Mohon tunggu...
Anazkia
Anazkia Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Fansnya Anuar Zain, suka baca buku, suka baking, acap berkicau pendek di Twitter @anazkia dan kadang di anazkia.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Arif Lukman Hakim, Pengajar Muda Kita di Papua

22 Desember 2011   04:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:55 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya juga kadang sering ngobrol dan bertanya-tanya bagaimana dengan keadaan lingkungan sekolah di sana. katanya tak banyak buku, katanya hanya ada dua orang guru. Dan katanya-katanya lainnya. Awal bulan Agustus lalu, saya mengirim surat dengan tulisan tangan buat anak-anak muridnya. Tentunya, tak hanya saya, karena puluhan, atau ratusan surat elektronik mungkin saja telah sampai ke Karas sana ketika Pak Guru menuliskan, Surat Dari muridku, Ayo Dibalas.

[caption id="attachment_150511" align="aligncenter" width="563" caption="Menunggu surat dari papua, yang sudah sampai ke Jakarta. Siapakah kiranya yang akan menang dalam lomba menulis surat ini? #penasaran"][/caption]

Bulan Oktober, surat yang saya kirim akhirnya sampai ke tangan Pak Guru. Surat yang mengabarkan kalau saya ingin berkenalan dengan anak muridnya. Ah, sewaktu kabar itu sampai ke telinga saya, saya sangat gembira. Tentunya, saya sangat berharap surat itu dibalas oleh anak-anak muridnya.

Mengetahui kabar, mendengar cerita yang sesungguhnya dari pak Guru, menggerakan hati saya untuk menghubungi beberapa rekan-rekan blogger senior dalam program Blogger Hibah Sejuta Buku. Awalnya program ini digawangi oleh sahabat blogger saya di Pekanbaru tahun 2009 lalu. Di mana kami bahu membahu mengumpulkan beberapa buku, kemudian disalurkan ke daerah terpencil. Namanya terlihat heboh, Hibah Sejuta Buku, tapi target kami bukan pada jumlah bukunya namun pada semangat yang berjuta dari teman-teman blogger semuanya.

Tenggat waktu selama hampir tiga bulan sudah kami lewati. Selama ini beberapa buku sudah terkumpul, dari beberapa volunteer, Jakarta, Malang, Bogor, Pekanbaru. Insya Allah buku akan kami satukan dan dikumpulkan oleh teman-teman di Penyala Fakfak yang bahu membahu mengkoordinir pengumpulan buku di Jakarta yang nantinya akan dikirim ke Karas sana, ke tempatnya Pak Guru. Sampaikah sejuta buku? Tidak, sama sekali tidak sampai, bahkan tidak 20%nya. Tapi seperti niat kami di awal, bukan hanya pada buku yang sejuta, tapi pada harap yang berjuta. Harapan untuk membantu sesama anak bangsa di belahan bumi Indonesia.

2 Desember lalu, saya menonton program Indonesia Mengajar di kick Andy melalui streaming mivotv. Malam itu, sebelumnya saya bercanda di lapak facebooknya Pak Guru bersama dengan juniornya. Iseng, saya menyebut dan mengusik nama salah seorang anak yang ditulisnya di buku Relawan Merapi, Bima. Seorang anak yang membuat saya berselancar di dunia facebook mencari fotonya. Sebetulnya, tak hanya Bima, tapi juga teman-teman Pak Guru lainnya, Mas Wid, Mbak Nurul Hidayah dan lain-lain.

Melihat duka Pak Guru, sedikit saya masih mengusiknya, yang akhirnya Pak Guru menuliskan, "Loro (sakit) lan loru (sakit banget) kalau ingat Merapi mbak, mbebek (sesak di dada) rasanya."

Ah, saya betul-betul berhenti mengusiknya serta meminta maaf. Ada yang membuat saya betul-betul menitikan air mata atas kalimatnya, "iya,  Mbak, aku akan menuntaskan ceritaku, cerita hidupku, cerita saudara-saudaraku di Merapi nanti sepulangku dari Papua. Mungkin ini hidup yang harus kujalani Mbak, menitipkan banyak hati di banyak tempat, jadi setiap mengenang sketsa-sketsa wilayah tempatku berpetualang, seolah kepala melayang...."

Pak Guru, saya bangga dapat mengenalmu, tapi sungguh saya membencimu ketika dalam beberapa komentar, Pak Guru selalu menuliskan, "Ditunggu di Papua," atau kalimat-kalimat serupa "Sampai jumpa di Papua" Ingin rasanya melempar bakiak kepada pak Guru. Tetapi, saya akan menunggu kedatangan Pak Guru bersama adik ipar di Cilegon. #kaburrrr

Terimakasih buat teman-teman yang terlibat dalam program blogger hibah sejuta buku. Teman-teman volunteer, Mas Erick- Bogor, Arrian-Malang, Saidy-Jakarta, temen-temen blogger bertuah Pekanbaru, teman-teman di multiply, blogspot, kompasianer dan semua teman-teman blogger dan netter yang telah mengirimkan bukunya kepada kami semua. Program Blogger Hibah Sejuta Buku ini akan berakhir pada akhir bulan desember.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun