Mohon tunggu...
Anbier Rubby P.
Anbier Rubby P. Mohon Tunggu... -

Visit my blog at WISDOM AND LEAD

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tanah Surga, Indonesia

4 Desember 2015   09:12 Diperbarui: 4 Desember 2015   09:34 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu asa, satu rasa, dan satu cinta untuk kita semua, Bangsa Indonesia (WS)

“Berjuang! Maju! Serang!”
Inilah kata-kata yang mungkin berkali-kali terulang di benak dan mulut para pejuang Bangsa Indonesia kala itu. Asa, rasa, dan cinta yang melekat begitu kuat di hati mereka  untuk suatu bangsa yang besar, makmur dan memimpin, yang layak mereka perjuangkan.

Akan tetapi, jika melihat kondisi Negara Indonesia yang saat ini, kondisi yang tentunya tidak diharapkan oleh bapak-bapak pendiri bangsa kita ini. Ini bukan Indonesia yang mereka perjuangkan. Indonesia yang mereka perjuangkan adalah Indonesia yang makmur dan bersahaja, baik karena kekayaan alamnya, mau pun dan terlebih lagi orang-orangnya. Ya, kita, bangsa Indonesia. Tuhan memberikan dan mempercayakan kekayaan alam yang dahsyat bagi kita karena Tuhan tahu kita mampu mengelolanya.

Kualitas kekayaan yang besar berbanding lurus dengan kualitas orang yang mengusahakannya. Seberapa besar kekayaan yang ada, sebesar itulah orang-orang yang mengelolanya dengan pikiran-pikiran mereka yang cerdas. Ya, ini sungguh benar, inilah gambaran yang juga dilihat dan dipercayai oleh bapak-bapak bangsa ini bersama semua pejuangnnya, sebagai suatu karunia yang menghasilkan sebuah harapan nyata yang diberikan Tuhan kepada mereka waktu itu.

Suatu harapan besar yang terlihat dan terlintas beribu-ribu kali di benak mereka, yang membuat mereka terus berjuang sampai akhir hayat mereka, di titik darah penghabisan. Sebuah perjuangan untuk sebuah Negara yang layak ditempati dan diteruskan dengan nilai-nilai kebangsaan yang sama dengan yang mereka peluk.

Apakah bangsa itu? Siapakah Bangsa Indonesia itu?
Kamu tahu? Mereka tahu? Lebih lagi, apakah kita tahu?


Tidak! Kita tidak tahu. Sepertinya kita benar-benar sudah melupakan secara total apa itu Bangsa Indonesia dan siapakah Bangsa Indonesia itu. Kita sudah benar-benar lupa bagaimana perjuangan mati-matian para pejuang kita dulu untuk Indonesia yang makmur dan merdeka, secara fisik dan mental. Kita tidak tahu bahwa Bangsa Indonesia adalah kita, orang-orangnya, yang mengelola kekayaan alamnya yang Tuhan percayakan berdiam di tanah kita. Sayangnya “mereka” tahu, mereka tahu bahwa kita tidak tahu tentang Bangsa Indonesia dan kekayaan alamnya. Inilah jalan masuk mereka, saudara-saudaraku.

Apakah ini, keadaan Indonesia sekarang, yang akan menjadi akhir perjalanannya? Apakah keadaan  ini pernah terlintas di benak bapak-bapak pendiri dan semua pejuang bangsa ini?

Tidak, tentu tidak saudara-saudaraku! Keadaan ini hanyalah bagian dari proses perjalanan bangsa kita menuju destinasinya, bangsa yang merdeka, makmur dan memimpin. Indonesia akan memasuki kondisi kehidupan surga, ya paradise, seperti kata Ir. Soekarno di salah satu suratnya bagi penerus-penerus bangsa ini.

Bertahanlah, terus berjuang, saudara-saudaraku!
Kita bersama-sama, di mana pun kamu dan saya berada, di negeri ini, kita teruskan perjuangan ini untuk menjadikan bangsa kita ini menjadi seperti gambaran dan harapan yang ada di para pejuang kita dulu, sebagaimana sudah didestinasikan Tuhan bagi bangsa ini.

Berhenti? Tidak, saudaraku, tidak! Kita tidak akan berhenti. Keadaan ini hanya sementara. Injinkan saya mengutip perkataan Bung Hatta untuk kita: “Engkau mempunyai tanah air yang besar! Engkau turunan suatu bangsa yang besar, yang sejarahnya gilang-gemilang di masa dahulu.”


Jangan biarkan kondisi ini memecah belah persatuan kita secara internal, yang sudah dengan bayaran nyawa dan susah payah tentunya, diperjuangkan oleh pendahulu-pendahulu bangsa ini, leluhur kita. Jangan mau diadu domba, jangan mau terhimpit oleh keadaan ini. Kita ditakdirkan untuk menjadi satu, bukan terpisah-pisah. Indonesia adalah satu yang terdiri dari pulau-pulau dan budaya-budaya. Bhineka Tungal Ika.

Ini perjuangan kita bersama untuk menikmati keberhasilan bersama-sama juga. Ini bukan kesuksesan perseorangan, tiada gunanya jika hanya buat seorang saja kesuksesan itu. Sukses seorang tidak menjamin satu bangsa sukses, tetapi satu bangsa sukses menjamin perseorangannya sukses.

Untuk kali ini, dari sudut pandang ini, baik bagi kita untuk melihat ke belakang, merenungkannya, timbulkan lagi ingatan-ingatan akan perjuangan awal bangsa ini untuk merdeka, di mana kejadian-kejadian perjuangan itu akan membakar lagi semangat juang kita untuk sampai di paradise Indonesia.

Tulisan ini pun, karya seni tulis ini, adalah tulisan yang murni, yang bertujuan untuk memangil kembali semangat persatuan pemuda Indonesia yang adalah juru bicara perasaan rakyat, penerus bangsa ini. Mari berkreasi, saudara-saudaraku, pemuda Indonesia.

#Indonesia #Pancasila #BhinekaTunggalIka #Pemuda #Paradise

Tanah Surga, Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun