Mohon tunggu...
Anastasia Sundari
Anastasia Sundari Mohon Tunggu... TKI -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Darimu Paulo Coelho Part 2

23 Juni 2016   22:09 Diperbarui: 23 Juni 2016   22:17 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menjadi TKI yang bekerja jauh dari keluarga adalah pekerjaan yang tak pernah saya idam-idamkan..But tetapi..ini memang stu episode yang cukup sulit bagi saya.Hidup dinegara orang dengan bahasa,makanan,iklim,cara hidup yang jelas berbeda dengan tanah air membuat saya terkadang tak jarang mengeluh dan seolah iangin segera berakhir.Namun di episode tersulit ini masa sie aku harus terus mengeluh,sekali lagi belajar itu tak selalu melulu dibangku sekolahan.Belajar bisa dmanapun dan juga dengan siapapun.

Nha..salah satu pelajaran dari episode tersulit saya ini adalah belajar hidup secara internasional dengan sesama.Maksudnya gimana sie,,hidup internasional?maksudnya adalah...hidup berdampingan dengan oerang dari berbagai bangsa dan negara itu sudah hal wajar bagiku.Satu meja makan dengan orang Amerika,mengantri toilet dengan orang Eropa dll..sudah bukan hal aneh lagi,,ya inilah salah satu pelajaran dari episode ini.

@Kepedihan hati merupakan bagian dari sebuah proses yang alami.

Hidup itu berjalan dengan rangkain peristiwa-peristiwa yang terangkai menjadi satu babak yang namanya kehidupan.Ada saat kita menangis,ada saat kita tertawa terbahak-bahak,ada saat memberi,ada saatnya jg menerima.Untuk menjadi pribadi yang kuat dan handal,kita ditempa dengan berbagai kisah kehidupan.

Proses tempaan itu terkadang memang menguras air mata dan juga memedihkan jiwa raga.Namun itulah proses,kalo kita tadak mau taat dengan proses yang kita harus hadapi,mustahil kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik.Yang ada kita akan tetap menjadi pribadi yg begini-begitni saja,itu lebih baik..namun bisa juga kita bisa menjadi yang lebih buruk..itu sangat berbahaya..Kepedihan setelah diputus oleh kekasih itu wajar,nha klo malah bahagia dan terbahak-bahak setelah ditinggal mati oleh orang yang kita kasihi..gak wajar kan,,,

@Setiap orang yang memiliki rasa,tahu pasti bahwa mereka bisa meresapi nikmatnya bercumbu,tanpa harus benar-benar menyentuh orang yang ingin dicumbuinya.

Eiiittsss...jangan mikir aneh-aneh dulu ya...bercumbu adalah salah satu ungkapan cinta seseorang terhadap pasanganya.Meresapi nikmatny bercumbu tanpa bercumbu yang sesungguhnya...masa sie..ga percaya..buktikan..lohhh..tunggu dulu.Misal kita melihat iklan mie goreng,dengan telor setengah matang,beberapa helai sayuran,paha ayam(kayak di iklan ituh)dan cabe 2 biji dipotong serong..hemmmm,,,lidah serasa bergoyang..menelan ludah deh..nhaa..seperti itulah mksud kalimat diatas..hehehe

@Kepedihan akan menakutkan jika dia menampakkan wajah aslinya,tapi sangat mengoda jika dia hadir berkedok pengorbanan atau kebajikan.

Bertopeng...pernahkah anda "bertopeng"?Terlahir dari keluarga biasa,dan pas-pasan,kemudian menjadi wanita malam...menyedihkan..bahkan banyak yang menhujatnya dan menganggapnya sebagai pekerjaan kotor dan berdosa.Namun jika ia melakukan itu untuk menghidupi keluarganya..dan juga membantu orang lain.

Pekerjaan sebagai wanita malam itu tidak diketahui keluarganya,dan mereka bahagia dengan keberhasilan hasil pekerjaan itu..namun jika pekerjaan itu diketahui dengan sebenarnya...masihkan ia diterima?banyak dari kita menggunakan topeng-topeng demi menutupi kesedihan dan penderitaan kita.

Bersukacita sepanjang waktu,tersenyum bahagia ditengah masalah yang bertubi,terbahak-bahak dengan keluarga dikala drundung setumpuk masalah kantor dsb,,,dan masih banyak bentuk topeng-topeng kehidupan kita..Tampil menawan dengan senyum lebar,itulah slah satu ekspresi menyembunyikan kepedihan...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun