Mohon tunggu...
Andang Kasriadi
Andang Kasriadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Konsultan Teknik dan Pengembang Kefir

Pendidikan Terakhir : S1, Teknik Industri ITB. Pendiri Komunitas Kefir Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Melawan Covid-19

4 Juni 2020   17:39 Diperbarui: 4 Juni 2020   17:41 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Virus Corona (SARS CoV-2)

Virus ini memang berkembang biak sangat cepat, tampaknya toksinitasnya juga lumayan keras. Tapi bukanlah virus yang tangguh, yang mampu bertahan terhadap perlawanan yang tepat. Mungkin virus Hepatitis B jauh lebih kuat, namun serangannya pelan, tapi tidak kalah mematikan. Setiap tahun Hepatitis B menimbulkan korban sekitar 1,5 juta orang di seluruh dunia. Begitupun TBC, bahkan diare saja korbannya malah lebih banyak lagi.

Tidak ada obatnya ?

Ya, dan memang tidak perlu.

Telah menjadi pengetahuan umum bahwa bila masuk ke dalam tubuh manusia maka Virus  hanya bisa dikalahkan oleh "ANTIBODI". Antibodi itu ada dalam tubuh kita, diproduksi secara terus menerus menjaga dari segala macam penyerang (infeksi). Bukan hanya virus, bakteri patogen, jamur/kapang yang tidak dikehendaki juga dilawan oleh antibodi.

Agar kita memiliki antibodi yang memadai, atau disebut bahwa kita memiliki sistem imun yang kuat, cukup dengan menjalankan pola hidup yang sehat saja.

Dengan sistem imun yang baik, andaipun kita terpapar dan terinfeksi virus atau bakteri patogen apapun juga, maka kita bisa saja sama sekali tidak sakit. Kalaupun sakit, hanya ringan saja dan bisa segera sembuh. Perhatikanlah, mereka yang “tumbang” itu adalah yang sistem imunnya lemah, terpapar, terinfeksi dan tidak diobati dengan tepat, maka bisa berakibat fatal. Ini jumlahnya akan relatif kecil. Pandemi 1918-1920 saja, dimana 600 juta orang terpapar & terinfeksi, yang meninggal hanya pada kisaran 50 juta saja. Kondisi saat ini sudah jauh lebih baik.

Bovine Colostrum : Antibodi siap pakai.

Ini yang sering diabaikan. Kolostrum dari hewan ternak adalah antibodi siap pakai, yang ternyata kompatibel dengan antibodi manusia. Dengan demikian, bila satu ketika load dari infeksi cukup besar, maka kita bisa mengonsumsi bovine colostrum ini, yang berfungsi sebagai antibiotika bagi semua patogen.

Bayi sapi, dengan berat sekitar 30 kg,  yang lahir di tempat yang kotor, dan awalnya tidak memiliki imunitas sama sekali, setelah diberi 2 – 4 liter kolostrum segar bisa terbebas dari segala macam paparan dan infeksi patogen. Inilah hal yang istimewa, Tuhan menciptakan hewan ternak yang susunya dapat dikonsumsi manusia dengan sangat aman.

Komunitas Kefir Indonesia (KKI) telah mengolah kolostrum ternak itu menjadi Kefir Kolostrum, sehingga menjadi lebih awet, lebih berkualitas dan turut menjaga eksistensi probiotik dalam saluran cerna manusia.

Kefir Kolostrum terbukti dapat menyembuhkan orang yang terpapar virus corona ini dengan cukup cepat. Beberapa kasus menunjukkan dapat sembuh hanya dalam 3 - 5 hari saja. Yang akan menjadi berat adalah bila terjadi kelambatan pemberian Kefir Kolostrum ini pada pasien, terutama pasien dengan komorbid (komplikasi dengan aneka penyakit lainnya).

Gut microbiota : modulator sistem imun.

Gut microbiota/colon bacteria adalah probiotik yang merupakan modulator atau pengendali sistem imun manusia. Jumlahnya malah melebihi sel tubuh manusia itu sendiri.

Sayangnya, masih sedikit ahli gizi maupun dokter yang menyampaikan eksistensi probiotik atau bakteri baik ini kepada pasiennya. Bakteri ini perlu dipelihara, dengan memberikan bahan makanan yang tepat (prebiotik), dan dijaga dari paparan antibiotik yang berlebihan. Antibiotik berspektrum luas merupakan musuh utama dari probiotik ini, dan akan memperlemah sistem imun .

Berdamai dengan alam.

Kita memang harus "berdamai" dengan alam, termasuk juga berdamai dengan virus corona (bukan dengan covid19).

Tapi berbeda dengan "berdamai" yang dimaksudkan Presiden, yang intinya menyerah terhadap virus corona sampai tersedia vaksinnya (yang belum tentu ada, karena bermutasi terus).

Kita berdamai dengan virus corona sama seperti berdamai dengan segala penghuni alam ini, kasat mata ataupun tidak. Kalau kita masih harus sering cuci tangan, memakai masker, menerapkan “social distancing”, itu bukan berdamai, melainkan kita dijajah dan perilaku kita dikendalikan virus corona.

Berdamai dengan buaya, dengan membiarkan mereka hidup damai di habitatnya. Tapi kalau tiba-tiba masuk ke Rumah Kefir, terpaksalah dihabisi. Begitupun virus corona. Manusia telah diberi perangkat yang sangat memadai untuk melindungi dirinya dari virus apapun, sejauh manusia ini melaksanakan kewajibannya dengan benar untuk melindungi dirinya.

Sudah pasti, virus apapun tidak akan melebihi kekuatan antibodi. Tapi kalau manusia melemahkan sistem imunnya sendiri, sama saja dengan banjir yang melanda dan menimbulkan kerusakan dahsyat karena manusia tidak hidup selaras dengan lingkungan.

Jadi, silakan corona menyelesaikan tugasnya, tapi bila masuk ke tubuh manusia, sistem imun akan segera memusnahkannya. Bila kebetulan setelah terpapar, terinfeksi dan menjadi sakit, karena sistem imun tidak memadai, kita sudah memiliki bala bantuannya, yaitu antibodi dari Al Baqarah, Kolostrum Sapi, dan juga kolostrum dari hewan ternak lain, utamanya kambing.

50 meter dari lokasi kita , terdapat beberapa ekor kucing, anjing, ayam, tikus got, tikus rumah, ribuan serangga mulai dari kecoa, semut, kupu2 dsb, juga milyaran bakteri baik dan jahat. Tetap dalam damai.

Bahkan mengacu pada penelitian di Amerika, pada selembar uang satu dollar ada sekitar 3.000 jenis bakteri, sepertiganya bakteri patogen. Jumlah totalnya puluhan ribu atau bisa jadi jutaan. Selama WFH (Work From Home), banyak yang bersentuhan dengan laptop dengan jumlah bakteri jutaan, lebih banyak dari jumlah bakteri di toilet.

Hidup Sehat Secara Holistik.

Menjaga kesehatan ataupun penyembuhan secara holistik berarti mengintegrasikan semua prasyarat agar kita sehat. Falsafah dasarnya adalah bahwa tubuh dan jiwa kita adalah dokter, pabrik farmasi dan sistem pertahanan yang terbaik.

Kriteria paling sederhana dari kondisi sehat adalah : Makan enak, tidur nyenyak, BAB lancar dan Berat Badan stabil.

Ringkasan operasionalnya:

  1. Makan, minum dengan gizi seimbang untuk menjaga semua komponen tubuh memperoleh pasokan gizi dan nutrisi yang diperlukan. Plus minimal 1 gelas Kefir sehari.
  2. Olah raga, secara tidak langsung melalui gerakan shalat, aktivitas kerja dsb, dan secara langsung melalui senam, jalan kaki,  dsb.
  3. Olah rasa, melalui silaturahmi, mendengarkan musik, menulis/membaca puisi, interaksi dengan alam dsb.
  4. Olah jiwa, melalui ritual keagamaan, belajar/menggali ilmu, meningkatkan rasa syukur, menajamkan empathi dsb.
  5. Olah-Karya dengan bekerja dan menghasilkan nilai tambah bagi hidup & kehidupan.
  6. Olah Lingkungan, dengan menjaga kebersihan, memperoleh udara segar, mendapat paparan sinar matahari dan memelihara kelestarian lingkungan tempat kita hidup dan berktivitas.

Dalam keadaan darurat/sakit, upaya utama agar empat hal pertama dapat dijaga/terlaksana keberlangsungannya, termasuk melalui berbagai bantuan darurat (obat, alat penolong dsb).

Kefir hanya bagian dari point 1 di atas, tapi masalah nutrisi ini merupakan hal yang terpenting, karena tanpa gizi/nutrisi yang benar, rangkaian penyehatan selanjutnya praktis selalu gagal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun