Hidup itu penuh warna Hitam dan putih menjadi cerita Bertemanlah dengan kemiskinan, maka kita akan merasa kaya Bertemulah dengan kekurangan, maka kita akan menemukan bahwa tak ada kehidupan yang sempurna
[caption id="" align="aligncenter" width="314" caption="Tersenyumlah, my litle brother"][/caption]
Tersenyumlah
Semoga dalam senyummu ada bungah yang membuncah
Ada bahagia yang kau curah
Bukan senyum duka
Yang di hatimu kau simpan luka
[caption id="" align="aligncenter" width="296" caption="Jendela Pagi"][/caption]
Bukalah pagimu
Lihatlah duniamu
Melalui jendela kamarmu
[caption id="" align="aligncenter" width="512" caption="Sarapan pagi"]
Temani pagi
Dengan secangkir kopi
Ada Sedikit kudapan yang menemani
[caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="Sandwich"]
Tak hanya kudapan pagi
Ada juga kepingan roti
Yang bisa dinikmati
[caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="Kembang"]
Lihatlah sebentar kebelakang
Mungkin ada yang bisa menjadi pandangan
Ada kembang setangkai pada pepohonan
Sebelum  menjadi bebuahan
Ianya adalah nikmat Tuhan
[caption id="" align="aligncenter" width="430" caption="Mawar"]
Bukankah, mawar itu merah warnanya?
Lantas kenapa kalau kini ia berubah warnanya?
Ah, bukan mawar itu namanya
Kenapa selalu berharap kalau mawar itu merah?
Bukankah ada juga mawar putih?
Tapi bukan gelap begitu yang aku inginkan
Ah, engkau. Terlalu berharap rupanya
Lihatlah, meski gelap mawar itu berwarna
Tapi ada titik-titik embun sisa hujan bersamanya
[caption id="" align="aligncenter" width="512" caption="Bertunas"]
Ia terbuang
Di tepian pantai ia terbiar
Mengering dan menua di bawah matahari yang bersinar
Tapi, ia masih bertunas
[caption id="" align="aligncenter" width="512" caption="Pasir"]
Mungkin,
Awalnya adalah kelakuaan sebagian dari kita
Membuang sampah merata-rata
Dibuang begitu saja setelah melahap isinya
Sang kelapa merana (lebay) :D
Tapi lihatlah, ada pasir yang melekat menemaninya
[caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="Pelita"]
Mampukah kita seperti pelita?
Menjadi penerang dalam kegelapan
Tak usahlah berharap menerangi sekitarnya
Tapi menjadi penerang dalam diri kita
Mungkin,
Ada kalanya kita seperti pohon itu
Meranggas dan mengering
Daunnya jatuh satu-satu
Seperti itulah kita
Satu demi satu digerogoti usia
Sampai ke tua
Atau gugur layu, ketika masih muda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H