Kata gaul atau biasa kita kenal dengan sebutan bahasa “Slang” adalah sebuah tata bahasa tidak baku yang sifatnya musiman dan dipakai oleh remaja / kelompok sosial di masa tertentu. Biasanya keberadaan bahasa slang ini tidak turun menurun antar generasi karena merupakan “penandaan” menggambarkan suatu keadaan yang tidak semua masyarakat merasakannya. Karena sifatnya tersebut, untuk mengikuti tren kata gaul cukup sulit dilakukan apalagi saat terdapat jarak tahun yang cukup besar. Misalnya saja, ketika bicara dengan orang tua kita mereka tidak akan mengerti apa yang dimaksud dengan kata bucin , mager, dan lainnya karena mereka bersosialisasi di masa yang berbeda dengan kita.
Selain itu aspek budaya dalam penggunaan slang sangat mempengaruhi bagaimana kita bisa beradaptasi atau mengenal budaya lain. Slang menjadi sulit dipahami karena sifatnya yang hanya diketahui oleh orang-orang yang memang sejak awal terbiasa mendengar kata tersebut dalam lingkungannya. Slang juga menunjukan sebenarnya kita adalah bagian dari kelompok masyarakat yang mana / geng yang mana. Maka ketika kita bisa paham slang saat ingin jadi bagian dari budaya tertentu akan terdapat perasaan “diterima”, “bersatu” dengan kelompok budaya barunya.
Melihat dari perkembangan penggunaan bahasa gaul di Indonesia yang pastinya tidak lepas dari aspek bahasa daerah, terdapat banyak sekali variasi di setiap generasi. Berdasarkan hasil wawancara saya dengan orang-orang berusia 40 tahunan keatas, ada beberapa bahasa gaul yang sudah jarang sekali di dengar di zaman sekarang atau bahkan baru pertama kali saya dengar. Berikut 5 bahasa slang yang digunakan zaman dahulu.
1.Titi Dj (hati-hati dijalan)
Penggunakan slang TiTi DJ yang berarti mengucapkan hati-hati dijalan, sudah jarang sekali digunakan. Dahulu penggunaan kata ini seringkali diikuti dengan “Dedi Dores” berarti “hati-hati di jalan, diiringi doa restu”, Pemilihan kata TiTi DJ yang sebenarnya merupakan pelesetan nama penyanyi / diva di Indonesia populer pada tahun 1999 an namun masyarakat menyebutnya seagai kata ketika ada yang mau pergi. Berbeda dengan sekarang, Kita cenderung berkata “take care” atau langsung bicara “ati-ati”. Perbedaan tersebut juga dipengaruhi oleh penggunaan bahasa inggris yang semakin banyak diketahui oleh masyarakat bahkan ada yang menggunakannya sebagai bahasa sehari-hari.
2. Mojok / kikindeuan (Pacaran)
Slang yang berikut ini dipengaruhi oleh unsur bahasa daerah. Dalam bahasa sunda ketika ingin bilang seseorang pacaran / berduaan di tempat umum, bahasa gaul zaman dulu kalimatnya akan seperti berikut “Ah Mojok heula ka bioskop !” Yang artinya kalau bicara menggunakan bahasa gaul zaman sekarang akan jadi kalimat seperti ini “ Ah bucin dulu ke bioskop!”
3. Meneketehe (mana ku tahu)
Mungkin beberapa dari kita masih sempat mendengarnya dalam percakapan. Namun biasanya ketika mendengar orang bicara bahasa slang ini, kita pasti akan menganggap dia dari generasi yang berbeda dengan kita karena kalau di zaman sekarang, alih-aling menyebut “meneketehe” kita lebih sering menyebut “idk (i dont know)” untuk mengungkapkannya. Seperti sebelumnya diungkapan, bisa dilihat jika pengaruh bahasa inggris dalam kehidupan kita seiring berkembangnya zaman, kita secara tidak langsung mengetahui slang secara bahasa internasional juga.
4. Brik (menyusul)
Bahasa gaul yang baru pertama kali saya dengar ketika melakukan wawancara dengan subjek berusia 50 tahunan. Pemilihan kata gaul brik sebenarnya adalah bahasa daerah sunda dan biasa diungkapkan ketika keadaan ini menyusul seseorang / menyatakan kita akan kembali. Contoh kalimatnya “Kamu duluan aja, urang mah brik wae” artinya “Kamu duluan saja, saya akan menyusul”. Dibandingkan dengan bahasa gaul sekarang, kita biasa menggunakan kata “brb (be right back)” Dengan konteks kalimat “brb, makan dulu” berarti “nanti (saya) menyusul, mau makan dulu”.
5. Hebring (keren)
Ketika ingin memuji penampilan orang yang terlihat keren / cantik / tampan, dahulu sering disebutkan kata “Hebring”, berasal dari bahasa sunda dan disebutkan dalam konteks kalimat seperti berikut “Meuni hebring kitu sapatu maneh”. Ungkapan ini masih sering di dengar di daerah Bandung apalagi ketika orang-orang di desa yang menggunakan bahasa sunda di sehari-hari nya namun anak muda sekarang cenderung menyebutkan istilah “Mantul” yang merupakan singkatan dari “Mantap betul” dan biasa diungkapkan dengan kalimat ini “Mantul sepatu kamu!”.
Kesimpulannya, dalam bahasa slang / gaul ini sifat nya berdasarkan waktu, sehingga ketika terjadi perubahan, bahasa-bahasa ini akan mudah hilang dan tergantikan dengan istilah lainnya. Aspek budaya serta teknologi yang semakin memudahkan kita untuk menggunakan bahasa inggris sebagai kata-kata slang membuat perubahan yang signifikan terhadap makna yang dihasilkan dan cara penggunaannya. Oleh karena itu ketika kita ingin mempelajari bahasa slang dalam rangka mempermudah komunikasi antar budaya, kita harus memperhatikan apakah bahasa tersebut sedang digunakan pada zaman sekarang atau orang-orang sudah tidak familiar lagi dengan kata tersebut.
Sumber :
Samovar, L., Porter, Richard. dan McDaniel, Edwin R. (2015). Communication Between Cultures 9th ed. Amerika: Cengage learning
Swastyastu. (2016, Mei 5). Biar Lebih gaul, Baca Yuks Kamus Bahasa Gaul Ini, Aneh-aneh dan Bikin Ngakak. Diakses dari : https://solo.tribunnews.com/2016/05/05/biar-lebih-gaul-baca-yuk-kamus-bahasa-gaul-ini-aneh-aneh-dan-bikin-ngakak?page=6
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H