun secara inspiratoris terhadap satuan-satuan pengamanan lingkungan (pemukiman, pabrik, kantor dan pendidikan).
3) Memiliki kepemimpinan kultur kerja, manajemen, system komunikasi, pendidikan dan pelatihan yang benar-benar berorientasi pada hakekat Polisi sipil yang mengedepankan nilai-nilai harkat martabat manusia serta hak asasi manusia yang hakiki.
4) Aktif diberbagai konferensi internasional baik sebagai partisipan maupun narasumber khususnya dalam hal kajian peningkatan kualitas Polisi sipil.
5) Melakukan internal dan eksternal bench marking kesuatu Negara yang wilayah serta penduduknya mirip dengan Indonesia, dengan demikian akan selalu terpacu untuk melakukan hal yang paling baik dikelasnya.
6) Mendirikan sekolah Polisi berskala regional Asia Tenggara yang bekerjasama dengan berbagai institusi Polisi Negara-negara Asia Tenggara yang dapat dijadikan acuan berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan dilingkungan Polri.
7) Memiliki program rutin tahunan memberikan penghargaan pada pihak sipil dengan criteria :
- a) Menjadikan mitra kerja proaktif Polri.
- b) Memberikan dukungan dan kontribusi positif terhadap kesuksesan program Polisi.
- c) Menjadi perpanjangan tangan Polri digaris depan dengan penuh dedikasi serta tanpa pamrih, dan dipublikasikan secara umum sebagai tanda kedekatan Polri dan masyarakat sipil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H