Selain itu dampak bukan hanya merugikan negara saja melainkan bagi diri sendiri. Bayangkan saja, kita nekat masuk ke sebuah negara yang secara bahasa saja sudah beda, bagaimana dengan kebudayaan, kebiasaan, dan lainnya? Apakah kita mampu beradaptasi di negara baru tersebut? Atau lebih parahnya saat kurang mencari informasi, kita bahkan bisa "Dibuang" dari negara tersebut.Â
Penerimaan secara sosial sebagai imigran mungkin akan sulit diterima karena kita masuk ke negara dengan cara yang ilegal. Seperti, seharusnya di US diterapkan aturan untuk bisa masuk ke negara tersebut harus bisa mencapai level kemampuan bahasa inggris tertentu namun karena masuk dengan illegal, hal itu jadi tidak dihiraukan sehingga yang terjadi adalah sehari-hari sangat sulit untuk berkomunikasi dengan warga setempat.Â
Pada akhirnya, para imigran gelap ini dikutip dari US Departement Of Labor, Sebanyak 76,6% Imigran bekerja hanya sebagai buruh.Â
Kecenderungan lainnya yang mungkin terjadi adalah mereka hanya berkomunikasi dengan orang-orang dari budaya sama atau yang disebut enclave etnis. Jika hal tersebut sudah terjadi maka bukannya asimilasi budaya melainkan segregasi bahkan konfilk antar etnis yang muncul.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H