Mohon tunggu...
S Arif Karennu
S Arif Karennu Mohon Tunggu... Guru - Pemerhati Pendidikan, politik, sosial dan budaya

Anchy

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mimpi Akmal Almy, Membawa Tim Sepak Bola Kampung Halamannya di Kancah Nasional

21 Agustus 2019   08:01 Diperbarui: 21 Agustus 2019   10:53 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mamal! Begitu Muh. Akmal Almy biasa disapa. Namanya satu tahun terakhir cukup sering diperbincangkan, terutama di dunia sepak bola tanah air. Ia mulai santer jadi buah bibir pecinta si kulit bundar, setelah klub kebanggan masyarakat Sumsel, Sriwijaya FC pada tahun 2018, merekrutnya sebagai pelatih fisik.

Berkiprah di dunia sepak bola, tentu bukan perkara mudah. Tidak instan, butuh proses. Akmal, pada deretan nama coach Sriwijaya, tentunya tidak serta-merta hadir. Potensi dan keilmuannya, salah satu pertimbangan.

DOKPRI
DOKPRI
Alumnus Magister olahraga pasca sarjana Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini, mulai terekam jejaknya, setelah ia sukses mendirikan club sepak bola putra-putri villa star, dan berhasil mengorbitkan bintang sepak bola wanita, Yuliani Wijaya, pemain belakang timnas putri, yang kini sedang berlaga pada AFF Women Championship di Thailand 15 -- 24 Agustus 2019.

Yuliani Wijaya, pemain timnas putri - DOKPRI
Yuliani Wijaya, pemain timnas putri - DOKPRI
Kecintaan pria kelahiran 1987 ini dengan sepak bola, sudah terlihat sejak masih di bangku SMA. Muh. Akmal Almy bahkan dengan kenekatannya, menggelar turnamen sepak bola dengan dana pribadi, mengantar surat undangan sendiri, dan turut serta jadi wasit pada turnamen yang dihelatnya.

Dosen yang mengampuh mata kuliah Psikologi Olahraga dan Praktek Sepakbola Lanjutan di Univ. PGRI Palembang ini, dikenal luwes dan senang berbagi pengetahuan. Dimana saja, terutama pengetahuan sepak bola, ia tidak ragu membagi ilmunya.

Pada suatu kesempatan, saat ia memenuhi undangan rekannya, guru olahraga di Luwu. Sambil berbincang lepas di warkop de ruds (20/08/2019). Ia tidak berpikir panjang. "Begitu mendapat undangan jadi pemateri workshop latihan fisik, oleh teman-teman MGMP PJOK Kab. Luwu, saya langsung mengiyakan, ucapnya.

"Saya tergugah dan bangga dengan ide sahabat di Luwu. Menghadirkan guru-guru olahraga sekolah, baik SMP maupun SMA, bahkan ada dari kalangan umum, untuk berbagi pengetahuan latihan fisik pelatih sepak bola, nantinya akan diterapkan pada siswa, maupun pemuda disetiap klub, tutur putra Alimuddin Jamal itu penuh haru.

Mengajaknya kembali mengisahkan kendala yang ia hadapi kala melatih pemain-pemain bintang Sriwijaya FC. Putra kebanggaan ibu Mulyani Abidin itu, sejenak menghela nafas pelan. Menurutnya, bukan hal muda melatih pemain bintang, yang sudah punya segudang pengalaman di jagad sepak bola tana air.

Sebut saja Beta Gonzalves (madura utd), Esteban Viscarra (persib), Manucher Dzalilov (persebaya) serta Zulfiandi (timnas/madura utd). Eks pemain bintang yang pernah merumput, memperkuat pasukan Elang Andalas Laskar Wong Kito julukan Sriwijaya FC itu, punya cerita menarik bersama Akmal.

Penerapan kurikulum filanesia, teknik priodesasi atau dalam bahasa Spanyol dikenal dengan istilah rondo , dalam melatih, ia kisahkan pernah dikomplain, terutama dari pemain asing. Dengan tenang ia merespon protes para pemainnya.

DOKPRI
DOKPRI
Menurutnya, teori sepak bola moderen mestinya holistik, yaitu menggabungkan semua unsur latihan, fisik juga strategi dan taktik. Pemanasan, langsung berhadapan dengan bola. Dalam istilah sepak bola Indonesia, dikenal dengan sebutan kucing-kucingan.

Pada kurikulum tersebut, ada 3 item komponen fisik yang dilatih, yaitu strength (kekuatan), endurance (daya tahan), serta speed atau kecepatan.  Muatan kurikulum filanesia itulah yang bedakan dengan kurikulum lama, yang memisahkan antara latihan fisik dan teknik.

Varian Snack, juga coffee jadi pelengkap diskusi bersama Akmal beserta rekan panitia workshop di ruds. Alumnus UNM itu, sesekali mengungkap mimpi-mimpi besarnya dengan sepak bola di Luwu. Ia sangat berharap PS Luwu, kelak akan tampil dikancah sepak bola nasional, minimal di Liga II.

"Saya sangat merindukan lahirnya generasi pesepak bola bertalenta dari tana kelahiran kita, Luwu tercinta, berkiprah pada tingkat nasional, PS Luwu misalnya, paling tidak berlaga di liga II, ucapnya penuh harap.

"Juga saya sangat berharap, ide mulia sahabat sekalian pada kegiatan workshop kali ini, sebagai pemantik mewujudkan mimpi besar kita, melahirkan bintang-bintang baru, pesepak bola handal dari Luwu ini, silahkan berkreasi, dengan segenap kemampuan, saya akan total membantu, pintanya penuh semangat.

Dalam benak Akmal, ia yakin di Luwu ini, banyak pemain muda yang memiliki potensi besar, mengukir prestasi didunia sepak bola. Tantangannya adalah keseriusan menyiapkan bibit melalui edukasi berjenjang. Support pemerintah daerah sudah pasti dibutuhkan.

Akbar Sunali, senior Akmal saat mengenyam ilmu di UNM, mengapresiasi semangat kerinduan juniornya itu akan prestasi generasi muda Luwu di dunia sepak bola pada masa-masa mendatang. "Ini adalah peluang, sekaligus tantangan, kata Akbar.

"Peluang kita, ada adinda Akmal yang sudah punya pengalaman dan jaringan didunia sepak bola tanah air, dan siap meluangkan waktu, membagi pengetahuan, juga siap ikut melatih, bahkan berupayah menghadirkan pemain bintang timnas, sebagai penyemangat. Tantangannya, siap kah kita menjawabnya dengan tindakan nyata?, Jika ya, bismillah, mari kita wujudkan, ajak Akbar.

Diskusi semakin alot. Silih-berganti mendebat satu dengan yang lainnya. Kehadiran Akmal minimal membuka inspirasi sahabat-sahabatnya. Bercengkrama dalam balutan silaturahmi sesama alumni jurusan olahraga UNM, membungkus ide lahirnya Luwu Sport Education Center, wadah mengorbitkan generasi berprestasi dibidang olahraga.

Bincang lepas Akmal beserta para sahabatnya, harus Jedah oleh putaran waktu yang kian mendekati dini hari. Benak masing-masing kepala dihinggapi mimpi yang harus diwujudkan, demi Luwu tambah baik. Semoga!

Belopa, 21 Agustus 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun